721. MENCIUM MUSHAF

PERTANYAAN:
Mariah-Dj Kercaca Sann

Bacaan Lainnya
Assalamu’alaykum…

BERDOSAKAH SAYA :
sebelum membuka Al qur’an dan sebelum Menutup dan setelah menutup Al Qur’an q mencium Al Qur’an,,
Sehabis dipengajian q beli buku paduan Dzikir, nah waktu malam q buka bukuny dan berdzikir setelah Dzikir Q tutup bukunya dan q menciumnya, q gak sadar ternyata disampul buku ada foto Penulisnya(yang mengisi acara pengajian). Apakah q berdosa mencium gambar fotonya seorang kiyai ?
Terima kasih,

JAWABAN:
>> Masaji Antoro:
Wa’alaikumsalam
Mencium MUSHAF/ALQURAN hukumnya BOLEH bahkan sebagian ulama ada yang menyatakan SUNAH
MENCIUM MUSHAF
6246 – يستحب تقبيل المصحف لأن عكرمة بن أبي جهل رضي الله عنه كان يفعله وبالقياس على تقبيل الحجر الاسود ذكره بعضهم ولأنه هديه من الله تعالى فشرع تقبيله كما يستحب تقبيل الولد الصغير
Disunahkan mencium mushaf karena sahabat ‘Ikrimah Bin Abu Jahal ra melakukannya dan dengan diqiyaskan pada mencium Hajar Aswad dan karena mushaf adalah sumber hidayah dari Allah maka disyariatkan menciumnya seperti kesunahan mencium anak kecil.
Al-Itqaan Fii ‘Uluum al-Quraan II/458
ج – تَقْبِيل الْمُصْحَفِ :
13 – ذَكَرَ الْحَنَفِيَّةُ : وَهُوَ الْمَشْهُورُ عِنْدَ الْحَنَابِلَةِ – جَوَازُ تَقْبِيل الْمُصْحَفِ تَكْرِيمًا لَهُ ، وَهُوَ الْمَذْهَبُ عِنْدَ الْحَنَابِلَةِ ، وَرُوِيَ عَنْ أَحْمَدَ اسْتِحْبَابُهُ ، لِمَا رُوِيَ عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ : كَانَ يَأْخُذُ الْمُصْحَفَ كُل غَدَاةٍ وَيُقَبِّلُهُ ، وَيَقُول : عَهْدُ رَبِّي وَمَنْشُورُ رَبِّي عَزَّ وَجَل ، وَكَانَ عُثْمَانُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يُقَبِّل الْمُصْحَفَ وَيَمْسَحُهُ عَلَى وَجْهِهِ .
Kalangan Hanafiyyah (pendapat ini juga mashur dikalangan Hanabilah) bolehnya mencium mushaf sebagai bentuk penghormatan padanya, pendapat ini yang dijadikan madzhab dikalangan Hanabilah bahkan diriwayatkan dari Imam Ahmad akan kesunahannya berdasarkan riwayat dari Umar ra “Adalah Umar setiap pagi mengambil mushaf dan menciumnya seraya berkata : Perjanjian dan surat dari Tuhanku ‘Azza wa Jalla”
“Adalah Utsman ra mencium mushaf dan mengusapkan pada muka mukanya”
alMausuuah al-Fiqhiyyah XIII/133
( ويندب كتبه وإيضاحه ) أي تبيين حروفه ، واستدل السبكي على جواز تقبيل المصحف بالقياس على تقبيل الحجر الأسود ويد العالم والصالح والوالد ، إذ من المعلوم أنه أفضل منهم قال الدميري
(Disunahkan menulis dan memperjelas tulisan mushaf)
Imam As-subky menarik kesimpulan akan bolehnya mencium mushaf dengan mengqiyaskan pada mencium Hajar Aswad, tangan orang Alim, tangan Orang Shalih, tangan orang tua karena sudah maklum bahwa mushaf lebih utama ketimbang semuanya.
Tuhfah al-Habiib I/551
Wallaahu A’lamu Bis Showaab

Pos terkait