1190. PERIHAL NAFKAH BATIN SUAMI TERHADAP ISTRI

PERTANYAAN :
Pertanyaan rumah tangga ibu-ibu muslimatan : kewajiban suami atas istri, adalah memberi nafaqoh dhohir batin.Nafaqoh dhohir jelas brp materi, tetapi kalau nafaqoh batin, apa cuma…(adkh istilah lain selain jima’/bersetubuh) itu saja ? kalau seperti : menenangkan hati istri kala sedih, menemaninya kala sakit, memberi nasehat dan perhatian saat ada masalah, apa itu bukan termasuk nafaqoh batin dan tidak wajib bagi suami ? Makasih. [Senja Kalanienk].
JAWABAN :
Salah satu ciri rumah tangga yang bahagia sejahtera adalah terpenuhinya nafkah batin masing-masing dari suami – istri.
وقوله : { وَعَاشِرُوهُنَّ بِالمَعْرُوفِ } : أي بتعاليم الدين والتأدب بأخلاق المسلمين وحُسْنِ الصحبة على كراهة النفس ، وأن تحتمل أذاهن ولا تحملهن كلف خدمتك ، وتتعامى عن مواضع خجلتهن .
“Dan bergaullah dengan mereka secara patut.” (QS. 4:19)Artinya dengan mengajari mereka agama, norma-norma islam, memperbaiki kebersamaan dan keharmonisan menjauhi hal yang tiada disuka hati, sabar menanggung beban saat istri menyakiti, tidak memberikan beban padanya di luar kemampuan pelayanan dan membutakan diri atas hal-hal yang membuat mereka minder serta malu. [ Tafsiir al-Qusyairi II/464 ].
وقوله: { وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ } أي: طيِّبُوا أقوالكم لهن، وحَسّنُوا أفعالكم وهيئاتكم بحسب قدرتكم، كما تحب ذلك منها، فافعل أنت بها مثله، كما قال تعالى: { وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ } [البقرة:228] وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأهْلِهِ، وأنا خَيْرُكُم لأهْلي” (5) وكان من أخلاقه صلى الله عليه وسلم أنه جَمِيل العِشْرَة دائم البِشْرِ، يُداعِبُ أهلَه، ويَتَلَطَّفُ بهم، ويُوسِّعُهُم نَفَقَته، ويُضاحِك نساءَه، حتى إنه كان يسابق عائشة أم المؤمنين يَتَوَدَّدُ إليها بذلك. قالت: سَابَقَنِي رسولُ الله صلى الله عليه وسلم فَسَبَقْتُهُ، وذلك قبل أن أحملَ اللحم، ثم سابقته بعد ما حملتُ اللحمَ فسبقني، فقال: “هذِهِ بتلْك” (6) ويجتمع نساؤه كل ليلة في بيت التي يبيت عندها رسول الله صلى الله عليه وسلم، فيأكل معهن العشاء في بعض الأحيان، ثم تنصرف كل واحدة إلى منزلها. وكان ينام مع المرأة من نسائه في شعار واحد، يضع عن كَتِفَيْه الرِّداء وينام بالإزار، وكان إذا صلى العشاء يدخل (7) منزله يَسْمُر مع أهله قليلا قبل أن ينام، يُؤانسهم بذلك صلى الله عليه وسلم وقد قال الله تعالى: { لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ } [الأحزاب: 21].
“Dan bergaullah dengan mereka secara patut.” (QS. 4:19)Artinya perbaikilah perkataanmu pada mereka, bagusilah perbuatan dan tinggah lakumu semaksimalmu pada mereka sebagaimana engkau juga suka mereka melakukannya padamu, jalnilah apa yang engkau suka ia juga menjalaninya padamu sebagaimana firman Allah “Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf.” (QS. 2:228).
Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda “Sebaik-baiknya kalian adalah yang terbaik pada keluarganya dan aku yang terbaik dari kalian pada keluargaku” (HR. Ibn Maajah).
Adalah sebagian sikap Rasulullah bahwa beliau baik sekali cara bergaulnya dengan keluarganya, selalu tersenyum, berseri-seri roman mukanya, senang bermain-main dengan mereka, lemah lembut, memberi kelapangan nafkahnya, tertawa bersama istri-istrinya bahkan beliau sering mengajak ‘Aisyah ra berlomba lari “Nabi mengajakku berlomba denganku dan aku mampu mendahuluinya, itu sebelum aku membawa daging (belum gemuk, masih langsing) dan saat aku telah gemuk beliau mengajakku berlomba dan beliau yang mendahuluinya, dan beliau berkata : Ini balasan dari perlombaan yang dulu.” ujar Aisyah. (HR, an-Nasaai dan Ibn Maajah).
Beliau mengumpulkan istri-istrinya setiap malam di tempat yang beliau bermalam bersama istrinya, mengajak makan malam bersama sebelum istri-istrinya pulang kerumah masing-masing.
Beliau tidur bersama istrinya dalam satu selimut, beliau tanggalkan selendangnya dari kedua bahunya dan tidur memakai selimut. Setelah shalat Isya, beliau pulang ke rumah untuk bergaul, bercanda dengan istri, tidak lama kemudian beliau tidur.

Inilah sikap Rasulullah bersama istrinya bagaimana dengan ANDA ? padahal Allah berfirman “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS. 33:21). [ Tafsiir Ibn Katsiir II/242 ]. Wallaahu A’lamu Bis Showaab. [Masaji Antoro ].

Pos terkait