Tatacara Aqiqah dan Menamai Bayi atau Tasmiyah
Assalamu alaikum Wr. Wb.
Alhmadulillah, istri saya baru saja melahirkan seorang putra dengan selamat dan sehat. Berkenaan dengan kelahiran putra saya, ada beberapa hal yang saya ingin tanyakan.
Apa dan bagaimana tata cara tasmiyah (memberi nama)? Setelah berapa hari kelahiran sebaiknya dilakukan?
Apa dan bagaimana penjelasan tentang aqiqahnya? Bolehkah acara tasmiyah (memberi nama) dilakukan bareng dengan acara Aqiqahnya?
Jawaban atas pertanyaan
Wa’alaikum salam Wr. Wb.
Sunnah memberi nama pada hari ketujuh saat penyembelihan hewan aqiqoh, dan nama yang afdhol adalah Abdullah dan Abdur Rahman, memakai nama nabi atau malaikat juga tidak makruh bahkan nama Nabi Muhamamd terdapat keutamaan di dalamnya. Haram hukumnya menamai anak dengan nama rajanya para raja, qodhinya para qodhi dan hakimnya para hakim, begitu juga haram memberi nama anak dengan nama Abdun Nabi (hambanya nabi), jarulloh (tetangganya Allah) dan haram di kuniyahi Abul Qosim.
Kitab Fathul Mu’in (1/304:
وأن يذبح سابع ولادته ويسمى فيه وإن مات قبله بل يسن تسمية سقط بلغ زمن نفخ الروح.وأفضل الأسماء: عبد الله وعبد الرحمن ولا يكره اسم نبي أو ملك بل جاء في التسمية بمحمد فضائل علية.ويحرم التسمية بملك الملوك وقاضي القضاة وحاكم الحكام.
Aqiqoh menurut bahasa adalah rambut yang ada dikepala bayi waktu dilahirkan, menurut syara’ aqiqoh adalah menyembelih hewan ketika memotong rambutnya bayi. Dasarnya adalah banyak hadis, di ataranya hadis: “seorang anak tergadaikan dengan aqiqohnya, yang disembelih atasnya pada hari ke 7 dan rambutnya dicukur “dan juga hadis bahwa Nabi shollallohu alaihi wasallam memerintahkan untuk menamai bayi pada hari ketujuhnya.
Kedua hadis terseutb diriwayatkan oleh Imam Turmudzi, hadis yang pertama Imam Turmudzi berkata bahwa hadisnya hasan shohih dan hadis kedua hasan.
Kitab Asnal Matholib (1/ 547):
بَابُ الْعَقِيقَةِمن عَقَّ يَعِقُّ بِكَسْرِ الْعَيْنِ وَضَمِّهَا وَهِيَ لُغَةً الشَّعْرُ الذي على رَأْسِ الْوَلَدِ حين وِلَادَتِهِ وَشَرْعًا يُذْبَحُ عِنْدَ حَلْقِ شَعْرِهِ لِأَنَّ مَذْبَحَهُ يُعَقُّ أَيْ يُشَقُّ وَيُقْطَعُ وَلِأَنَّ الشَّعْرَ يُحْلَقُ إذْ ذَاكَ وَالْأَصْلُ فيها أَخْبَارٌ كَخَبَرِ الْغُلَامُ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عنه يوم السَّابِعِ وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ وَيُسَمَّى وَكَخَبَرِ أَنَّهُ صلى اللَّهُ عليه وسلم أَمَرَ بِتَسْمِيَةِ الْمَوْلُودِ يوم سَابِعِهِ وَوَضْعِ الْأَذَى عنه وَالْعَقِّ رَوَاهُمَا التِّرْمِذِيُّ وقال في الْأَوَّلِ حَسَنٌ صَحِيحٌ وفي الثَّانِي حَسَنٌ
Boleh, bahkan itu yang afdhol, yaitu aqiqah pada hari ketujuh sekalian memotong rambut dan memberinya nama.
Kitab minhajul qowim (1/ 310-311):
“والأفضل” ذبحها “في اليوم السابع” من الولادة فيدخل يومها في الحسابالي ان قال”و” يسن “حلق شعره بعد الذبح” كما في الحج وأن يكون كالتسمية يوم السابع “و” يسن “التصدق بزنته” أي شعر رأسه “ذهبًا
Demikian pembahasan khusus seputar Tatacara Aqiqah dan Menamai Bayi atau Tasmiyah.
Wallohu a’lam. Semoga bermanfaat.
(Mas Hamzah).
Sumber Baca Disini
Silahkan baca juga artikel terkait.