Karya : Al Habib Abdullah Alwi Al Haddad
فصْلٌ
وقد يُبتَلى المريدُ بالفقرِ والفاقةِ وضيقِ المعيشةِ؛ فينبغي له أن يشكرَ اللهَ على ذلك ، ويعدَّه من أعظمِ النعمِ؛ لأن الدنيا عدوةُ الله يُقبلُ بها على أعدائه، ويصرفُها عن أوليائِه؛ فليحمدِ الله الذي شبَّهَه بأنبيائِه وأوليائِه وعباده الصالحين.
Terkadang seorang murid itu diuji dengan kemiskinan, kepapaan dan kesempitan (kesulitan) dalam kehidupan. Maka hendaklah ia bersyukur pada Allah Ta’ala, disebabkan hal tersebut diatas dan harus beranggapan bahwa takdir Allah Ta’ala menjadikan anda miskin, papa dan sempit (susah), jadikanlah sebagai sebesar-besamya kenikmatan, sebab dunia adalah musuh Allah yang di berikan kepada musuh-musuh-Nya, dan dipalingkan dari para kekasih-Nya. Seorang murid harus bersyukur karena Allah menyamakannya dengan para Anbiya’Nya, para Auliya’-Nya dan hamba-hamba-Nya yang shaleh.
فلقد كان سيدُ المرسلين وخيرُ الخلقِ أجمعين محمدٌ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم يربِطُ حجراً على بطنِه من الجوعِ، وقد يمرُ شهران أو أكثرُ ما توقد في بيتِه نارٌ لطعامٍ ولا غيرِه، إنما يكون على التمرِ والماءِ، ونزل به ضيفٌ فأرسل إلى أبياتِه التسعِ فلم يوجد فيها ما يطعمُه الضيفَ ومات يومَ مات ودرعُه مرهونةٌ عند يهوديٍ في أَصوُعٍ من شعيرٍ وليس في بيتِه ما يأكلُه ذو كبِدٍ غير كفٍّ من شعيرٍ.
Bukankah Nabi Muhammad Shollallohu alaihi wasallam yang merupakan penghulu dari sekalian Rasul dan sebaik-baiknya makhluk Allah diatas muka bumi ini pernah mengikat batu diperutnya disebabkan lapar, adakalanya Beliau dua bulan berturut-turut atau lebih dapurnya tidak berasap untuk memasak makanan dan sebagainya. Nabi menerima dengan ridho memakan sedikit korma dan minum air sejuk saja.
Suatu ketika pernah terjadi ada seorang tamu datang ke rumah Nabi, maka Nabi memerintahkan orang menanyakan makanan ke rumah semua istrinya yang sembilan untuk menjamu tamu tadi, tetapi sayangnya tak ada sebuah rumah istri-istri nabi yang mempunyai makanan utk menjamu tamunya.
Dan pada hari Nabi wafat, diketahui bahwa baju besinya tergadai pada seorang Yahudi, untuk membeli beberapa kilogram gandum, dan dirumahnya tidak mempunyai apa-apa yang dapat dijadikan makanan kecuali segenggam gandum.
فليكن قصدُك -أيها المريدُ- وهمتُك من الدنيا خِرقةً تسترُ بها عورتَك، ولقمةً تسدُ بها جَوعتَك من الحلالِ فقط. وإياك والسمَّ القاتلَ، وهو أن تشتاقَ إلى التنَعُّمِ بالدنيا، وترغب في التَّمَتُّعِ بشهواتِها ، وتغبِط المتنَعِّمِين بها من الناسِ، فسوف يُسألون عن نعيمها ويُحاسبون على ما أصابوه وتمتعوا به من شهواتِها.
Jadikanlah wahai murid, tujuan dan cita-citamu dari dunia ini sekedar dari penutup auratmu dan sesuap buat makananmu untuk menutupi laparmu dengan syarat makananmu harus didapat dengan cara yang halal semata, awas waspadalah anda dari racun dunia yang akan membinasakan diri anda yaitu terpengaruh dengan kenikmatan dunia sehingga nanti anda dipermainkan oleh syahwat dan berlanjut anda akan merasa dengki terhadap orang-orang yang diberi karunia Allah kenikmatan dan kelezatan. Sebab semuanya akan diminta pertanggung-jawabannya dari nikmat-nikmat dunia, dan akan dihisab atas apa yang mereka dapatkan dan yang mereka bersenang-senang dengan syahwatnya.
ولو أنك عرفت المشاقَ التي يُقاسونَها، والغُصَصَ التي يتجرعونَها، والغمومَ والهمومَ التي في قلوبِهم، وصدورِهم في طلبِ الدنيا، وفي الحرص على تنميتها، والاعتناءِ بحفظِها؛ لكنت ترى ذلك يزيدُ بأضعافٍ كثيرةٍ على ما هم فيه من لذةِ التنعمِ بالدنيا؛ إن كانت ثَمَّ لذةٌ.
Andaikata anda tahu betapa beratnya pertanggung-jawaban yang mereka rasakan dan betapa berat dan besarnya tanggung jawab itu, yang akan mereka hadapi disamping menanggung duka dan nestapa. Di hatinya tidak ada ketenteraman. Dalam mengejar dunia dan berlomba-lomba untuk menumpuk-numpuk harta kekayaan serta amat sayang untuk membelanjakan di jalan Allah. Semua itu akan menyebabkan mereka hidup susah dan berat dari apa yang mereka rasakan sebagai kenikmatan dan kelezatan dunia apakah yang demikian itu dapat dikatakan kelezatan ?
ويكفيك زاجراً عن محبةِ الدنيا، ومزهِّداً فيها قولُه تعالى:” ولولا أن يكون الناسُ أمةً واحدةً لجعلنا لمن يكفرُ بالرحمنِ لبيوتهِم سُقُفاً من فضةٍ ومعارجَ عليها يظهرونَ * ولبيوتِهِم أبواباً وسُرُراً عليها يتكِؤن* وزخرُفاً وإن كلُّ ذلك لمَّا متاعُ الحياةِ الدنيا والآخرةُ عند ربِكَ للمتقينَ” . وقولُ رسولِ الله صلى الله عليه وسلم:” الدنيا سجنُ المؤمنِ وجنةُ الكافرِ، ولو كانت تزِنُ عند الله جَناحَ بعوضةٍ ما سقى كافراً منها شَربةَ ماءٍ “. و أنه سبحانه منذُ خلقها ما نظر إليها .
Dan cukuplah bagimu sebagai pencegah anda dari mencintai dunia dan menganjurkan anda hidup zuhud terhadapnya, yaitu firman Allah ta’ala : ” Dan kalau sekiranya manusia menjadl umat yang satu (semua gila kekayaan) niscaya Kami buatkan untuk orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan yang Pemurah. Atap rumahnya dan tangga tempat naik mereka semuanya dari perak dan pintu-pintu rumahnya dan dipan tempat tidurnya (dari perak juga) dan dibuatkan pula perhiasan-perhiasan emas, bahwa semua Itu hanyalah keindahan hidup di dunia, sedang akhirat nanti dijadikan oleh Tuhanmu untuk orang-orang yang bertaqwa.” (OS. Az-Zukhruf 33-35).
Dan Sabda Rasulullah Shollallohu alaihi wasallam : ” Dunia adalah penjara orang mukmin, dan surganya orang-orang kafir, sekiranya dunia dipandang berharga di sisi Allah, senilai sayap seekor lalat saja, niscaya Dia tidak akan memberi minum kepada orang-orang kafir seteguk air sekalipun”. Dan sungguh Allah subahanah tidak melihatnya semenjak Allah menciptakannya. Wallohu a’lam. [Oleh : Ust.Nur Hamzah].
LINK ASAL :
www.fb.com/notes/1600745526614916/