Pertanyaan: Tentang Kematian Seseorang Yang Telah Ditetapkan Allah SWT
Assalamualaikum. Wr. Wb.
Dari inbox Udin Kuduk : Ma’af mau bertanya, bukankah maut sudah ditentukan sebelum lahir, kalo mati karena hukum pancung atau tertembak dalam kasus teroris termasuk di dalamnya apa tidak ? Makasi sebelumnya. [Zanzanti Yanti Andeslo]
Jawaban Atas Pertanyaan Tentang Kematian Seseorang Yang Telah Ditetapkan Allah SWT
Waalaikumsalam. Wr. Wb.
Tidak ada seorang pun yang bisa mengetahui kapan akan terjadinya kematian manusi, dimana akan mati, dalam keadaan sakit ataukah sehat, dalam keadaan kecelakaan ataukah dipancung, dalam keadaan bermaksiat ataukah dalam keadaan bertaat kepada Allah dan lain sebagainya. Ini semua adalah Rahasia Allah yang telah ditulis dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz). Allah telah mensinyalir dalam al-qur’an :
ان الله عنده علم الساعة وينزل الغيب ويعلم مافى الارحام وما تدرى نفس ماذا تكسب غدا وما تدرى نفس بأي ارض تموت ان الله عليم خبير
Artinya : sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat, dan dialah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim dan tidak seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok dan tidak seorang pun yang dapat mengetahui di bumi, dimana dia akan mati, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS. Lukman : 34).
– Tafsir qurthuby juz 4 Hal 216
ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ : ﻭﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﻟﻨﻔﺲ ﺃﻥ ﺗﻤﻮﺕ ﺇﻻ ﺑﺈﺫﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻛﺘﺎﺑﺎ ﻣﺆﺟﻼ ﻫﺬﺍ ﺣﺾ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺠﻬﺎﺩ ، ﻭﺇﻋﻼﻡ ﺃﻥ ﺍﻟﻤﻮﺕ ﻻ ﺑﺪ ﻣﻨﻪ ﻭﺃﻥ ﻛﻞ ﺇﻧﺴﺎﻥ ﻣﻘﺘﻮﻝ ﺃﻭ ﻏﻴﺮ ﻣﻘﺘﻮﻝ ﻣﻴﺖ ﺇﺫﺍ ﺑﻠﻎ ﺃﺟﻠﻪ ﺍﻟﻤﻜﺘﻮﺏ ﻟﻪ ; ﻷﻥ ﻣﻌﻨﻰ ﻣﺆﺟﻼ ﺇﻟﻰ ﺃﺟﻞ . ﻭﻣﻌﻨﻰ ﺑﺈﺫﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻘﻀﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻗﺪﺭﻩ . ﻭ ﻛﺘﺎﺑﺎ ﻧﺼﺐ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺼﺪﺭ ، ﺃﻱ ﻛﺘﺐ ﺍﻟﻠﻪ ﻛﺘﺎﺑﺎ ﻣﺆﺟﻼ . ﻭﺃﺟﻞ ﺍﻟﻤﻮﺕ ﻫﻮ ﺍﻟﻮﻗﺖ ﺍﻟﺬﻱ ﻓﻲ ﻣﻌﻠﻮﻣﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ، ﺃﻥ ﺭﻭﺡ ﺍﻟﺤﻲ ﺗﻔﺎﺭﻕ ﺟﺴﺪﻩ ، ﻭﻣﺘﻰ ﻗﺘﻞ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﻋﻠﻤﻨﺎ ﺃﻥ ﺫﻟﻚ ﺃﺟﻠﻪ . ﻭﻻ ﻳﺼﺢ ﺃﻥ ﻳﻘﺎﻝ : ﻟﻮ ﻟﻢ ﻳﻘﺘﻞ ﻟﻌﺎﺵ . ﻭﺍﻟﺪﻟﻴﻞ ﻋﻠﻰ ﻗﻮﻟﻪ : ﻛﺘﺎﺑﺎ ﻣﺆﺟﻼ ﺇﺫﺍ ﺟﺎﺀ ﺃﺟﻠﻬﻢ ﻻ ﻳﺴﺘﺄﺧﺮﻭﻥ ﺳﺎﻋﺔ ﻭﻻ ﻳﺴﺘﻘﺪﻣﻮﻥ ﺇﻥ ﺃﺟﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻵﺕ ﻟﻜﻞ ﺃﺟﻞ ﻛﺘﺎ
fokus :
ﻭﻣﺘﻰ ﻗﺘﻞ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﻋﻠﻤﻨﺎ ﺃﻥ ﺫﻟﻚ ﺃﺟﻠﻪ . ﻭﻻ ﻳﺼﺢ ﺃﻥ ﻳﻘﺎﻝ : ﻟﻮ ﻟﻢ ﻳﻘﺘﻞ ﻟﻌﺎﺵ
Dan ketika seseorang mati karena dibunuh, maka yang demikian adalah ajalnya (telah termaktub dilauhil mahfudz), maka tidak benar jika dikatakan : “jika ia tidak dibunuh, maka ia akan tetap hidup” .
– Al-Dudodur Al-Saniyah :
ﻭﺃﻥَّ ﻛُﻞَّ ﺇﻧﺴﺎﻥٍ ﻣﺎﺕ ﺃﻭ ﻗﺘﻞ ﺃﻭ ﺣﺮﻕ ﺃﻭ ﻏﺮﻕ ﺃﻭ ﺑﻱِّ ﺣﺘﻒ ﻫﻠﻚ ﺑﺄﺟﻠﻪ ﻟﻢ ﻳﺴﺘﺄﺧﺮ ﻋﻨﻪ ﻭﻟﻢ ﻳﺴﺘﻘﺪﻡ ﻃﺮﻓﺔ ﻋﻴﻦ، ﻭﺃﻥ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﺴﺒﺐ ﺍﻟﺬﻱ ﻛﺎﻥ ﻫﻮ ﻓﻴﻪ ﺣﺘﻔﻪ ﻫﻮ ﺍﻟﺬﻱ ﻗﺪﺭﻩ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ: ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻗﻀﺎﻩ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺃﻣﻀﺎﻩ ﻓﻴﻪ ﻭﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻟﻪ ﺑﺪ ﻣﻨﻪ ﻭﻻ ﻣﺤﻴﺺ ﻋﻨﻪ ﻭﻻ ﻣﻔﺮ ﻟﻪ ﻭﻻ ﻣﻬﺮﺏ ﻭﻻ ﻓﻜﺎﻙ ﻭﻻ ﺧﻼﺹ، ﻭﺃﻧﻰ ﻭﻛﻴﻒ ﻭﺇﻟﻰ ﺃﻳﻦ ﻭﻻﺕ ﺣﻴﻦ ﻣﻨﺎﺹ
Setiap manusia yang meninggal dengan cara dibunuh, terbakar atau tenggelam yang dengan nya sampai pada ajal mautnya, maka tidak akan melewati atau menguranginya walau hanya sekejap mata, adapun sebab kematiannya adalah taqdir serta qodho allah yang berlaku atas dirinya, yang tak akan mampu lari dan menghindar darinya. Sumber : http://dorar.net/enc/aqadia/2107
– Al-Riyadhul Badi’ah Hal. 11 :
و ان يعتقد أن الخلق كلهم يموت عند انقضاء اعمارهم) فلا يموت احد بدون انقضاء عمره مقتولا كان او غيره لقوله تعالى و ما كان لنفس ان تموت الا باذن الله كتابا مؤجلا أي و ما كان لنفس ان تموت الا باذن الله تعالى لملك الموت في قبضه روحه كتب الله ذلك الموت كتابا مؤقتا ما يتقدم و لا يتأخر
Dan (termasuk kewajiban atas orang mukallaf) meyakini bahwa makhluk itu keseluruhannya akan mati ketika sudah habis umurnya. maka seseorang pun tidak akan mati tanpa habisnya umur baik dengan dibunuh atau yang lain, karena firman Allah ta’ala di surat ali imran (3) ayat 145, juz 4 :
وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلًا ۗ
Yakni : tidak ada bagi jiwa itu akan mati kecuali dengan izin Allah kepada malaikat maut untuk mencabut nyawa yabg sudah Allah tentukan / pastikan kematiannya, dengan ketentuan waktu yang tidak dapat dimajukan dan tidak bisa ditunda. [Hariz Jaya, Abdur Rahman Assyafi’i, Ical Rizaldysantrialit].
Wallahu a’lam.
Demikian, semoga bermanfaat.
Sumber tulisan ada di sini.
Silahkan baca artikel terkait.