Kajian Kitab Risalatu Adabi Sulukil Murid ( Bagian 21 )

Kiatab riasalatu adabi
Kajian Kitab Risalatu Adabi Sulukil Murid
Kajian Kitab Risalatu Adabi Sulukil Murid ( Bagian 21 )
Karya : Al Habib Abdullah Alwi Al Haddad

خاتمة

نذكر فيها شيئاً من أوصاف المريد الصادق: قَالَ بَعضُ العَارِفينَ رَضِيَ الله عَنهُم وَنَفَعنا بِهم أَجمَعين: لاَ يَكُونُ المُريدُ مُرِيداً حَتَّى يَجِدَ في القُرآنِ كُلَّ مَا يُريدُ، وَيَعرِفَ النُّقصَانَ مِنَ المَزيدِ، وَيَستَغنِي بِالمَولى عَنِ العَبِيدِ، وَيَستَوِي عِندَهُ الذَّهبُ وَالصَّعيدُ.

Kita akan menerangkan beberapa sifat yang harus ada pada seorang murid yang benar. Berkata setengah ahli arif Billah, semoga Allah Ta’ala ridlo kepada mereka dan memberi manfaat dari ilmu-ilmunya kepada kita sekalian amin. Seorang murid yang menuntut thariqat (ilmu menuju ke jalan Allah) belum dapat dikatakan murid, sebelum ia mendalami isi Al-Qur’an dan memperoleh segala yang diperlukan dari Al-Qur’an. Dia harus mengetahui kekurangan dari kelebihan, Senantiasa menunjukan segala hajat-kebutuhan dan keperluannya kepada Allah SWT, bukan kepada hamba-hamba Tuhan dan sama baginya antara emas dan debu jalan.

المُرِيدُ مَن حَفِظَ الحُدودَ، وَوَفَّى بِالعُهُودِ، وَرَضِيَ بِالمَوجُودِ، وَصَبَرَ عَنِ الَمفقُودِ. المُريدُ مَن شَكَرَ عَلى النَّعماءِ، وَصَبرَ علَى البَّلاءِ، وَرَضِيَ بِمُرِّ القَضاءِ، وَحَمَدَ رَبَّهُ في السَّراءِ والضَّراءِ، وَأَخلَصَ لَهُ في السِّرِّ وَالنَّجوَى.

Seorang murid harus senantiasa memelihara batasan-batasan Allah Ta’ala dan memenuhi janji-janjinya, selalu ridlo dengan yang ada dan bersabar dari yang tidak ada. Seorang murid harus bersyukur atas nikmat-nikmat yg Allah berikan dan bersabar atas cobaan-cobaan. Bersedia menerima pahit getirnya qadha (putusan Allah) dan senan­tiasa memuji Tuhan diwaktu luang atau diwaktu sempit, dan setiap waktu mengikhlaskan dirinya pada Tuhan lahir bathin.

المُريدُ مَن لاَ تَستَرِقُّهُ الأَغيَارُ، وَ لا تَستَعبِدُهُ الآثارُ، وَ لا تَغلِبُهُ الشَّهوَاتُ، وَلا تَحكُمُ عَليهِ العَاداتُ. كَلامُهُ ذِكرٌ وَحِكمةٌ، وَصَمتُهُ فِكرَةٌ وَعِبرَةٌ، يَسبِقُ فِعلَهُ قَولَهُ وَيُصَدِّقُ عِلمَهُ عَمَلُهُ، شِعارُهُ الخُشوعُ وَالوَقاَرُ، وَدِثاَرُهُ التَّواضُعُ وَالاِنكِسارُ يَتَّبِعُ الحَقَّ وَيُؤثِرُهُ، وَيَرفُضُ الباطِلَ وَيُنكِرُهُ، يُحِبُّ الأَخيارَ وَيُوالِيهِم، وَيَبْغَضُ الأَشرارَ وَيُعادِيهِم، خُبْرُهُ أَحسنُ مِن خَبَرِهِ، وَمُعَاشَرَتُهُ أَطيَبُ مِن ذِكرِهِ

Seorang murid harus menghamba pada Allah Ta’ala saja, tidak menjadi hamba makhluk dan meminta penghambaan mereka , tidak kalah oleh syahwat dan hawa nafsu dan tidak dipaksa oleh adat kebiasaan. Bicaranya merupakan zikir dan mutiara hikrnah, dan diamnya merupakan tafakkur dan tauladan. Perbuatannya mendahului percakapannya. Ilmunya membenarkan amalannya. Syiarnya khusyu’ dan ketentraman jiwa, tawadhu’ dan merendah diri. Berpihak kepada yang benar, dan mengutamakannya serta menolak yang batil, dan membencinya, bergaul dengan orang-orang yang baik serta melindungi mereka, dan membenci orang-orang jahat serta memusuhi mereka. Bathinnya lebih baik daripada lahirnya dan Pergaulannya lebih indah daripada penuturannya. Wallohu a’lam. [Oleh : Ust. Nur Hamzah].
Demikian artikel Kajian Kitab Risalatu Adabi Sulukil Murid ( Bagian 21 ). Selamat enyelaminya , dan semoga ber manfaat

Sumber ini Ada disini

Pos terkait