Huruf “Anna” Yang Di Baca Takhfif Pada Kalimah Syahadata

Huruf "Anna" Yang Di Baca Takhfif Pada Kalimah Syahadata

Pertanyaan: Adakah Penjelasan Huruf “Anna” Yang Di Baca Takhfif Pada Kalimah Syahadata?

Assalamu alaikum Wr. Wb.

Tanya Pak Kyai -Bu Nyai: Kenapa dalam dua kalimat syahadat yang pertama pakai “an” dan yangg kedua pakai “anna”?
Apakah “an” itu sebenarnya “anna” yang ditakhfif? Trimakasih.

Bacaan Lainnya

[April Lathifa]

Jawaban atas pertanyaan Huruf “Anna” Yang Di Baca Takhfif Pada Kalimah Syahadata

Wa’alaikum salam Wr. Wb.

Perhatikan perubahannya

اشهد ان لا اله الا الله واشهد ان محمدا رسول الله

Asalnya

اشهد انه لا اله الا الله واشهد ان محمدا رسول الله

Perihal “an” taukid takhfif dari “anna”

Ibnu Malik dalam Beit Alfiyah nya mengatakan

وَإِنْ تُخَفَّفْ أَنَّ فَاسْمُهَا اسْتَكَنّ *** وَالْخَبَرَ اجْعَلْ جُمْلَةً مِنْ بَعْدِ أَنّ

Jika “anna” ditakhfif = an, maka isimnya ada tersimpan (berupa dhamir syaen/sya`nu). Dan jumlah sesudah “an” jadikan sebagai khobarnya .

Keterangan: Apabila “anna” yang hamzahnya berharakat fathah tersebut di-takhfif (an), maka ia tetap beramal namun isimnya berupa dhomir sya`en yang terbuang, dan khobarnya tiada lain adalah kalimat yang ada setelah “an” tersebut.

Jadi asalnya: Asyhadu annahu laa ilaaha illallahu, dhomir “hu” sesudah “anna” dibuang , karna takhfif dibaca “an” kemudian di idghomkan pada huruf lam sesudahnya.

Ma’na Asal: Aku bersaksi bahwa sesungguhnya suatu perkara (aw sya`nu) Tiada tuhan yang haq di sembah kecuali Allah.
Ma’na lazim: Aku bersaksi bahwa sesungguhnya tiada tuhan yang haq di sembah kecuali Allah.

Lengkapnya dalam syahadat pertama ada isim “anna” yang dibuang dan ada khobar laa nafi jinis yang dibuang:

اشهد ان لا اله الا الله واشهد ان محمدا رسول الله

Asalnya

اشهد ان (ه) لا اله ( اي لا معبود بحق في الوجود ) الا الله واشهد ان محمدا رسول الله

Contoh dalam kalimat: ‘alimtu “an” zaidun qooimun, ada dhamir sya`en yang terbuang taksirannya: ‘alimtu “anna-hu” zaidun qooimun.
(Isimnya berupa dhomir “hu” dan khobarnya adalah kalimat “zaidun qooimun”) arti secara tarkib nahwu: Aku tahu sesungguhnya “suatu perkara” adalah zaid orang yang berdiri. Arti bebas: Aku tahu bahwasanya Zaid adalah orang yang berdiri. (dhamir sya`en = dhomir yang merujuk pada suatu hal, suatu kejadian atau suatu perkara).

Wallohu a’lam. Semoga bermanfaat.

[Santrialit]

Sumber Baca Disini
Silahkan baca juga artikel terkait.

 

Pos terkait