PERTANYAAN  :
Alkisah, pernah terjadi  ditempat saya seorang santri yang baru turun gunung menginterupsi ( protes)  seorang khotib pada saat sholat jumat, dikarenakan sang khotib dalam membaca  sholawat tidak langsung menyebut kalimat Muhammad, melainkan sholawat yang pake  isim dhomir (alaihi), bisa dibenarkan atau tidak-kah tindakan santri tersebut ?  mohon penjelasan! syukron. [Budi  Tahes].
JAWABAN  :
Dalam masalah ini ada  khilaf, dan menurut al aujah tidak sah, tidak dianggap cukup membaca sholawat  hanya dengan isim dlomir (tanpa Muhammad) walaupun lafazh Muhammad telah disebut  sebelumnya.
– ibarot I’anah 2/77  :
(قوله:  ولا صلى الله عليه – بالضمير -) أي ولا يكفي صلى الله عليه، بالاتيان بالضمير بدل  الاسم الظاهر، قياسا على التشهد.(قوله: وإن تقدم إلخ) غاية في عدم الاكتفاء  بالضمير.
– ibarot Syarh Bahjah  :
شرح  البهجة الوردية 5/59
وَلَا  يَكْفِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَعَمْ لَوْ تَقَدَّمَ اسْمُهُ عَلَى  الضَّمِيرِ ، فَفِيهِ نَظَرٌ وَالْأَوْجَهُ أَنَّهُ لَا يَكْفِي أَيْضًا لِأَنَّهُ  لَمْ يُصَرِّحْ بِاسْمِهِ فِي الصَّلَاةِ عَلَيْهِ 
Mungkin apa yang dikatakan  Sayyidi waliyillah Assyeh Abdil Qodir aljilani ini bisa menjadi peringatan buat  kita semua :
لاينبغي  لفقير ان يتصدى ويتصدر لارشاد الناس الا ان اعطاه الله علم العلماء وسياسة الملوك  وحكمة الحكماء _ لجين الداني في مناقب سيدي عبد القادر الجيلاني __
Hendaknya Santri yang mau  berdakwah di masyarakat menguasai ilmunya Ulama, siasat pemerintahan, dan  khikmahnya para hukama. Walaupun perkataan beliau ini ditujukan pada salik  tetapi ngga ada salahnya juga ditujukan untuk diri kita sendiri. Wallohu a’lam.  [Yupiter  Jet, Dholuman Jahuula].
 
									








