Surat Sakti Gus Maksum Lirboyo Kepada Pemabuk Berat yang Sering ke Lokalisasi.
KH Maksum Jauhari Lirboyo adalah sosok ulama besar yang selain dikenal luas ilmunya juga sakti mandraguna. Sosok Gus Maksum, panggilan akrabnya, adalah kiai yang ramah dan berkepribadian unik . Dalam kesehariannya, ulama yang dikenal sebagai guru besar Pagar Nusa ini selalu memiliki gaya berpenampilan yang menarik, berambut gondrog berpakaian seadanya dan selalu bersandal bakiak.
Sehari-harinya selain mengaji dengan para santri, Gus Maksum juga gemar olah belah diri, pencak silat, tekun dalam mengasah kemampuan seni kanuragan dan fisik. Gus Maksum lahir pada 08 Agustus 1944 ini memang sudah terlahir dari keluarga tokoh ulama besar. Kakeknya adalah Mbah Abdul Karim, pendiri Pesantren Lirboyo Kediri.
Luasnya ilmu Gus Maksum tak bisa dilepaskan dari sanad keilmuannya. Para gurunya adalah;
1. Kyai Jamaludin Batokan
2. Kyai Muhammad Batokan/Mbah Jipang (Istilah Ngaji Gampang)
3. Kyai Mansur Kali Pucung Blitar ( Kakek Gus Maksum dari bapak)
4. Kyai Ahmad Kemuning Kediri
5. Kyai Ibrahim Banjar Melati Kediri
6. Habib Jufri Mrican Kediri
7. Habib Baharun Mrican Kediri (Ijazah rambut api)
8. Kyai Mahrus Ali dan Kyai Ya’kub (Lirboyo)
9. Kyai Ilyas ( Pesantren Buntet Cirebon , jawa barat) -Masih keturunan Kyai Abbas Cirebon.
10. Kyai Busro ( Pesantren Buntet Cirebon , jawa barat) -Masih keturunan Kyai Abbas Cirebon.
Namun pertama kali Gus Maksum mengenal dan belajar silat adalah dari seorang pesilat pengembara dari Rengas Dengklok, Kerawang Jawa Barat yang bernama A. Fathoni.
Pada usia yang masih cukup muda, Gus Maksum sudah memiliki keistimewaan dalam kehidupan sehari-harinya. Bukan hanya itu, bahkan pada waktu masih bayi pun Gus Maksum sudah menunjukan keistimewaan sebagai manusia yang nantinya berguna bagi bangsa dan agama.
Surat Sakti Gus Maksum
Pada suatu hari, ada seorang tamu dari Semarang. Tamu itu mengeluhkan kelakuan putranya yang suka mabuk-mabukan dan sering pergi kelokalisasi, bahkan putranya sering mengancam akan membunuh orang tuanya sendiri. Dia sangat bersedih, bingung, tak tau harus bagaimana.
Karena sudah tak tahan melihat kelakuan putranya itu, ia pergi ke Kediri untuk sowan kepada Gus Maksum di Pesantren Lirboyo. Ia sangat berharap mendapatkan obat untuk kesembuhan perilaku anaknya. Sayangnya, yang diharapkan malah tidak dipenuhi Gus Maksum, karena Gus Maksum hanya membuatkan sepucuk surat untuk dibawa pulang agar dibacakan kepada anaknya.
Walaupun orang tua itu bingung karena obat yang diharapkannya tidak diberi, ia tetap melakukan apa yang diperintahkan Gus Maksum dengan menyampaikan surat itu kepada anaknya. Dan begitulah, setelah surat itu dibacakan kepada anaknya, dalam waktu singkat kelakuan anaknya yang sebelumnya tidak bisa dikendalikan perlahan berubah. Singkatnya kelakuan anak itu tidak lagi nakal seperti dulu.
Orang itu akhirnya sangat bersyukur kepada Allah atas surat saksi Gus Maksum itu. Anaknya bisa meninggalkan perilaku buruk yang sangat membahayakan hidupnya.
Itulah salah satu karomah Gus Maksum Lirboyo. Walaupun dikenal kiai yang sakti, tapi hidupnya diabdikan untuk kemaslahatan umat. Setiap hari Gus Maksum selalu mengaji dan melayani masyarakat luas.
Demikian kisah Surat Sakti Gus Maksum Lirboyo Kepada Pemabuk Berat yang Sering ke Lokalisasi, semoga manfaat.
(Mukhlisin)