2397. PENJELASAN ISRO’ MI’ROJ DARI SYAIKH NAWAWI AL-BANTANI

Penjelasan mengenai Isro’ dan Mi’roj (Allah tidak diatas , Allah tidak di atas langit , Allah tidak di atas ‘arsy)
قال العلامة الشيخ محمد نووى الشافعي البنتني الجاوى في كتابه نور الظلام صحيفة ٤٢
و ليس الله سبحانه و تعالى فى مكان و لا جهة تنزه الله عن ذلك و إنما المكان منسوب الى النبى صلى الله عليه و سلم قال صلى الله عليه و سلم لا تفضلوني على يونس بن متى أى لا تظنوا أني أقرب الى الله من يونس بن متى حيث ارتقى بي فوق السموات السبع و يونس في قعر البحر في بطن الحوت فكلانا بالنسبة للقرب منه على حد سواء
Al-‘Allamah Asy-Syaikh Muhammad Nawawiy Asy-Syafi’iy Al-Bantaniy Al-Jawiy dalam kitabnya “Nur Adh-Dholam” syarah ‘Aqidatul ‘Awam halaman 42 baris 3-6 mengatakan : Allah Ta’ala tidak berada di suatu tempat maupun arah, Maha suci Allah dari yang demikian (bertempat atau berarah), tempat hanya dinisbatkan kepada Nabi Muhammad Sholla Allahu ‘alaihi wa sallam. Rosulullah sholla Allahu ‘alaihi wasallam bersabda : Janganlah kamu menganggap aku lebih utama daipada Nabi Yunus bin Matta, maksudnya : Janganlah kamu berprasangka bahwa aku lebih dekat kepada Allah daripada Nabi Yunus hanya karena Allah mengangkat aku ke atas langit yang tujuh sedangkan Nabi Yunus berada didasar lautan didalam ikan, masing-masing dari kami berdua nisbat kedekatan dari Allah ada pada batasan yang sama.
Ini menunjukkan bahwa Allah tidak menempati langit atau ‘arsy atau suatu tempat karena Allah ada tanpa tempat dan arah. Andaikan Allah bertempat di LANGIT atau diatas ‘ARSY atau ada pada arah ATAS niscaya orang yang berdiri lebih dekat daripada orang yang sujud, para astronot lebih dekat daripada para wali, orang yang naik pohon lebih dekat daripada orang yang sedang menggali sumur, namun kenyataannya tidak demikian, Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah radliallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
Keadaan dimana seorang hamba menjadi paling dekat dengan Rabbnya adalah ketika dia dalam keadaan sujud, karenanya perbanyaklah doa (ketika sujud).” (HR. Muslim).
Lalu bagaimana dengan ayat yang dijadikan dalil orang-orang salafi wahabi untuk menetapkan Allah di langit. Padahal yang benar adalah Allah Ada Tanpa tempat yaitu surat Al-Mulk ayat 16 dan 17 :
16.Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang?,
17.atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku ?
Mari kita lihat tafsirnya Syeh Nawawiy al-Bantani dalam Tafsir Munir Juz 2 hal 390 cetakan Dar Al-Ilmi Surabaya :
قال العلامة الشيخ محمد نووي الجاوي في قوله تعالى أأمنتم من فى السماء ان يخسف بكم الأرض (الملك ١٦): وهو متعال عن المكان
Syaikh Muhammad Nawawiy Al-Jawiy dalam menafsiri surat Al-Mulk ayat 16 tersebut mengatakan : Dan Ia (Allah ) Maha Luhur dari tempat. Artinya Allah Ada tanpa bertempat.
Kemudian pada ayat yang ke 17 beliau mengatakan :
( أم أمنتم من فى السماء ) أى بل أأمنتم أيها المكذبون من تزعمون انه فى السماء وهو منزه عن المكان
17. atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit) Yakni akan tetapi apakah kamu merasa aman wahai para pendusta terhadap Allah yang engkau sangka bahwa sesungguhnya Ia Ada di langit sedangkan Ia (Allah) Maha Suci dari Tempat. Artinya Allah ada tanpa bertempat.
Dari sini dapat kita ambil pelajaran bahwa Allah Ada tanpa tempat , adapun keyakinan bahwa Allah ada di langit adalah keyakinan orang-orang kafir
Hukum orang yang mengatakan “Allah ada di setiap tempat” atau ” Allah ada di semua tempat” menjadi kafir jika ia memahami dari ibarot tadi bahwa Allah menempati setiap tempat , adapun jika ia memahami dari ibarot tersebut bahwa Allah menguasai setiap sesuatu maka tidak menjadi kafir, namun wajib di cegah karena dua ibarot tersebut tidaklah muncul dari para ulama salaf, akan tetapi dari kaum mu’tazilah dan kemudian digunakan oleh orang-orang awam yang tidak tahu. Ibaroh: Ash-Shirot Al-Mustaqiim Syaikh ‘Abdullah Al-Haroriy hal 37 :
الكتاب : الصراط المستقيم للشيخ عبد الله الهرري الصحيفة ٣٧
و حكم من يقول إن الله في كل مكان أو في جميع الأماكن التكفير إذا كان يفهم من هذه العبارة أن الله بذاته منبث أو حال فى الأماكن ، أما إذا كان يفهم من هذه العبارة أنه تعالى مسيطر على كل شيء فلا يكفر ، و هذا قصد كثير ممن يلهج بهاتين الكليمتين ، و يجب النهي عنهما على كل حال ، لأنهما ليستا صادرتين عن السلف بل عن المعتزلة ثم استعملهما جهلة العوام
Hati-hati !! Wahabi selalu bilang Allah bersemayam di atas ‘arasy di atas langit di atas sana.
LINK ASAL :

www.fb.com/groups/piss.ktb/599696166719862/

Pos terkait