Bisnis Bangkrut Hutang Numpuk, Karomah Guru Sekumpul Datang Jadi Tenang.
Siapa saja yang datang saat haul Abah Guru Sekumpul pasti akan menyaksikan lautan jutaan manusia dari berbagai penjuru dunia datang ke Martapura. Ini tentu bukan hal yang biasa, karena itu pasti digerakkan langsung oleh Allah SWT karena di Martapura ada kekasihnya bernama KH Muhammad Zaini Abdul Ghani. Semua yang datang berharap berkah Allah melalui wasilah Abah Guru Sekumpul.
Pada suatu kesempatan saat haul, ada jamaah dari Jawa yang memang selalu menyempatkan hadir dalam haul Abah Guru Sekumpul. Kehadiran orang Jawa ini dikarenakan ada suatu peristiwa yang tak pernah dilupakan dalam hidupnya. Saat ia merantau ke Kalimatan dan menjadi orang sukses dengan memiliki kapal dagang, rumah sendiri, tapi akhirnya malah bangkrut dan mempunyai banyak utang menumpuk. Tahun 1980 itu menjadi kenangan hidupnya yang sangat kelam, setiap hari dihantui hutang yang menyesakkan.
Kalau diperkirakan saat itu, hutangnya sampai 5 miliar rupiah. Sisa uangnya tinggal 2 juta rupiah yang kemudian digunakan untuk modal buka warung sate di malam hari. Karena malam hari, maka banyak pelanggannya yang berkarakter keras. Suatu hari, ada salah satu orang yang memaki Abah Guru Sekumpul dengan seenaknya. Sang penjual sate ini tak terima, ia bela Abah Guru Sekumpul dengan sepenuh pengetahuannya dan kecintaannya.
Dari peristiwa itu, sang penjual sate itu kemudian punya rasa rindu yang luar biasa untuk bisa bertemu langsung Abah Guru Sekumpul. Rasa rindu itu datang begitu saja, ia sendiri tak tahu asal-muasalnya. Akhirnya, si penjual sate itu sowan ke Martapura untuk bertemu Abah Guru Sekumpul. Tak disangka, akhirnya ia bisa bertemu. Maka, ia ceritakan kisah hidupnya yang sedang kelam dan dihantui banyak hutang.
Abah Guru Sekumpul memberi nasehat agar ia tetap tenang, karena akhirnya nanti akan bisa tertawa lagi. Ia bingung, karena kondisinya masih sangat galau dan pusing. Kemudian Abah Guru Sekumpul memberikan amalan bacaan agar rutin dibaca. Dengan penuh kejujuran, ia tak sanggup baca amalan itu, karena kemampuannya dalam dzikir sungguh masih payah, tak jelas.
Karena ia jujur dengan kondisinya, Abah Guru Sekumpul sama sekali tidak marah. Malah Abah Guru Sekumpul senang karena ia terus terang menyampaikan kondisinya apa adanya. Akhirnya Abah Guru Sekumpul memberikan catatan bertintakan emas.
Setelah bertemu Abah Guru Sekumpul itu, si penjual sate itu merasakan ketenangan hidup. Hidup damai dan tidak bingung, walaupun hutang masih menumpuk. Pelan-pelan, usahanya terus meningkat. Hutangnya terus dicicil untuk dilunasi, sampai benar-benar lunas. Tiga tahun ia sungguh-sungguh berjuang agar bisa kembali hidup normal. Semua masa sulitnya terlewati.
Karena itulah, ia kemudian selalu memastikan dirinya selalu datang pada saat haul Abah Guru Sekumpul. Ia merasakan betul karomah Abah Guru Sekumpul, sehingga bisa kembali merasakan hidup tenang untuk beribadah. Kini, ia menikmati masa tua hidup di Gresik Jawa Timur.
Demikian kisah pelajaran Bisnis Bangkrut Hutang Numpuk, Karomah Guru Sekumpul Datang Jadi Tenang, semoga bermanfaat untuk kita semua.
Penulis: Ustadz Mukhlisin.