Ditengarai kaum Zionis Yahudi melancarkan hasutan atau ghazwul fikri (perang pemahaman) diutamakan pada daerah wilayah dinasti kerajaan Arab Saudi. Tampaknya upaya kaum Zionis Yahudi membuahkan hasil dan selanjutnya kesalahpahaman-kesalahpahaman disebarluaskan melalui program beasiswa dan program kerjasama lainnya. Salah satu penghasutnya adalah perwira Yahudi Inggris bernama Edward Terrence Lawrence yang dikenal oleh ulama jazirah Arab sebagai Laurens Of Arabian. Laurens menyelidiki dimana letak kekuatan umat Islam dan berkesimpulan bahwa kekuatan umat Islam terletak kepada ketaatan dengan mazhab (bermazhab) dan istiqomah mengikuti tharikat-tharikat tasawuf. Laurens mengupah ulama-ulama yang anti tharikat dan anti mazhab untuk menulis buku buku yang menyerang tharikat dan mazhab. Buku tersebut diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan dibiayai oleh pihak orientalis. Ditengarai kaum Zionis Yahudi dalam upaya mereka menyebarluaskan paham anti mazhab maka diciptakanlah istilah manhaj salaf atau mazhab salaf. Manhaj salaf berbeda dengan manhaj (jalan/cara) Salaf yang sholeh karena kita tahu bahwa ada pula salaf yang tidak sholeh. Imam Mazhab yang empatpun yang bertalaqqi(mengaji) dengan Salaf yang sholeh tidak pernah menyampaikan adanya manhaj salaf maupun mazhab salaf. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, para Salaf yang sholeh ataupun Imam Mazhab yang empat menyampaikan kata salaf tidak lebih dalam makna terdahulu atau pendahulu bukan menyampaikan adanya manhaj salaf atau mazhab salaf. Kalau mereka memang ingin mengikuti penerapan, perbuatan, contoh nyata atau manhaj, jalan atau cara beribadah dari Salafush Sholeh maka mereka dapat mengikuti apa yang disampaikan oleh Imam Mazhab yang empat karena Imam Mazhab yang empat melihat langsung penerapan, perbuatan, contoh nyata atau manhaj, jalan atau cara beribadah dari Salafush Sholeh. Sedangkan mazhab salaf itu jelas tidak ada karena penamaan mazhab dinisbatkan kepada nama perorangan yang melakukan ijtihad dan istinbat. Jadi tidak ada nama imam mazhab atau imam mujtahid mutlak yang bernama salaf bin fulan. Imam an-Nawawi di dalam kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhazzab pada bab Adab Berfatwa, Mufti dan Orang Yang Bertanya Fatwa. berpendapat : “Tidak boleh bagi si awam untuk bermazhab kepada salah seorang dari para sahabat r.a atau bermazhab kepada generasi awal, walaupun mereka lebih alim dan lebih tinggi derajatnya dibanding dengan ulama’ sesudah mereka. Kerena mereka tidak meluangkan waktu sepenuhnya untuk merumuskan prinsip-prinsip asas dan furu’nya. Maka tidak ada seorang pun dari generasi sahabat yang memiliki mazhab yang telah dianalisis, Tapi para ulama’ yang datang sesudah merekalah yang melakukan usaha merumuskan hukum-hukum serta menerangkan prinsip-prinsip asas dan furu’, seperti Imam Malik dan Imam Abu Hanifah dan lain-lain.” “Bahkan Imam Syafi’ie adalah imam berikutnya yang telah menganalisis mazhab-mazhab pendahulunya seperti mereka melihat mazhab-mazhab para ulama’ sebelumnya. Beliau menguji, mengkritik dan memilih mana yang paling rajih (kuat), dan beliau mendapat hasil dari usaha ulama’ sebelumnya dan telah meluangkan waktu untuk memilih dan mentarjih serta menyempurnakannya. Dan dengan alasan inilah beliau mendapat kedudukan yang lebih kuat dan rajih, bahkan tidak ada sesudah beliau, ulama yang mencapai kedudukan ini. Maka dengan alasan ini pula, mazhab beliau adalah mazhab yang paling utama untuk diikuti dan bertaqlid dengannya”. Ulama besar Syria, Dr. Said Ramadhan Al-Buthi dengan adanya gerakan paham anti mazhab menuliskan buku berjudul “Al-Laa Mazhabiyah, Akhtharu Bid’atin Tuhaddidu As-Syariah Al-Islamiyah”. Kalau kita terjemahkan secara bebas, kira-kira makna judul itu adalah : “Paham Anti Mazhab, Bid’ah Paling Gawat Yang Menghancurkan Syariat Islam”. Sekilas ulasan buku tersebut dalam tulisan pada http://mutiarazuhud.wordpress.com/2012/02/13/2011/01/18/paham-anti-mazhab/ Sedangkan wawancara syaikh Muhammad Said Ramadhan al-Buthi dengan ulama mereka yang dapat “menghakimi” Imam Mazhab yang empat dapat diketahui dalam tulisan pada http://mutiarazuhud.wordpress.com/2012/02/14/semakin-merunduk/ Pada kesempatan lain Syaikh Muhammad Said Ramadhan al-Buthi menerangkan dengan panjang lebar tentang adanya ajaran baru yang dinamakan “as-Salafiyyah”. Beliau menyatakan bahwa GENERASI SALAF sangat berbeda dibandingkan dengan MAZHAB AS-SALAFIYYAH yang digembar-gemborkan oleh pengamal Wahabi di Makkah. Beliau berkata, bahwa istilah yang digunakan oleh para ulama’ untuk menamakan kedudukan para ulama’ yang benar adalah ulama Ahli Sunnah wal Jama’ah. Istilah ini telah disepakati oleh para ulama’ generasi Salaf untuk menamakan golongan yang benar. Tatkala istilah as-Salafiyyah yang digunakan oleh golongan Wahhabi untuk melambangkan golongan yang benar [menurut sangkaan mereka] adalah satu bid’ah yang tercela. Bahkan beliau menulis sebuah kitab yang berjudul : ( السلفية : مرحلة زمنية مباركة لا مذهب إسلامي ) “As-Salafiyyah adalah Satu Gemerasi Yang Diberkahi dan bukanlah Sebuah Mazhab Islam.” Kitab ini berisi tentang penjelasan dan kritikan yang ilmiah dari beliau terhadap ajaran Wahhabi. Beliau berkomentar : “Apabila ada seorang Muslim yang memperkenalkan dirinya bahwa dia adalah pengikut mazhab Salafiyyah, maka tanpa ragu-ragu lagi bahwa dia adalah seorang ahli bid’ah. Sebab jika istilah Salafiyyah itu disamakan dengan “Ahli Sunnah wal Jamaah”, maka sungguh dia telah menciptakan nama yang berbeda dengan nama yang telah disepakati oleh generasi Salaf. Bahkan nama serta istilah Salafiyah ini telah cukup menimbulkan perpecahan di kalangan umat Islam sendiri”. “Dan jika istilah Salafiyyah ini memiliki maksud yang berbeda dengan Ahli Sunnah wal Jama’ah, maka mereka telah membuat istilah Salafiyyah baru dengan isi ajarannya yang bathil. Dan telah terbuktilah bahwa golongan Salafi Wahhabi ini telah menggunakan istilah Salafiyyah untuk memisahkan diri dari jemaah mayoritas Umat Islam yang bersatu dalam menggunakan istilah “Ahli Sunnah dan Jama’ah” yang benar”. Semoga kita semua dipelihara oleh Allah SWT dari tipu muslihat orang-orang kafir, khususnya kaum Zionis Yahudi di dalam memecah belah persatuan umat Islam. Amiiin Wassalam Zon di Jonggol, Kab Bogor 16830