PERTANYAAN :
> Andre Bontot
assalamu’alaikum…. saya mau bertanya dan mohon pencerahanya…ada suatu hadist yang berbunyi….MAN’AROFA NAFSAHU WAKOD AROFA ROBBAHU, WAKOD AROFA ROBBAHU MAN JAHILIYAH….apa penjelasan dari hadist ini dan saya mohon maaf apabila ada salah dalam menulisnya. Terima kasih.Wassalamu’alaikum
JAWABAN :
> Ulinuha Asnawi
Wa’alaikum Salam Warahmah. Dalam AL-Hawi Lil Fatawa, kitab Fatawa yang ditulis oleh Imam Suyuthi Rahimahullah, menjelaskan bahwa kaliamat : “MAN ‘ARAFA NAFSAHU FAQAD ‘ARAFA RABBAHU” (Siapa yang mengenal dirinya, maka dia mengenal Tuhannya).
Dan kaliamat yang menyerupai kaliamat tersebut bukanlah sebuah haditsrasul Saw menurut pendapat Ibnu Taimiyah dan Imam Zarkasyi, dan Imam Nawawi mengatakan ini bukanlah hadits yang Tsabit (kokoh) kedudukannya:
المقال الأول: إن هذا الحديث ليس بصحيح وقد سئل عنه النووي في فتاويه فقال أنه ليس بثابت وقال ابن تيمية وقال الزركشي ص في الأحاديث المشتهرة ذكر ابن السمعاني أنه من كلام يحيى بن معاذ الرازي.
Maqalah yang pertama, ini bukanlah hadits yang shahih, Imam Nawawi pernah ditanya, kemudian dijelaskan dalam kitab fatawanya, itu bukanlah hadits yang kokoh kedudukannya, Ibnu Taimiyah dan Imam Zarkasyi dalam kitab-kitab hadits yang terkenal yang menyebutkan adalah Ibnu As-Sam’any, ini adalah maqolah Yahya bin Mu’adz Ar-Razi.
المقال الثاني في معناه: قال النووي في فتاويه: معناه من عرف نفسه بالضعف والافتقار إلى الله والعبودية له عرف ربه بالقوة والربوبية والكمال المطلق والصفات العلى.
Maqalah yang kedua tentang penjelasan tekstual diatas, Imam Nawawi menjelaskan dalam kitab Fatawanya.
“MAN ‘ARAFA NAFSAHU”
Siapa yang mengenali dirinya, dengan segala kekurangan dan sangat butuh kepada Alloh dan menghamba kepada Alloh Swt, maka dia akan mempunyai keimanan yang kokoh, mengetahui sifat-sifat ketuhanan dan kesempurnaan sifat Alloh Swt Yang Maha Suci. [ AL-HAWI FATAWA IMAM SUYUTHI ].
> Mas Hamzah
Nambah sedikit ,rujukan sama kitab sama dengan gus ulin diatas tadi. syeh tajuddin ibnu ‘atoillah dlm kitab latoiful minan berkata : ” aku mendengar guruku abal abbas al mursy berkata: ‘ hadis ini mempunyai dua ta’wilan :
أحدهما : أي من عرف نفسه بذلها وعجزها وفقرها عرف الله بعزه وقدرته وغناه ، فتكون معرفة النفس أولا ثم معرفة الله من بعد .
والثاني : أن من عرف نفسه فقد دل ذلك منه على أنه عرف الله من قبل ، فالأول حال السالكين ، والثاني حال المجذوبين .
1. maksudnya barang siapa yg mengenal bahwa dirinya itu hina, lemah dan butuh maka akan mengenal bahwa Allah itu maha agung, berkuasa dan kaya, maka jadilah pengenalan ttg diri itu yg pertama kemudian pengenalan ttg Allah setelahnya.
2. maksudnya bahwa sesungguhnya orang yg mengenal dirinya sndiri maka ini menunjukkan bahwa sesungguhnya dia telah mengenal Allah sebelumnya.
Yang pertama adalah keadaannya para salik (orang2 yg mengharapkan wushul ke Allah) dan yg kedua adalah keadaan para majdzub (orang2 yg di tarik oleh Allah dan sdh wushul ).
وقال أبو طالب المكي في ” قوت القلوب ” : معناه إذا عرفت صفات نفسك في معاملة الخلق وأنك تكره الاعتراض عليك في أفعالك وأن يعاب عليك ما تصنعه عرفت منها صفات خالقك ، وأنه يكره ذلك فارض بقضائه وعامله بما تحب أن تعامل به .
Abu tolib al makki dlm kitab qutul qulub bekata : ” maknanya jika engkau mengenal sifat2 nafsumu ketika berhubungan dengan para makhluk yaitu engkau tdk suka para makhluk itu memprotes apa yg kau kerjakan dan engkau tdk suka para makhluk mencela apa yg kau lakukan maka dari situ engkau akan mengenal sifat2 penciptamu, DIA juga tdk suka hal itu, maka ridholah dengan keputusanNYA dan berhubunganlah denganNYA sebagaimana engkau sukai jk orang lain berhubungan denganmu.”
wallohu a’lam.
LINK DISKUSI :