PERTANYAAN :
Apa yang menyebabkan kuburan boleh dibongkar ? mohon penginclonganya. [Acromz Brebez].
JAWABAN :
Berikut kami nukilkan keterangan dari kitab Asnal matholib juz 4 hal 353 :
( فَرْعٌ يَحْرُمُ نَبْشُ الْقَبْرِ قَبْلَ الْبِلَى عِنْدَ أَهْلِ الْخِبْرَةِ ) بِتِلْكَ الْأَرْضِ لِهَتْكِ حُرْمَةِ الْمَيِّتِ
[ Sub bahasan ] Haram menggali kuburan sebelum kondisi janazah dipastikan hancur menurut ahlu khibroh (pakar), larangan itu dikarenakan bisa merusak kehormatan mayyit.
( فَإِنْ بَلِيَ الْمَيِّتُ ) بِأَنْ انْمَحَقَ جِسْمُهُ وَعَظْمُهُ وَصَارَ تُرَابًا ( جَازَ ) نَبْشُ قَبْرِهِ وَدَفْنُ غَيْرِهِ فِيهِ
Bila sudah pasti kehancuran jasadnya dan (tinggal) tulangnya sehingga menjadi tanah, maka boleh menggalinya dan menguburkan mayyit lain (yang baru).
( وَحَرُمَ ) حِينَئِذٍ ( تَجْدِيدُهُ ) بِأَنْ يَسْتَوِيَ تُرَابُهُ عَلَيْهِ وَيُعَمَّرَ عِمَارَةَ قَبْرٍ جَدِيدٍ ( فِي ) مَقْبَرَةٍ ( مُسَبَّلَةٍ ) ؛ لِأَنَّهُ يُوهِمُ النَّاسَ أَنَّهُ جَدِيدٌ فَيَمْتَنِعُونَ مِنْ الدَّفْنِ فِيهِ
Bila di maqbaroh umum, Haram hukumnya memperbaharui kondisi kuburan yang sudah dipastikan janazah di dalamnya hancur. Hal itu dikarenakan bisa menghalangi hak orang lain (mayit baru).
وَاسْتَثْنَى بَعْضُهُمْ مَا لَوْ كَانَ الْمَدْفُونُ صَحَابِيًّا أَوْ مِمَّنْ اشْتَهَرَتْ وِلَايَتُهُ فَلَا يَجُوزُ نَبْشُهُ عِنْدَ الِانْمِحَاقِ قَالَ الزَّرْكَشِيُّ ، وَهُوَ حَسَنٌ وَيُؤَيِّدُهُ مَا فِي الْوَصَايَا أَنَّهُ تَجُوزُ الْوَصِيَّةُ بِعِمَارَةِ قُبُورِ الْأَنْبِيَاءِ وَالصَّالِحِينَ لِمَا فِيهِ مِنْ إحْيَاءِ الزِّيَارَةِ وَالتَّبَرُّكِ وَالْمُرَادُ بِعِمَارَتِهَا حِفْظُهَا مِنْ الدِّرَاسَةِ لَا تَجْدِيدُ بِنَائِهَا لِمَا مَرَّ
Terkecuali bila janazah yang terkubur adalah seorang sohabat (Rosul) atau para wali yang masyhur, walau kondisi jasad mayit di dalamnya sudah hancur maka TIDAK boleh menggalinya. Di bawah ini, beberapa alasan kebolehan menggali kuburan…
وَإِنْ وَقَعَ فِي الْقَبْرِ خَاتَمٌ وَنَحْوُهُ مِمَّا يُتَمَوَّلُ
Bila di dalam kubur ada barang berharga, seperti cin-cin (emas) dsb.
( أَوْ ابْتَلَعَ مَالَ غَيْرِهِ وَطَلَبَهُ صَاحِبُهُ( وَلَمْ يَضْمَنْهُ أَحَدٌ مِنْ الْوَرَثَةِ
Bila mayyit menelan barang (yang tidak hancur) milik orang lain dan si pemilik memintanya kembali, dan tidak ada seorang pun ahli warits yang menanggung.
وَلَوْ كُفِّنَ فِي مَغْصُوبٍ أَوْ دُفِنَ فِيهِ وَشَحَّ مَالِكُهُ
Bila si mayyit dikafani dengan kafan hasil ghosob atau mayit dikubur di tanah ghosob dan si pemilik tidak merelkannya.
أَوْ ) دُفِنَ ( فِي مَسِيلٍ ) أَيْ مَكَان لَحِقَهُ بَعْدَ الدَّفْنِ فِيهِ سَيْلٌ ( أَوْ ) فِي أَرْضٍ ذَاتِ ( نَدَاوَةٍ )
Bila mayit dikubur di tanah (area) banjir/longsor
الْأَذْرَعِيُّ وَيُنْبَشُ أَيْضًا فِيمَا لَوْ قَالَ إنْ وَلَدْت ذَكَرًا فَأَنْت طَالِقٌ طَلْقَةً أَوْ أُنْثَى فَطَلْقَتَيْنِ فَوَلَدَتْ مَيِّتًا وَدُفِنَ وَلَمْ يَعْلَمْ كَمَا يَأْتِي فِي الطَّلَاقِ أَوْ شَهِدَا عَلَى شَخْصِهِ ثُمَّ دُفِنَ وَاشْتَدَّتْ الْحَاجَةُ
Bila mayit (bayi) menjadi obyek ta’liq tolak. Seperti suami berkata: bila anak yang lahir adalah laki-laki maka kamu tertolak satu, bila terlahir wanita maka kamu tertolak dua. Kebetulan si bayi lahir dan langsung meninggal, lantas dikubur dan belum diketahui jenis kelaminnya.Maka kejadian di atas bisa menjadi sebab kuburan (bayi) itu digali. Ibarot ini, juga bisa menjadi pengantar kebolehan proses otopsi
أَوْ دُفِنَتْ امْرَأَةٌ وَفِي جَوْفِهَا جَنِينٌ تُرْجَى حَيَاتُهُ
Bila seorang perempuan dikubur dan mengandung janin yang diyakini janin itu hidup.
وَشرط ) وَفِي نُسْخَةٍ وَيُشْتَرَطُ ( عَدَمُ التَّغَيُّرِ ) لِلْمَيِّتِ ( فِي النَّبْشِ لِلْغُسْلِ ) أَوْ التَّيَمُّمِ فَإِنْ تَغَيَّرَ وَخَشِيَ فَسَادَهُ حَرُمَ النَّبْشُ لِتَعَذُّرِ تَطهِيرِهِ
Bila mayit belum dimandikan / tayammumi, dan kodisinya belum hancur/rusak
– kitab i’anah 2 hal 133 :
وقوله: للقبلة) أي تنزيلا له منزلة المصلي، فإن دفن مستدبرا أو مستلقيا نبش حتما، إن لم يتغير، وإلا فلا ينبش
– almadzahibul arba’ah 1 hal 538 :
الحنابلة قالوا : لابأس بنقل الميت من الجهة التي مات فيها إلى جهة بعيدة عنها بشرط أن يكون النفل لغرض صحيح كأن ينفل إلى بقعة شريفة ليدفن فيها أو ليدفن بجوار رجل صالح وبشرط أن يؤمن تغير رائحته ولا فرق في ذلك بين أن يكون قبل الدفن أو بعده )
Ibarot senada juga ada di Hasyiyah Dasuqy 1:421
Hukumnya tidak apa-apa memindahkan mayyit sebelum atau sesudah dikubur, dari satu arah (tempat) ke arah lain, dengan syarat ada tujuan yang dianggap shohih. seperti memindahkan ke tempat yang lebih mulia, atau untuk ditempatkan dekat dengan kuburan orang soleh.
– Bujayromy ‘alal khotib :
ويدفن في لحد ( مستقبلا القبلة ) وجوبا تنزيلا له منزلة المصلي فلو وجه لغيرها نبش ووجه للقبلة وجوبا إن لم يتغير وإلا فلا ،
Dan mayit dikubur wajahnya wajib dihadapkan qiblat,apa bila terlanjur dikubur dan tidak dihadapkan qiblat maka wajib dibongkar untuk dihadapkan qiblat selama mayit belum berubah (busuk) jika sudah membusuk maka tidak wajib. [Yupiter Jet, Mbah Jenggot].