Sucikah Keramik Terkena Najis Ketika Sudah Kering?

Sucikah Keramik Terkena Najis Ketika Sudah Kering?

Pertanyaan: Sucikah Keramik Terkena Najis Ketika Sudah Kering?

Dalam kitab Al Fiqh ‘ala Madzahib al Arab’ah (I/17) terdapat redaksi:

الحنفية قالوا: … وتطهر الأرض أيضا باليبس، فلا يجب في تطهيرها الماء.

Bacaan Lainnya

“Hanafiyyah berpendapat: … dan tanah juga bisa suci sebab kering, sehingga untuk menyucikannya tidak wajib menggunakan air.”

Apakah lantai keramik dan semisalnya juga dapat suci sebab kering sebagaimana tanah yang dijelaskan dalam redaksi tersebut?

Jawaban atas pertanyaan sucikah keramik terkena najis ketika sudah kering?

Ya, lantai keramik dan semisalnya yang terkena najis juga dapat suci  sebab kering, baik karena terkena terik matahari, tertiup angin, atau  seiring lewatnya waktu. Hal tersebut dengan syarat: Bekas najis sudah hilang seperti warna dan baunya.

Barang tersebut terpasang secara permanen, jika hanya diletakkan (ditumpangne) atau sudah rusak dan terlepas maka tidak termasuk di dalamnya.

Beberapa pertimbangan:

Syafi’iyyah, di antaranya:

Imam Syafi’i dalam Qaul Qadim dan kitab Al Imla’ menyatakan bahwa  tanah di tempat yang datar yang terkena najis cair dapat suci ketika  terkena panas matahari dan tertiup angin, sehingga bekas najisnya  hilang. Menurut an-Nawawi qaul ini berstatus muqabil al-ashah. Sementara  menurut ar-Rafi’i pendapat ini juga memasukkan hilangnya najis karena  seiring lewatnya waktu.

Al-Faurani yang menyatakan bahwa  Pakaian yang terkena najis juga bisa suci sebab kering meskipun tidak  terkena panas matahari. Demikian menurut pendapat yang dha’if.

Hanafiyyah, di antaranya: Abu Hanifah, Abu Yusuf, dan al Hasan as  Syaibani, berpendapat sebagaimana as Syafi’i. Namun menurut Ulama Irak,  pendapat as Syafi’i, Abu Hanifah dan kedua muridnya tersebut, bila memang hilangnya najis karena terkena terik matahari dan tertiup angin.

Referensi:

الدر المختار شرح تنوير الأبصار في فقه مذهب الإمام أبي حنيفة (1/ 311

 ( و ) تطهر ( أرض ) بخلاف نحو بساط ( بيبسها ) أي جفافها ولو بريح ( وذهاب  أثرها كلون ) وريح ( ل ) أجل ( صلاة ) عليها ( لا لتيمم ) بها لأن المشروط  لها الطهارة وله الطهورية ( و ) حكم ( آجر ) ونحوه كلبن ( مفروش وخص )  بالخاء تحجيرة سطح ( وشجر وكلأ قائمين في أرض كذلك أي كأرض فيطهر بجفاف  وكذا كل ما كان ثابتا فيها لأخذه حكمها باتصاله بها فالمنفصل يغسل لا غير  إلا حجرا خشنا كرحى فكأرض.

المجموع شرح المهذب، ٢/ ٥٩٦:

قال المصنف رحمه الله   * [ إذا أصاب الارض نجاسة ذائبة في موضع ضاح فطلعت عليه الشمس وهبت عليه  الريح فذهب اثرها ففيه قولان قال في القديم والاملاء يطهر لانه لم يبق شئ  من النجاسة فهو كما لو غسل بالماء

Wallahu a’lam.  Semoga bermanfaat.

[ Ustadz Kang Dul, Hasil rumusan FKSL]

Sumber Baca Disini
Silahkan baca juga artikel terkait.

Pos terkait