5391. KAJIAN KITAB MINHAJUL ‘ARIFIN KARYA IMAM AL GHOZALI [Bab 6-7 : Bersyukur dan Pakaian]

KAJIAN KITAB MINHAJUL ‘ARIFIN KARYA IMAM AL GHOZALI
الباب السادس  باب الشكر
 و في كل نفس من أنفاس العبد نعمة لله تتجدد عليه يلزمه القيام بشكرها , و  أدني الشكر أن يرى النعمة من الله تعالى و يرضى بما أعطاه ولا يخالفه بشيء  من نعمه ,
Bab ke-enam tentang syukur
Dalam setiap nafas seorang hamba terdapat nikmat Allah  yang senantiasa baru, karena itu dia harus melazimkan sikap syukur  kepada-Nya.  Syukur yang paling rendah adalah memandang kenikmatan itu  sebagai pemberian dari Allah ta’ala, meridloi apa yang Dia berikan dan  tidak mengingkari sedikitpun dari nikmat-nikmat-Nya.
و تمام الشكر  في الاعتراف بلسان السر أن الخلق كلهم يعجزون عن أداء شكره على أصغر جزء  من نعمه و إن بلغوا غاية المجهود ؛ لأن التوفيق للشكر نعمة حادثة يجب الشكر  عليها , فيلزمك على كل شكر شكر إلى مالا نهاية له ,
Sempurnanya  syukur ada di dalam pengakuan dengan ungkapan bathin bahwa segenap  makhluk adalah lemah untuk mensyukuri nikmat yang peling kecil sekalipun, walaupun untuk itu mereka mencurahkan segenap kesungguhan. Karena dorongan untuk bersyukur itupun termasuk nikmat baru yang wajib untuk disyukuri. Jadi, engkau mesti bersyukur ketika engkau bersyukur, demikianlah seterusnya hingga tiada akhir.
فإذا تولى الله العبد , حمل عنه شكره فرضى عنه بيسير و حط عنه ما يعلم أنه لا يبلغه و يضعفه
{ و ما كان عطاء ربك محظوراً } .
Ketika Allah mengurus seorang hamba maka Allah mendorongnya untuk  bersyukur kepada-Nya, maka dia akan ridlo kepada-Nya atas rizki yang  sedikit dan akan sadar bahwa dia tidak akan mampu bersyukur kepada-Nya. “Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi”. (QS 17:20)
الباب السابع  باب اللباس
 اللباس نعمة من الله تعالى على عبده يستر به البشرة : { و لباس التقوى ذلك  خير } و خير لباسك مالا يشغل سرك عن الله تعالى , فإذا لبست ثوبك فاذكر  محبة الله الستر على عباده فلا تفضح أحدا من خلقه بعيب تعلمه منه ,
Bab ketujuh tentang Pakaian
Pakaian adalah nikmat dari Allah ta’ala kepada hamba-Nya dalam rangka menutupi kulitnya. “Dan pakaian taqwa lebih baik daripada itu”, sebaik-baik pakaianmu adalah yang Sirrimu tidak menyibukkan dari mengingat Allah ta’ala. Ketika engkau memakai pakaianmu maka ingatlah kecintaan Allah menutupi  hamba-hamba-Nya, karena itu janganlah engkau mempermalukan seorangpun  dari makhluk-Nya dengan suatu aib yang engkau ketahui darinya.
و  اشتغل بعيب نفسك فاستره بدوام الاضطرار إلى الله تعالى في تطهيره , فإن  العبد إذا نسى ذنبه كان ذلك عقوبة له و ازداد به جرأة على المعاصي ,
Sibuklah dengan aibmu sendiri, tutupilah aibmu dengan terus menerus  merasa sangat butuh kepada Allah ta’ala dalam mensucikannya. Karena,  seorang hamba ketika melupakan dosanya maka itu adalah hukuman baginya  dan akan bertambah berani untuk melakukan kemaksiatan.
و لو انتبه من رقدة الغفلة لنصب ذنوبه بين عيني قلبه نصبا و لبكى عليه بجفون سره و استولى عليه الوجل فذاب حياء من ربه ,
Jikalau sudah banguh dari tidur kelalainannya maka dosa-dosanya akan  tegak diantara kedua mata hatinya, pasti mata bathinnya menangisinya dan  rasa takut menguasai dirinya. Maka terkulailah dia karena malu kepada Rabbnya.
و مادام العبد يرجع إلى حول نفسه و قوتها انقطع عما حول الله تعالى و قوته  فاطرح همتك بين يدي الخوف و الرجاء :{ و اعبد ربك حتى يأتيك اليقين } .
Dan selama seorang hamba masih kembali kepada daya dan kekuatannya  sendiri, maka dia terputus dari daya dan kekuatan Allah ta’ala . Karena  itu, buanglah keinginanmu dihadapan perasaan khouf (takut kepada Allah)  dan roja’ (harapan kepada Allah ). ” Dan sembahlah Tuhanmu hingga kematian mendatangimu.” (QS 15:99). Wallohu a’lam. [Ust.Nur Hamzah]  # Rabbi zidna ‘ilman nafi’a #
LINK ASAL:

www.fb.com/groups/piss.ktb/1817496008273199

Pos terkait