KAJIAN KITAB AHWALUL QUBUR KARYA AL HAFIDZ IBNU ROJAB (Bagian 23)
Lanjutan Bab Keempat (5)
وخرجه البزار والطبراني بسياق مطول من حديث أنس أيضا عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: “ما من عبد إلا له ثلاثة أخلاء فأما خليل فيقول له ما أنفقت فلك وما أمسكت فليس لك فذلك ماله وأما خليله فيقول أنا معك فإذا أتيت باب الملك رجعت وتركتك فذلك أهله وحشمه وأما خليل فيقول أنا معك حيث دخلت وحيث خرجت فذلك عمله فيقول إن كنت لأهون الثلاثة علي”. وخرج البزار والحاكم من حديث النعمان بن بشير عن النبي صلى الله عليه وسلم معناه وقد اختلف في رفعه ووقفه.
Imam At Thabrani menerbitkannya dengan redaksi yg panjang dari haditsnya Anas juga, dari Nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : ” tidaklah dari seorang hamba kecuali dia mempunyai teman akrab. Teman akrab yang pertama berkata : “apa yang kau infakkan maka bermanfa’at bagimu dan apa yang kau tahan maka tidak bermanfa’at bagimu.” Dia itu adalah hartanya.
Teman akrab yang kedua berkata : “aku bersamamu, namun apabila engkau mendatangi pintunya malaikat (kubur) maka aku meninggalkanmu.” Dia itu adalah keluarga dan kerabatnya.
Teman akrab ketiga berkata : “aku selalu bersamamu baik ketika engkau masuk maupun keluar.” Dia itu adalah amalannya. dia berkata : “jika aku bisa pasti, akan kumudahkan tiga perkara ini untukku.”
Al Bazzar dan Al Hakim menerbitkannya dari haditsnya Nu’man bin Basyir dari Nabi shollallohu alaihi wasallam yang semakna dengan hadits ini, namun berbeda dalam marfu’ dan mauqufnya.
وفي روى هذا من حديث عائشة عن النبي صلى الله عليه وسلم بسياق مبسوط وأن عبد الله بن كرز قال في هذا المعنى شعرا وأنشده للنبي صلى الله عليه وسلم ولكن إسناده ضعيف جدا. وخرج البزار هذا المعنى أيضا من حديث أبي هريرة وسمرة بن جندب عن النبي صلى الله عليه وسلم وخرجه الطبراني أيضا من حديث سمرة أيضا.
وروى إبراهيم بن بشار عن إبراهيم بن أدهم أنه كان ينشد شعرا:
ما أحد أكرم من مفرد … أعماله في قبره تؤنسه
منعم الجسم وفي روضة … زينها الله فهي مجلسه
Ini telah diriwayatkan pula dari Haditsnya ‘Aisyah dari Nabi shollallohu alaihi wasallam dengan redaksi yang sederhana, dan Abdulloh bin Karz berkata dengan syair yang semakna dengan hadits ini, dan diperdendangkan kepada Nabi shollallohu alaihi wasallam akan tetapi sanadnya sangat lemah.
Al Bazzar juga menerbitkannya yang semakna dengan ini juga dari haditsnya Abu Hurairoh dan Samuroh bin Jundub dari Nabi shollallohu alaihi wasalam, Imam Thabrani juga menerbitkannya dari haditsnya Samurah juga.
Ibrahim bin Basyar menriwayatkan dari Ibrahim bin Adham bahwa dulu beliau pernah mendendangkan syair :
” Bahagianya hidup sendiri tak sebahagia orang yang sendirian di kuburnya, Amalannya di dalam kuburan membahagiakannya.
Seraya menikmati kesegaran taman nan permai, Yang telah Allah persiapkan utk tempat peristirahatanya.”
وأما العارفون بالله المحبون له المنقطعون إليه في الدنيا والمستأنسون به دون خلقه فإن الله بكرمه وفضله لا يخذلهم في قبورهم بل يتولاهم ويؤنس وحشتهم فـ {إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ} [النحل: 128] .
وقد جاء في بعض ألفاظ حديث يوم المزيد أنهم يقولون لربهم في ذلك اليوم أنت الذي أنست منا الوحشة في القبور.
Adapun orang-orang yang ‘Arif billah, yang mencintai-Nya, yang mempergunakan seluruh waktunya di dunia untuk-Nya dan yang berakrab-akrab dengan-Nya tanpa berakrab dengan makhluk-Nya maka Allah ta’ala dengan kemuliaan dan anugrah-Nya tidak merendahkan mereka di dalam kuburnya, bahkan Allah melindungi dan menghibur kesedihan mereka, karena sesungguhnya Allah menyertai orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. (an nahl ayat 128).
Telah datang dalam sebagian lafadz-lafadz tentang hadits yaumul mazid, bahwa mereka berkata kepada Tuhan mereka pada hari itu : ” Engkaulah Tuhan yang menghibur kesedihan kami di dalam kubur.”
وكتب محمد بن يوسف الإصبهاني العابد إلى أخيه إني محذرك متحولك من دار مملكتك إلى دار إقامتك وجزاء أعمالك فتصير في قرار باطن الأرض بعد ظاهرها فيأتيك منكر ونكير فيقعدانك وينتهرانك فإن يكن الله معك فلا بأس عليك ولا وحشه ولا فاقة وإن لم يكن غير ذلك فأعاذني الله وإياك من سوء مصرع وضيق مضجع. ورئي ابن أبي عاصم في المنام فسئل عن حاله فقال يؤنسني الله عز وجل
Muhammad bin Yusuf Al Asbihani Al ‘Abid menulis surat kepada saudaranya : ” sesungguhnya aku memberi peringatan kepadamu dan memindahkanmu dari tempat kekuasaanmu menuju tempat tinggal dan balasan amalan-amalanmu, engkau berada di perut bumi setelah berada di atasnya, lalu malaikat Munkar dan Nakir mendatangimu, keduanya mendudukkanmu dan menggertakmu.
Jikalau Allah ada bersamamu maka engkau tidak akan apa-apa, tidak bersedih dan tidak takut. namun jika nantinya tidak begitu, maka semoga Allah melindungi aku dan engkau dari buruknya kematian dan sempitnya tempat pembaringan.”
Ibnu Abi ‘Ashim diimpikan, lalu ditanyai tentang keadaannya, beliau menjawab : “Allah azza wajalla telah menghiburku.”
وأما من كان في الدنيا مشغولا عن الله عز وجل وكان يخاف غيره فإنه يعذل في القبر بذلك.
قال أحمد بن أبي الحواري حدثنا إبراهيم بن الفضل عن إبراهيم أبي المليح الرقي قال إذا أدخل ابن آدم قبره لم يبق شيء كان يخافه في الدنيا دون الله عز وجل إلا تمثل له يفزعه في لحده لأنه في الدنيا يخافه دون الله تعالى.
وروى عبد الرحمن بن زيد بن أسلم عن أبيه عن ابن عمر عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: “ليس على أهل لا إله إلا الله وحشة في قبورهم ولا يوم نشورهم وكأني بأهل لا إله إلا الله ينفضون التراب عن رؤوسهم يقولون {الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَ} [فاطر: 34]
Adapun orang yg ketika di dunia tersibukkan dirinya, melupakan Allah azza wajalla dan dia takut kepada selain Allah, maka dia akan disiksa di kuburnya sebab hal itu. Ahmad bin Abil Hiwari berkata : “telah menceritakan kepada kmu Ibrahim bin Al Fadhl dari Ibrahim bin Abil Malih Ar Roqi , ia berkata : ‘ketika anak cucu Adam di masukkan kedalam kuburnya, maka tidak tersisa sesuatupun yang dulu di dunia ia takuti selain Allah Azza wajalla, kecuali sesuatu tersebut diserupakan kepadanya hingga menakutkannya di dalam liang lahadnya, karena ia dulu di dunia takut kepadanya, bukan takut kepada Allah ta’ala.”
Abdurrahman bin Zaid bin Aslam meriwayatkan dari ayahnya dari Nabi shollallohu alaihi wasalam bahwa beliau bersabda : ” tidak ada ketakutan di dalam kubur dan di hari berbangkit bagi orang yang biasa mengucapkan ‘Laa ilaaha illalloh’. Seolah-olah aku dengan ahli Laa ilaaha illalloh itu membersihkan tanah dari kepala mereka sambil mengucapkan : ” segala puji bagi Allah yg telah menghilangkan kesedihan dari kami ” ( Fathir ayat 34). Wallohu a’lam. [Ust.Nur Hamzah] # Rabbi zidna ‘ilman nafi’a #
Bersambung ………
Baca kajian sebelumnya di sini :