Cinta dan Pengertiannya Menurut Islam

Cinta dan Pengertiannya Menurut Islam

Pertanyaan: Cinta dan Pengertiannya Menurut Islam

Assalamu alaikum Wr. Wb. 

Mau tanya uztadz uztadzah,

Bacaan Lainnya
  1. Apa sebenarnya cinta itu?
  2. Adakah kitab salaf yang menerangkan? Namanya apa?
  3. Dari mana cinta berasal ? Jika dari nafsu, dari nafsu apa? Lawwamah atau muthmainnah. Atau apa?
  4. Apakah kaitanya dengan sifat Alloh Arrohman Arrohim?
  5. Apa pengertian dan perbdaan pacaran dan ta’aruf? Bagaimana hukumnya?
    Mohon penjelasanya dan maaf kalau kurang sopan admin, (adi ma’ruf)

 

Jawaban atas pertanyaan Cinta dan Pengertiannya Menurut Islam

Wa’alaikum salam Wr. Wb.

Macam-Macam Cinta dan Pengertiannya

التَّعْرِيفُ :
الْمَحَبَّةُ فِي اللُّغَةِ : الْمَيْلُ إِلَى الشَّيْءِ السَّارِّ .

Pengertian cinta dalam segi bahasa yaitu condong/suka pada sesuatu yang berjalan

قَالَ الرَّاغِبُ الأَصْفَهَانِيُّ : الْمَحَبَّةُ إِرَادَةُ مَا تَرَاهُ أَوْ تَظُنُّهُ خَيْرًا ،وَهِيَ عَلَى ثَلاثَةِ أَوْجُهٍ : مَحَبَّةٌ لِلَّذَّةٍ كَمَحَبَّةِ الرَّجُلِ لِلْمَرْأَةِ ،وَمَحَبَّةٌ لِلنَّفْعِ كَمَحَبَّةِ شَيْءٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، وَمِنْهُ قَوْله تَعَالَى : { وَأُخْرَى تُحِبُّونَهَا نَصْرٌ مِنَ اللَّهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ } ،وَمَحَبَّةٌ لِلْفَضْلِ كَمَحَبَّةِ أَهْلِ الْعِلْمِ بَعْضَهُمْ لِبَعْضٍ لأَجْلِ الْعِلْمِ

Arroghib al-Asfahani berkata, cinta adalah ,menghendaki/mengharap pada sesuatu yang kau lihat atau kau menyangka sesuatu tersebut adalah baik dan cinta terbagi jadi 3 macam

  1. Cinta untuk kelezatan / kenikmatan
    contohnya cintanya 2 sejoli yaitu pria pada wanita
  2. Cinta untuk kemanfaatan
    contohnya seperti cinta pada sesuatu yang bisa untuk dimanfaatkan,sebagian dari itu adalah sebagaimana firman Allah dalam surat As-Shof ayat 13

وَأُخْرَى تُحِبُّونَهَا نَصْرٌ مِنَ اللَّهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ

Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.

      3. Cinta untuk keutamaan
seperti cinta pada ahli ilmu pada sebagian ke sebagian yang lain dikarenakan ilmu

Al-mausuah Al-fiqhiyyah juz 36 hal 186

——————————

أَنَّ الْمَحَبَّةَ مِنَ الأُمُورِ الْقَلْبِيَّةِ الَّتِي لَيْسَ لِلإِنْسَانِ فِيهَا خِيَارٌ وَلا قُدْرَةٌ لَهُ عَلَى التَّحَكُّمِ فِيهَا

sesungguhnya cinta adalah urusan hati yang mana tiada kemampuan bagi manusia untuk memilih dan tiada pula kesanggupan / kemampuan baginya untuk mengontrol

 

Al-Mausuah Al-Fiqhiyyah juz 36 hal 186

الْمَوَدَّةُ :
– الْمَوَدَّةُ فِي اللُّغَةِ : مَحَبَّةُ الشَّيْءِ وَتَمَنِّي كَوْنِهِ ، وَيُسْتَعْمَلُ فِي كُلِّ وَاحِدٍ مِنَ الْمَعْنَيَيْنِ عَلَى أَنَّ التَّمَنِّي يَتَضَمَّنُ مَعْنَى الْوُدِّ ؛ لأَنَّ التَّمَنِّيَ هُوَ تَشَهِّي حُصُولِ مَا تَوَدُّهُ وَمِنْهُ قَوْله تَعَالَى : { وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً } .
وَلا يَخْرُجُ مَعْنَاهُ الاصْطِلاحِيُّ عَنْ مَعْنَاهُ اللُّغَوِيِّ . وَالْفَرْقُ بَيْنَ الْمَحَبَّةِ وَالْمَوَدَّةِ ، أَنَّ الْحُبَّ يَكُونُ فِيمَا يُوجِبُهُ مَيْلُ الطِّبَاعِ وَالْحِكْمَةِ جَمِيعًا ، وَالْوُدُّ مِنْ جِهَةِ مَيْلِ الطِّبَاعِ فَقَطْ .
وَعَلَى هَذَا فَالْمَحَبَّةُ أَعَمُّ مِنَ الْمَوَدَّةِ

– الْعِشْقُ :
– الْعِشْقُ فِي اللُّغَةِ : الإِغْرَامُ بِالنِّسَاءِ وَالإِفْرَاطُ فِي الْمَحَبَّةِ .
وَلا يَخْرُجُ الْمَعْنَى الاصْطِلاحِيُّ عَنِ الْمَعْنَى اللُّغَوِيِّ ، وَالصِّلَةُ بَيْنَ الْمَحَبَّةِ وَالْعِشْقِ أَنَّ الْمَحَبَّةَ أَعَمُّ مِنَ الْعِشْقِ .

– الإِرَادَةُ :
– الإِرَادَةُ فِي الأَصْلِ قُوَّةٌ مُرَكَّبَةٌ مِنْ شَهْوَةٍ وَحَاجَةٍ وَأَمَلٍ ، وَجُعِلَ اسْمًا لِنَزُوعِ النَّفْسِ إِلَى الشَّيْءِ مَعَ الْحُكْمِ فِيهِ بِأَنَّهُ يَنْبَغِي أَنْ يُفْعَلَ أَوْ لا يُفْعَلَ ، ثُمَّ يُسْتَعْمَلُ مَرَّةً فِي الْمَبْدَأِ وَهُوَ نُزُوعُ النَّفْسِ إِلَى الشَّيْءِ ، وَتَارَةً فِي الْمُنْتَهَى وَهُوَ الْحُكْمُ فِيهِ بِأَنَّهُ يَنْبَغِي أَنْ يُفْعَلَ ، أَوْ لا يُفْعَلَ .
وَقَدْ تُذْكَرُ الإِرَادَةُ وَيُرَادُ بِهَا الْقَصْدُ
وَمِنْهُ قَوْله تَعَالَى : { لا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الأَرْضِ }
أَيْ لا يَقْصِدُونَهُ وَلا يَطْلُبُونَهُ .
وَلا يَخْرُجُ الْمَعْنَى الاصْطِلاحِيُّ عَنِ الْمَعْنَى اللُّغَوِيِّ . وَالصِّلَةُ بَيْنَ الْمَحَبَّةِ وَالإِرَادَةِ أَنَّ الْمَحَبَّةَ أَعَمُّ مِنَ الإِرَادَةِ

Macam-macam pengertian mahabbah/cinta

– Kitab As Syifa (2/390)

اختلف الناس في تفسير محبة الله ، ومحبة النبي – صلى الله عليه وسلم – ، وكثرت عباراتهم في ذلك ، وليست ترجع بالحقيقة إلى اختلاف مقال ، ولكنها اختلاف أحوال :

فقال سفيان : المحبة اتباع الرسول – صلى الله عليه وسلم – ، كأنه التفت إلى قوله – تعالى – : قل إن كنتم تحبون الله فاتبعوني [ آل عمران : 31 ] الآية .

وقال بعضهم : محبة الرسول اعتقاد نصرته ، والذب عن سنته ، والانقياد لها ، وهيبة مخالفته .

وقال بعضهم : المحبة : دوام الذكر للمحبوب .

وقال آخر : إيثار المحبوب .

وقال بعضهم : المحبة الشوق إلى المحبوب .

وقال بعضهم : المحبة مواطأة القلب لمراد الرب ، يحب ما أحب ، ويكره ما كره .

وقال آخر : المحبة ميل القلب إلى موافق له .

وأكثر العبارات المتقدمة إشارة إلى ثمرات المحبة دون حقيقتها .

وحقيقة المحبة الميل إلى ما يوافق الإنسان وتكون موافقته له إما لاستلذاذه بإدراكه ، كحب الصور الجميلة ، والأصوات الحسنة ، والأطعمة ، والأشربة اللذيذة ، وأشباهها مما كل طبع سليم مائل إليها لموافقتها له ، أو لاستلذاذه بإدراكه بحاسة عقله ، وقلبه معاني باطنة شريفة ، كمحبة الصالحين ، والعلماء ، وأهل المعروف المأثور عنهم السير الجميلة ، والأفعال الحسنة ، فإن طبع الإنسان مائل إلى الشغف بأمثال هؤلاء حتى يبلغ التعصب بقوم لقوم ، والتشيع من أمة في آخرين ما يؤدي إلى الجلاء عن الأوطان وهتك الحرم ، واخترام النفوس ، أو يكون حبه إياه لموافقته له من جهة إحسانه له ، وإنعامه عليه ، فقد جبلت النفوس على حب من أحسن إليها .

  1. Sebagian tarjim dari ibaroh yai Mbah Godek (Al-mausuah Al-fiqhiyyah juz 36 hal 186)

Mawaddah (cinta)
mawaddah menurut bahasa adalah: mencintai sesuatu dan mengharapkan adanya sesuatu itu.
dan dari kedua makna tersebut digunakan satu sama lain yang mana tamanni (pengharapan) menyimpan makna wudd (cinta). karena tamanni itu mengharap wujudnya sesuatu yang dicintai. termasuk dari hal ini adalah firman Allah Ta’ala:

وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ . . . لقمان : 21 .
Dan menjadikan diantara kalian rasa cinta dan kasih sayang. . . Luqman : 21
makna mawaddah secara istilah tidak keluar dari makna secara bahasa. Dan perbedaan antara mahabbah dan mawaddah. bahwa hubb itu berada pada sesuatu yang menetapkan condongnya tabiat dan hikmah secara keseleruhan. sedangkan wudd itu hanya dari segi kecondongan tabiat saja. dan dari sini mahabbah lebih umum dari pada mawaddah.

Al-‘Isyqu (rindu)
isyqu secara bahasa adalah rasa rindu yang menggebu-gebu pada perempuan dan berlebihan dalam rasa cinta. Dan makna secara istilah tidak keluar dari makna secara bahasa. Hubungan antara mahabbah dan isyqu itu bahwa mahabbah lebih umum dari pada isyqu.

Al-Irodah (kehendak/keinginan)

 

  1. Tarjim dari ibaroh yai Mas Hamzah ( kitab As Syifa: 2/390 )

Orang-orang berbeda pandangan mengenai rasa cinta kepada Allah, rasa cinta kepada Nabi – shollallohu ‘alaihi wasallam – beraneka ragam ungkapan mengenai hal ini. Secara pasti ungkapan-ungkapan itu tidak kembali pada perbedaan, akan tetapi kembali pada perbedaan keadaan :

Sufyan mengatakan: rasa cinta itu adalah mengikuti Nabi – shollallou ‘alaihu wasallam – seakan-akan beliau memperhatikan pada firman Allah :

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ . . . ال عمران : 31 .

Katakanlah jika kalian mencintai Allah . . maka ikutilah aku . . maka Allah akan mencintaimu . ali imran : 31

Sebagian yang lain mengatakan: rasa cinta kepada Nabi adalah meyakini dalam menolongnya, mempertahankan sunnahnya, tunduk patuh pada sunnahnya, takut menyelisihinya (tidak sesuai dengannya).

Sebagian lagi mengatakan: rasa cinta itu terus menerus mengingat sang kekasih.

Yang lain mengatakan: lebih mengutamakan kekasih.

Sebagian yang lain mengatakan: rasa cinta ialah kerinduan mendalam pada kekasih.

Sebagian yang lain mengatakan: rasa cinta itu ialah berkesesuaian/setuju terhadap kehendak tuhan, mencintai apa yang dicintai, membenci apa yang dibenci.

Yang lain mengatakan: rasa cinta yaitu cenderungnya hati untuk mencocoki.

Ungkapan-ungkapan di atas lebih banyak mengisyaratkan buah dari cinta bukan hakikat cinta.

Haqiqat dari cinta adalah kecenderungan/kecondongan pada hal yang sesuai dengan seseorang, kesesuaian itu ada kalanya karena rasa nikmat yang didapatkannya, seperti gambar-gambar yang indah, suara merdu, makanan dan minuman yang lezat dan lain-lain dari setiap hal yang mana tabiat yang normal condong padanya karena ada kesesuaian/kecocokan padanya. Atau merasa nikmat dengan apa yang dirasakan akal dan hati terhadap makna-makna batin yang mulia. seperti rasa cinta pada orang-orang sholih, orang-orang alim, orang yang ahli berbuat kebaikan yang berkesan dari perjalan hidup indah mereka, perilaku-perilaku yang baik.

Karena tabiat manusia cenderung pada kegemaran dengan meniru mereka sehingga timbul gelora semangat kefanatikan kaum pada kaum yang lain. dan bentuk keberpihakan umat pada yang lain pada sesuatu hal yang dapat menetakan untuk perpindahan meninggalkan tanah air, menerjang hal-hal yang menghalangi, dan merusak jiwa.

Atau adakalanya rasa cinta seseorang itu timbul karena mencocoki dari segi perbuatan baik yang dilakukan padanya, pemberian nikmat padanya. karena jiwa itu tercipta untuk mencintai orang yang berbuat baik padanya.

 

Wallohu a’lam. Semoga bermanfaat. (Mas Hamzah, Mbah Godek, Dik Ibnu Al-Ihsany Rinduku)

Sumber Baca Disini

Silahkan baca juga artikel terkait.

Pos terkait