Nama lengkapnya adalah Habib Abdurrahman bin Saggaf bin Husen bin Abubakar bin Umar bin Saggaf Assagaf. Beliau dilahirkan pada tahun1309 H di Kampung Pekojan, Jakarta. Ibunya bernama Syarifah Ummu Hani binti Abdurahman Assagaf. Beliau termasuk ulama klasik yang hidup di zaman al-Habib Ali Al Habsyi Kwitang.
Habib Abdurrahman Assagaf memulai studinya semasih kanak kanak dibawah pengawasan ayahnya Habib Saggaf bin Husen Assagaf yang mahir dalam bahasa Arab selama beberapa tahun sampai ia mampu memahami kitab-kitab Arab klasik. Setelah usianya 9 tahun, ia diberangkatkan ke kota Sewun Hadramut – Yaman untuk meneruskan studinya. Guru-gurunya di Hadramut di antaranya adalah syiekh Muhammad bin Muhammad Bakstir, seorang ulama ternama di kota Sewun pada zamannya. Hb Ahmad bin Abdurhaman Assagaf (ayahnya Hb Abdul Qadir Assaegaf-Jeddah), Hb Muhammad bin Hadi Assegaf dan masih banyak lagi ulama tidak bisa disebut satu persatu secara rinci. Setelah sampai pada usia dewasa kurang lebih 22 tahun ia kembali ke Jakarta.
Setibanya di Jakarta ia ditunjuk sebagai nadhir dan guru di Madrasah Jamiat Khair – jakarta. Dalam masa waktu kurang lebih 18 tahun dia mengembangkan ajaran-ajaran Islam di madrasah trb. Pada tahun 1349 H (1930M) beliau dipilih oleh pemerintah setempat untuk memangku jabatan sebagai Qhadi di Jakarta dan penulis wakalah syar’iyyah selama kurang lebih 20 tahun
Setelah lama memangku jabatan sebagai ghadi, pada tahun 1369 H (1950 M) ia mengundurkan diri dari jabatan tersebut karena usia yang sudah udzur. Pada tanggal 27 Rabi’ul Awal 1390 Hijriyah bertepatan dengan 6 Juni 1970 Masehi Habib Abdurrahman Assagaf wafat dalam usia 81 tahun. Dia dimakamkan di pemakaman wakaf syeikh Naum di Tanah Abang yang makamnya berdekatan dengan makqam Habib Utsman bin Yahya. Sayangnya, kemudian pemakaman ini diambil-alih oleh pemerintah dan dibongkar.
Disamping tugas beliau sebagi ghadi, pengajar, penulis wakalah syariyah dan segala bentuk kegiatan yang bermangfaat bagi agama, beliau pula seorang pujangga besar dan penulis unggul. Tidak kurang dari 8 buku yang telah dikarangnya sampai sekarang masih dipelajari di pasantren pasantren yang beraliran Alhli Sunnah Wal jamaah di seluruh Indonesia. Kitab atau risalah yang ditulis Hb Abdurrahman bin Saggaf Assagaf diantaranya Ad-Durusul Fiqhiyyah yang terdiri dari 4 jus dan Al-Aqaid Ad-diniyyah juga terdiri dari 4 juz.
Kitab kitab Fiqih dan Aqaid ditulis oleh beliau disaat memangku jabatan sebagai nadhir dan pengajar di madrasah Jam’iyat Khair – Pekojan dan Tanah Abang. Buku buku beliau diterbitkan pertama kali oleh penerbit Bin Afif Surabaya yang kemudian diambil alih hak ciptanya oleh penerbit Bin Nabhan Surabaya dan dicetak ulang pada tanggal 1 Jumad tsani 1373H bertepatan tanggal 5 Febuari 1952. Semua kitab kitab beliau dalam bahasa Arab sampai saat ini masih beredar dan dicetak pada kertas Koran (stensil) agar bisa dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Kitab ini, “Akidah Menurut Ajaran Nabi”, merupakan syarah dari kitab Al-Aqaid Ad-Diniyyah juz ke 4 karya Habib Abdurahman bin Saggaf Assagaf. Kitab ini secara garis besar memuat pokok pokok bahasan tentang kewajiban setiap mukallaf mengenal Allah dan rasul-Nya, uraian tentang sifat dua puluh, pembagian sifat dua puluh menjadi empat bagian: sifat nafsiyyah, salbiyyah, ma’ani dan ma’nawiyah, sifat wajib bagi rasul dan lawannya, iman kepada para nabi dan rasul, malaikat, kitab kitab samawi dan hari akhir, peristiwa khariq al-‘adah dan semua bahasan tentang sam’iyyat yang wajib diimani oleh setiap muslim, semuanya ini dibahas atau disyarah dalam bahasa Indonesia secara rinci menurut faham Ahlussunnah wal Jama’ah yang dipelopori oleh Abu Hasan Al-Asyari dan Abu Manshur al-Maturidi dan pengikut pengikut mereka.
Sebagai penutup saya (cucu pengarang) berharap semoga buku yang berjudul “Akidah Menurut Ajaran Nabi” syarah kitab al-Aqaid ad-Diniyyah karya Habib Abdurahman bin saggaf Assagaf bisa membawa mangfaat dan keberkahan bagi kita dan insyallah dapat pula menyejukan hati dan menambah semangat kita dalam mengenal Allah dan Rasul-Nya. Amin
Hasan Husen Assagaf