Pertanyaan: Hukum Memaki dengan Kata-Kata Kotor
Assalamu alaikum Wr. Wb.
Maaf mau tanya, ketika melihat kebodohan atau kecerobohan seseorang terkadang timbul makian. Apa hukum memaki seseorang dengan ucapan “setan!!”, “Anjing!!”, “Babi!!”? Apakah bisa menyebabkan murtad qouli? Sebagaimana memanggil/memaki dengan kalimat “kafir!!” kepada seorang muslim. Matur Suwun. (Aep Ezztt)
Jawaban atas pertanyaan Hukum Memaki dengan Kata-Kata Kotor
Wa’alaikum salam Wr. Wb.
Larangan Memberikan julukan (panggilan/laqab) dengan panggilan yang tidak disukai pemilik-nya.
باب النهي عن الألقاب التي يكرهها صاحبها
قال الله تعالى : { ولا تنابزوا بالألقاب } [ الحجرات : 11 ] واتفق العلماء على تحريم تلقيب الإنسان بما يكره سواء كان له صفة كالأعمش والأجلح والأعمى والأعرج والأحول والأبرص والأشج والأصفر والأحدب والأصم والأزرق والأفطس والأشتر والأثرم والأقطع والزمن والمقعد والأشل أو كان صفة لأبيه أو لأمه أو غير ذلك مما يكره . واتفقوا على جواز ذكره بذلك على جهة التعريف لمن لا يعرفه إلا بذلك . ودلائل ما ذكرته كثرة مشهورة حذفتها اختصارا واستغناء بشهرتها
Firman Alloh Swt:
“Dan janganlah kalian memanggil panggilan dengan gelar-gelar yang buruk”. (Al-Hujurat:11)
Para Ulama telah sepakat, atas keharaman memberi julukan kepada seseorang dengan julukan yang tidak disukainya, baik yang berupa sifat seperti:
Al-A’asy (pincang), Al-Ajlah (botak), Al-A’ma (buta),Al-A’raj (pincang), Al-Ahwal (juling), Al-Abras (belang), Al-Ashaf (codet), al-Ashaf (berwajah kuning), Al-Ahdab (bongkok), Al-Asham (tuli), Al-Azraq (berwajah biru), Al-Afthash (pesek), Al-Asytar (cacat), Al-Atsra (gowang giginya), Al-Aqtha’ (buntung tangannya), Al-miq’ad (lupuh tubuhnya), Al-Asyal (lumpuh tangannya), atau sifat yang dimilki bapak dan ibunya dan lain-lain dari sifat-sifat yang tidak disukainya.
Kesepakatan Ulama, boleh menggunakan julukan-julukan tersebut jika memang untuk orang yang tidak diketahui namanya kecuali dengan sebutan demikian. Adapun dalil-dalil tentang kebolehan tersebut sangatlah banyak dan masyhur, akan tetapi aku tidak menyebukannya agar ringkas pembahasannya.
[Al Adzkar Imam Nawawi. Hal: 250 Taha Putra, Semarang]
Wallohu a’lam. Semoga bermanfaat. (Ulinuha Asnawi)
Sumber Baca Disini
Silahkan baca juga artikel terkait.