PERTANYAAN  :
David mendapat oleh-oleh  dari bosnya si komatsu san dari jepang berupa makanan semacam beng-beng  kesukaannya. Sewaktu ia ingin memakannya dicari-cari label halal-nya namun tak  ditemukannya, apa yang harus david lakukan ?? 
JAWABAN  :
Da’ ma  yariibuka ilaa maa laa yariibuka. Prinsipnya selama kita  tidak tahu hal ihwal pembuatannya maka TINGGALKAN BILA RAGU… itu lebih  ikhtiyaath. Berarti kalau nggak ragu boleh kang, bagaimana pandangan anda  mengenai produk-produk snack kemasan pabrik yang nggak berlabel HALAL khususnya  yang beredar di indonesia ini ??
Selagi tidak diketahui  secara pasti makanan tersebut terbuat dari barang haram, sebenarnya hukumnya  suci dan halal, namun bila ragu-ragu sebaiknya dijauhi.
وجوخ  اشتهر عمله بشحم الخنزير وجبن شامي اشتهر عمله بإنفحة الخنزير وقد جاءه صلى الله  ع…ليه وسلم جبنة من عندهم فأكل منها ولم يسأل عن ذلك ذكره شيخنا في شرح المنهاج  
“JUKH” mashur dikerjakan  memakai gajih babi, Keju Syaami mashur dikerjakan memakai aroma babi, suatu saat  Rosulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam disuguhi keju tersebut dan langsung  memakannya tanpa bertanya. (Fath alMu’in I/105). 
وَالْجُوخُ  وقد اُشْتُهِرَ اسْتِعْمَالُهُ بِشَحْمِ الْخِنْزِيرِ مَحْكُومٌ بِطَهَارَتِهِ  
“JUKH” yang mashur  dikerjakan memakai gajih babi di hukumi kesuciannya. (Asnaa AlMathoolib I/26).  
الحلال  بين و الحرام بين و بينهما مشتبهات لا يعلمهن كثير من الناس فمن اتقى الشبهات فقد  استبرأ لدينه و عرضه و من وقع في الشبهات وقع في الحرام كالراعي يرعى حول الحمى  يوشك أن يرتع فيه الحديث أخرجه الشيخان ] 
“Sesungguhnya yang halal  itu jelas, dan sesungguhnya yang haram juga jelas. Di antara keduanya ada  perkara-perkara syubhat yang tidak diketahui hukumnya oleh banyak orang. Maka  barangsiapa yang menjauhi syubhat, berarti dia telah menyelamatkan agama dan  kehormatan dirinya, dan barangsiapa yang terjerumus ke dalamnya, maka dia telah  terjerumus dalam perkara yang haram. Seperti penggembala yang menggembala  ternak-nya di sekitar tempat yang masih diragukan bila binatang ternaknya  memakan rumput di sana “. (Asybah Wa an-nadhoo-ir I/240). Wallaahu A’lamu bis  Showaab. [Zaine  Elarifine Yahya, Masaji Antoro].
 
									








