1406. STATUS UANG GAJI DARI PEKERJAAN HARAM ( BERHUBUNGAN DENGAN KEMAKSIATAN )

PERTANYAAN :
Assalamua’alaikum, pertanyaan : bagaimana hukumnya uang yang dihasilkan dari sebuah pekerjaan tapi bekerjanya di perusahaan minuman keras (beralkohol) ?. [Rulli Ramadhani].
JAWABAN :
‎Wa’alaikumussalam. Lha dia dapat upah dari pabrik yang bikin miras kan ? sedang pabrik mendapatkan uang dari hasil menjual miras. Adapun harta yang disangka haram dengan indikasi adalah harta dari penguasa dan pegawai-pegawainya, harta dari orang yang sama sekali tidak mempunyai pekerjaan kecuali dari hasil meratapi orang mati, atau menjual arak, atau dari riba, atau dari hasil bermain seruling atau lainnya dari alat-alat permainan yang diharamkan. Maka sesungguhnya orang yang telah anda ketahui bahwa sebagian hartanya adalah haram secara pasti, maka apa yang anda ambil dari tangannya, (meskipun kemungkinan harta tersebut terkadang halal) maka hukumnya haram, karena harta yang haram itu adalah yang memang berdasarkan sangkaan. [ Kitab Muraqiy al-Ubudiyah halaman 72 ].
وَأَمَّا المَظْنُونُ بِعَلاَمَةٍ فَهُوَ مَالُ السُّلْطَانِ وَعُمَّالِهِ وَمَالُ مَنْ لاَ كَسَبَ لَهُ إلاَّ مِنَ النَّاحِيَةِ او بَيْعِ الخَمْرِ او الرِّبَا او المَزَامِيْرِ وَغَيْرِ ذَلِكَ مِنْ آلاَتِ اللَّهْوِ المُحَرَّمَةِ. فَإِنَّ مَنْ عَلِمَتْ أَنَّ كَثِيْرَمَالِهِ حَرَامٌ مُطْلَقًا فَمَا تَأخُذُهُ مِنْ يَدِهِ وَإِنْ أَمْكَنَ أَنْ يَكُونَ حَلاَلاً نَادِرًا, فَهُوَ حَرَامٌ, لأَنَّهُ الغَالِبُ عَلَى الظَّّنِّ.
اسعاد الرفيق جزء 2 ص 127
ومنها أي من معاصى البدن الاعانة على المعصية أي على معصية من معاصى الله بقول او فعل او غيره ثم ان كانت المعصية كبيرة كانت الاعانة عليها كذالك كما في الزواجر قال فيها وذكري لهذين أي الرضا بها والاعانة عليها باي نوع كان ظاهر معلوم مما سيأتـي في الامر بالمعروف والنهي عن المنكر
“Di antara maksiat tubuh adalah ikut menolong (terlibat) peristiwa maksiat-maksiat yang dimurkai Allah, baik berupa ucapan, perbuatan dll. Bila maksiat tadi tergolong dalam dosa besar, maka dosa yang didapat dari keterlibatannya pun juga besar, seperti dijelaskan dalam kitab Zawajir. Di dalam kitab tersebut Ibn Hajar berkata :” (alasan) saya menyebutkan dua hal diatas, yakni membiarkan maksiat terjadi (Ridlo bi Maksiah) dan terlibat di dalamnya (Ianah alaiha) dengan berbagai macam ragamnya, sudah cukup jelas dan maklum seperti yang akan dijelaskan dalam Bab Amr Ma’ruf –Nahy Munkar”.
“Kaidah: Apapun yang haram dilakukan maka haram untuk dicari. Kaidah dalam nadzam ini berbeda dengan kaidah yang ada di dalam kitab Asybah Wa Nadzoir, justru kaidah yang ada adalah sebaliknya, yaitu: Setiap hal yang yang haram dicari, haram pula untuk dikerjakan. Dan dari keharaman ‘mengerjakan’ ini menyebabkan haramnya ‘mencari’nya, bukan sebaliknya. Seperti kasus suap, mengerjakannya haram, mencarinya pun juga demikian”.
فوائد الجنية جزء 2 ص 302
قاعدة وهي ما يحرم فعله حرم طلبه كذ الناظم وهو عكس ما في الاشباه والنظائر اذ الذي فيها : ما حرم طلبه حرم فعله فحرمة الفعل مسببة عن حرمة الطلب لا العكس وذالك كالرشوة فعلها حرام وطلبها حرام بشرطه (ايضا كما ذكر عنهم)
Uang yang dihasilkan dari pekerjaan untuk mensuburkan kemaksiatan haram hukumnya, disedekahkan juga tidak SAH
من أَعاَنَ عَلَى مَعْصِيَةٍ وَلَوْ بِشَطْرِ كَلِمَةٍ كاَنَ شَرِيْكاً فِيْهاَوفى نفس الكتاب اجرة العمل الذى يتعلق بالمعصية حرام والتصدق به منها لايجوز ولايصح إهـ.
“Barang siapa yang menolong kemaksiyatan walaupun hanya dengan setengah kalimat, maka ia telah terlibat dalam maksiyat tersebut” (al-Hadits). Dalam Kitab al-Ihyaa’ ‘Uluumiddiin dijelaskan “Ongkos pekerjaan yang berhubungan dengan maksiat haram, dan mensedekahkannya juga tidak boleh dan tidak sah”. [ Ihyaa’ ‘Uluumiddiin II/91 ].
– Ihya Ulumiddin :
قال رسول الله صلى الله عليه و سلم من اصاب مالا من ماثم فوصل به رحما او تصدق به انفقه في سبيل الله جمع الله جميعه ثم قذفه فى النار    احياء ٢/٩١
Rosululloh bersabda : barang siapa yang memperoleh harta dari pekerjaan dosa, kemudian ia pergunakan untuk menyambung kerabat atau disedekahkan di jalan Allah SWT, maka Allah akan mengumpulkan semuanya dan melemparkannya ke neraka.
اجرة العمل الذى يتعلق بالمعصية حرام والتصدق به منها لا يجوز و لا يصح  نفس الكتاب
“Upah dari pekerjaan yang terkait dengan maksiat itu haram, dan tidak boleh serta tidak sah bersedekah dengan upah itu”. Wallaahu A’lamu Bis showaab. [Mbah Jenggot II, Masaji Antoro, Abdurrahman As-syafi’i].
Link Diskusi :

www.fb.com/groups/piss.ktb/385305111492303/

Pos terkait