Pertanyaan: Bagaimana Hukum Memperingati Hari Wafat Para Nabi?
Assalamu alaikum Wr. Wb.
Pertanyaan via inbox, Kenapa orang orang tidak menghauli (memperingati hari wafatnya Nabi Muhammad SAW)? Apa karena wafat beliau merupakan kesedihan bagi kita?
[Ical Rizaldysantrialit]
Jawaban atas pertanyaan Hukum Memperingati Hari Wafat Para Nabi
Wa’alaikum salam Wr. Wb
Kitab Chaulul Ichtifal Bi Dzikril Maulidin Nabiyyi Asy-Syarif Li Sayyidi Muhammad Bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani
ﺣﻮﻝ ﺍﻻﺣﺘﻔﺎﻝ ﺑﺬﻛﺮﻯ ﺍﻟﻤﻮﻟﺪﺍﻟﻨﺒﻮﻯ ﺍﻟﺸﺮﻳﻒ ﻟﺴﻴﺪ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﻠﻮﻯ ﺍﻟﻤالﻜﻰ ﺍﻟﺤﺴﻨﻰ====ﻭﻧﻘﻮﻝ : ﺇﻥ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺟﻼﻝ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﺴﻴﻮﻃﻰ ﻗﺪ ﻛﻔﺎﻧﺎ ﺍﻟﺮﺩ ﻋﻠﻰ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻤﻐﺎﻟﻄﺔ ﻓﻘﺎﻝ ﻓﻰ ﻛﺘﺎﺑﻪ ﺍﻟﺤﺎﻭﻯ.
Saya berkata; Sesungguhnya Al-Imam Al-‘allamah Jalaluddim As-Suyithi sudah mencukupi kita dalam menolak kesalahan besar tersebut. Beliau berkata dalam kitabnya ‘ Al-hawi
ﻧﺼﻪ : ﺇﻥ ﻭﻻﺩﺗﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪﻭﺳﻠﻢ ﺃﻋﻈﻢ ﺍﻟﻨﻌﻢ ﻭﻭﻓﺎﺗﻪ ﺃﻋﻈﻢﺍﻟﻤﺼﺎﺋﺐ ﻟﻨﺎ . ﻭﺍﻟﺸﺮﻳﻌﺔ ﺣﺜﺖﻋﻠﻰ ﺇﻇﻬﺎﺭ ﺷﻜﺮ ﺍﻟﻨﻌﻢ ﻭﺍﻟﺼﺒﺮﻭﺍﻟﺴﻜﻮﻥ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻤﺼﺎﺋﺐ ,
Redaksinya: Sesungguhnya kelahiran Nabi SAW merupakan agung-agungnya semua nikmat dan meninggalnya Beliau merupakan paling agungnya segala musibah. Syariat Islam selalu mendorong untuk menampakkan syukur atas nikmat-nikmat dan sabar serta diam (tidak mengeluh) ketika tertimpa musibah-musibah
ﻭﻗﺪ ﺃﻣﺮ ﺍﻟﺸﺮﻉ ﺑﺎﻟﻌﻘﻴﻘﺔ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻮﻻﺩﺓ ﻭﻫﻰ ﺇﻇﻬﺎﺭ ﺷﻜﺮ ﻭﻓﺮﺡ ﺑﺎﻟﻤﻮﻟﻮﺩ . ﻭﻟﻢ ﻳﺄﻣﺮ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻤﻮﺕ ﺑﺬﺑﺢ ( ﻋﻘﻴﻘﺔ ) ﻭﻻ ﺑﻐﻴﺮﻩ , ﺑﻞ ﻧﻬﻰ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﻴﺎﺣﺔ ﻭﺇﻇﻬﺎﺭ ﺍﻟﺠﺰﻉ .
Sungguh Syara’ telah memerintahlan untuk melaksanakan Aqiqoh saat kelahiran bayi. Dan Syara’ tidak pernah pada saat ada kematian untuk menyembelih hewan Aqiqoh dan juga tidak dengan yang lainnya. Akan tetapi Syara’ melarang untuk menangis meratapi dan menampakkan rasa duka
ﻓﺪﻟﺖ ﻗﻮﺍﻋﺪ ﺍﻟﺸﺮﻳﻌﺔ ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻪ ﻳﺤﺴﻦ ﻓﻰ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺸﻬﺮ ﺇﻇﻬﺎﺭ ﺍﻟﻔﺮﺡ ﺑﻮﻻﺩﺗﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺩﻭﻥ ﺇﻇﻬﺎﺭ ﺍﻟﺤﺰﻥ ﻓﻴﻪ ﺑﻮﻓﺎﺗﻪ (
dengan demikian) Maka, Qaidah-Qaidah syariat menunjukkan bahwasanya sangat bagus dalam bulan ini (Robiul Awwal) untuk menampakkan kebahagiaan sebab lahirnya Nabi saw, bukan menampakkan duka sebab meninggalnya Beliau
ﻭﻗﺪ ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﺭﺟﺐ ﻓﻰ ﻛﺘﺎﺑﻪ ( ﺍﻟﻠﻄﺎﺋﻒ ) ﻓﻰ ﺩﻡ ﺎلرﺍﻓﻀﺔ ﺣﻴﺚ ﺍﺗﺨﺬﻭﺍ ﻳﻮﻡ ﻋﺎﺷﻮﺭﺍﺀ ﻣﺄﺗﻤﺎ ﻷﺟﻞ ﻣﻘﺘﻞ ﺍﻟﺤﺴﻴﻦ
Sungguh telah berkata Ibnu Rojab dalam kitabnya ” Al-Lathoif ” dalam mencela Kaum Rofidloh, sekira mereka
menjadikan hari Asyuro’ sebagai hari bela sungkawa atas kematian Sayyidina Husain
ﻭﻟﻢ ﻳﺄﻣﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻻ ﺭﺳﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺑﺎﺗﺨﺎﺫ ﺃﻳﺎﻡﻣﺼﺎﺋﺐ
ﺍﻷﻧﺒﻴﺎﺀ ﻭﻣﻮﺗﻬﻢ ﻣﺄﺗﻤﺎﻓﻜﻴﻒ ﻣﻤﻦ ﻫﻮ ﺩﻭﻧﻬﻢ . ﺍﻫ
Allah dan Rasulnya SAW tidakpernah memerintahkan untuk menjadikan hari-hari tertimpa musibahnya dan kematiannya para Nabi sebagai hari bela sungkawa. Lantas bagaimana untuk orang dibawah mereka?
Wallohu a’lam. Semoga bermanfaat.
[Kudung Khantil Harsandi Muhammad]
Sumber Baca Disini
Silahkan baca juga artikel terkait.