Bolehkah Maskawin Berupa Hafalan Al-Qur’an

Bolehkah Maskawin Berupa Hafalan Al-Qur'an

Bolehkah Maskawin Berupa Hafalan Al-Qur’an

PERTANYAAN :

Bacaan Lainnya

Assalamu’alaikum.. Mau tanya.. Begini, misalkan nanti kalau nikah aku minta mahar hafalan surah.. Jadi, apakah pas nikah nanti, calon prianya mengucapkan ijab qabul dulu atau melafalkan surah dulu sebagai mahar ? [Sri Mursida Samad].

JAWABAN :

Wa’alaikumsalam. Mas kawin berupa mengajarkan bacaan al-Quran atau mengajarkan hafalan al-Quran pada istri diperbolehkan meskipun sudah bisa baca/hafal al-Quran yang hendak dia ajarkan karena didalamnya mengandung kemanfaatan.

ويجوز أن يكون منفعه كالخدمه وتعليم القرآن وغيرهما من المنافع المباحة لقوله عز وجل (إنى أريد أن أنكحك إحدى ابنتى هاتين على أن تأجرني ثمانى حجج) فجعل الرعى صداقا وزوج النبي صلى الله عليه وسلم الواهبة من الذى خطبها بما معه من القرآن

“Dan boleh mahar yang berupa kemanfaatan seperti pengkhidmahan dan mengajarkan al-Quran dan kemanfatan-kemanfatan lainnya, berdasarkan firman Allah “Berkatalah dia (Syuaib): “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun” (QS. 28:27) dalam ayat tersebut pengkhidmahan berupa menggembala dijadikan mas kawin dan karena baginda Nabi Muhammad SAW. Menikahi wanita yang beliau pinang, juga ada yang hanya memakai sesuatu dari al-Quran”. [ Al-Majmuu’ ala Syarh al-Muhadzdzab 16/328 ].

ويجوز ان يتزوجها علي منفعة معلومة كتعليم القرأن…. ولا فرق لتعليم القرأن بين ان يكون لكله كما هو ظاهره او لسور معينة منه كالفاتحة وغيرها او لقدر معين من سورة معينة كربع من سورة يس وان كانت تعريفه

“Dan boleh bagi seorang (calon) suami menikahi wanita dengan memakai kemanfaatan yang telah diketahui seperti mengajarkan al-Quran…. Dan tidak terdapat perbedaan mengenai mengajarkan al-Quran antara mengajarinya seluruh al-Quran atau mengajarkan surat-surat tertentu seperti surat al-Fatihah atau surat lainnya, atau mengajarkannya pada batasan tertentu dari sebuah surat yang telah ditentukan seperti seperempat dari surat Yaasiin meskipun wanita tersebut telah mengetahuinya”. [ Al-Baajuuri II/126 ].

* Membacanya sesudah ijab qabul…

Jika membacanya sesudah ijab qabul, lalu bagaiamana menyebutkan maharnya ? biasanya mengucapkannya : BIMAHRI ALFI RUPIAH HAALLAN, maka dijawab : QUBILTU NIKAACHAHAA WATAAZWIIJAHAA BILMAHRIL MADZKUURI WARODHIITU BIHII MUAJJALAN. Karena mahar ada yang langsung diserah terimakan (HAALLAN) ada yang ditempokan (MUAJJALAN). [Masaji Antoro].

Demikian artikel tentang Bolehkah Maskawin Berupa Hafalan Al-Qur’an, semoga bermanfaat.

Sumber ada disini.

 

 

Pos terkait