Pertanyaan: Adakah Penjelasan Tentang Ilmu Hikma?
Assalamu alaikum Wr. Wb.
Para Yai, ingin bertanya apa pengertian ilmu hikmah itu? Apakah nabi muhammad mengajarkan ilmu hikmah juga pd sahabat…?
[Rayhana Syifaa]
Jawaban atas pertanyaan Penjelasan Tentang Ilmu Hikma
Wa’alaikum salam Wr. Wb.
Kata hikmah di dalam ayat ayat yang telah kita baca kebanyakan di athofkan (sambungkan) kepada lafadz kitab dengan huruf wawu yang menurut pakar nahwu mempunyai makna lil jam’il muthlaqi (Untuk berbarengan scara muthlaq) ialah menunjukan bahwasanya hikmah pada haqiqatnya adalah kitab. Artinya tidak ada orang ahli di bidang hikmah yang tidak berdasarkan paham kitab, ya’ni, apabila seseorang paham hikmah, maka ia pasti paham kitab yang di turunkan oleh Allah kepada Rasulnya dan untuk umat islam, kitab tersebut adalah Al Qur’an. Jadi konklusinya, “yang disebut hikmah, adalah mengimplementasikan ajaran Al- Qur’an.
Demikian definisi hikmah menurut penulis, dan menurut pendapat pendapat yang lain, silahkan anda ikuti definisi definisi berikut: Alhikmatul mantuqu biha ulumu assyarie’atu watthorieqoh. (At Ta’rifat hal,91).
Hikmah yang boleh di bicarakan adalah ilmu ilmu syare’at dan ilmu ilmu thoriqot. Dan di antara definisi yang lain bisa kita jumpai di dalam kitab: At Ta’rifat hal/91-92, At Ta’rifat hal/91, Ashowi hal 369 juz 2, Tafsir jalalain hal 42 juz 1, Ash Shoowi hal/128 juz 1, Ash Shoowi hal/225 juz 3, Tafsir Munier hal 170 juz 2, Baidlowi hal/151 juz 4, Tafsir Ibnu Katsir hal/322 juz awal, Tafsir Ibnu Katsir hal/444 juz 3.
Dari sebagian ibaroh di atas mungkin bisa jadi refrensi bagi kita agar tidak sempit dalam mengartikan hikmah hanya sebatas kanuragan, kebatinan, megic, kekuatan, mistis dll.
Yu’til hikmata man yashaa ,waman yu’tal hikmata faqod uutia hoeron katsiero wamaa yaddzakkaruu illa ulul albaab.
(Nukil min syahinal kirom Syeh Misbahul Munir Muslim Brebes.)
“Allah menganugrahkan al hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran.” (QS Al Baqarah : 269)
Definisi al hikmah secara bahasa menurut kamus bahasa Arab, al hikmah berarti: kebijaksanaan, pendapat atau pikiran yang bagus, pengetahuan, filsafat, kenabian, keadilan, peribahasa (kata-kata bijak), dan al-Qur’anul karim.
orang yang dianugerahi hikmah adalah orang yang mempunyai ilmu mendalam dan mampu mengamalkannya, orang yang benar dalam perkataan dan perbuatan, orang yang menempatkan sesuatu sesuai pada tempatnya (adil), orang yang melakukan atau tidak melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan atau tidak dilakukan, orang yang mampu memahami dan menerapkan hukum Allah.
Nabi mengajarkan lewat Al-Quran dan hadis-hadis Rasulullah SAW. bukankah Al Qur’an juga merupakan ilmu hikmah?
Cara mendapatkan ilmu hikmah itu adalah dengan memahami, menghayati dan berusaha mencontoh Rasulullah SAW. dalam mengamalkannya. Orang yang dapat mengusai ilmu ini dengan sempurna bukan saja ia akan sakti di dunia, namun diakhirat pun dia dianggap sebagai jawara yang telah dapat mengalahkan hawa nafsunya. Ia akan mendapat pahala yang besar dan kemulian dari Allah SWT.
Menahan Marah. Jurus ilmu ini mengingatkan kita untuk dapat menahan amarah. Allah berfirman:
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ [آل عمران/134]
Artinya: Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan(kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Ali Imran: 134)
Ahklak paling utama, Ilmu ini mengingatkan kita untuk dapat meraih ahklak paling utama. Rasulullah SAW bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : يا عقبة ألا أخبرك بأفضل أخلاق أهل الدنيا وأهل الآخرة تصل من قطعك وتعطى من حرمك وتعفو عمن ظلمك . جامع الأحاديث – (ج 37 / ص 309)
Rasulullah SAW bersabda: Wahai Uqbah tidakkah aku memberitahumu akan akhlak paling utama bagi penghuni dunia dan akhirat? Engkau menyambung hubungan terhadap orang yang memutus hubungan denganmu, engkau memberi orang yang tidak mau memberimu, dan engkau memaafkan orang yang mendzalimimu. (jami’ul hadis juz 37, hal: 309)
Memaafkan, Ilmu ini mengingatkan kita untuk mudah memaafkan.
فَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيلَ [الحجر/85]
Artinya: Maka maafkanlah dengan cara yang baik. (QS: Al-Hijr: 85)
Ampunan Allah, Ilmu ini mengingatkan kita agar mendapat ampunan Allah.
وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ [النور/22]
Artinya: dan hendaklah mereka memafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah megampunimu? Dan Allah Maha pengampun lagi maha Penyayang. (QS: An-Nur: 22)
Sabar, ilmu ini mengingatkan kita agar bersifat sabar. Allah berfirman:
وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ [الشورى/43]
Artinya: Barang siapa yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia. (QS: As-Syuraa: 43)
Wasiat Nabi, ilmu ini mengingatkan kita pada sebuah wasiat Baginda nabi SAW. Rasulullah SAW bersabda:
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رجلا قال للنبي صلى الله عليه وسلم : أوصني قال : لا تغضب ، فردد مرارا فقال لا تغضب . رواه البخاري
Artinya: Dari Abu Hurairah RA. Bahwa ada seorang berkata kepada Nabi SAW: “Berilah aku wasiat” Nabi berkata: “Janganlah egkau marah”. Orang itu mengulangi berkali-kali permintaannya, Nabi pun berkata: “janganlah engkau marah”. (HR. Imam Buhori).
Lemah lembut, ilmu ini mengingatkan kita akan kehebatan sikap lemah lembut. Rasulullah SAW bersabda:
عن عائشة رضي الله عنها قالت : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إن الرفق لا يكون في شيء إلا زانه ولا ينزع من شيء إلا شانه . رواه مسلم .
Artinya: dari Sayyidah A’isyah RA. Ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda: Sesungguhnya lemah lembut tidaklah berada pada suatu apapun kecuali akan menhiasinya, dan tidaklah dicabut sifat lemah lembut itu dari sesuatu kecuali akan menjadikannya buruk. (HR. Imam Muslim).
Kekuatan inti, ilmu ini mengingatkan kita bahwa kekuatan yang sesungguhnya adalah menahan amarah. Rasulullah SAW bersabda:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال ، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : ليس الشديد بالصرعة ، إنما الشديد الذي يملك نفسه عند الغضب . متفق عليه .
Artinya: dari Abu Hurairah RA. bahwa Rasulullah SAW. bersabda: Tidaklah kekuatan itu dengan menang dalam bergulat, akan tetapi orang yang kuat adalah orang yang dapat menahan amarahnya ketika ia marah. (HR. Imam Bukhari Muslim).
Ihtimalul adza, ilmu ini mengingatkan kita bahwa ihtimalul adza (bersabar atas keburukan orang) adalah pembuka pertolongan Allah. Rasulullah SAW bersabda:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : أن رجلا قال يا رسول الله ، إن لي قرابة أصلهم ويقطعونني ، وأحسن إليهم ويسيئون إلي ، وأحلمعنهم ويجهلون علي ، فقال : لئن كنت كما قلت كأنما تسفهم المل ، ولا يزال معك من الله ظهير عليهم ما دمت على ذلك . رواه مسلم .
Dari Abu Hurairah RA. Bahwa seorang berkata kepada Rasulullah SAW: “Sesungguhnya aku mempunyai kerabat, aku selalu menyambung hubungan baik dengan mereka tetapi mereka selalu memutuskannya, aku berbuat baik akan tetapi mereka membalasnya dengan keburukan, aku berlaku bijak akan tetapi mereka berlaku bodoh. Rasulullah SAW. kemudian bersabda: Bila keadaannya seperti yang engkau katakan, mereka itu seperti meminum abu yang panas, dan senantiasa Allah akan memberikan pertolongan kepadamu selama kamu dalam keadaan demikian itu. ( HR Imam Muslim)
Do’a pamungkas, mendoakan orang yang mendholimi dan menyakiti kita dengan doa yang baik adalah suatu yang luar bisa, seperti yang dilakukan Rasulullah SAW. terhadap penduduk Taif. Orang tidak akan dapat mendoakan orang yang menyakitinya dengan doa’ yang baik kecuali orang yang berhati mulia, dan itulah salah satu ciri-ciri penghuni surga.
ILMU HIKMAH
Kitab Mirqotul Mafatih syarah Misykatul Mashobih:
6147 -وعن ابن عباس – رضي الله عنهما – قال : ضمني النبي – صلى الله عليه وسلم – إلى صدره فقال : ” اللهم علمه الحكمة ” . وفي رواية : ” علمه الكتاب ” . رواه البخاري .
Hhadis no 6147 dari Ibnu Abbas semoga Allah meridhoi keduanya- berkata: “Nabi shollallohu alaihi wasallam merangkulku pada dadanya kemudian beliau bersabda: ‘ Yaa Allah, ajarilah dia al hikmah”dalam satu riwayat: “ajarilah dia al kitab “HR. Al Bukhori.
( وعن ابن عباس قال : ضمني ) : بتشديد الميم أي أخذني ( النبي – صلى الله عليه وسلم – إلى صدره ) : إيماء إلى أنه منبع العلم ومعدن الحكم ( فقال : ” اللهم علمه الحكمة ” ) ، أي : إتقان العلم والعمل . قال تعالى : يؤتي الحكمة من يشاء ومن يؤت الحكمة فقد أوتي خيرا كثيرا وليس المراد بها حكمة الفلاسفة ،ففي النهاية : الحكمة عبارة عن معرفة الفضلاء الأشياء بأفضل العلوم ، والحكيم الذي يحكم الأشياء ويتقنها ،وفي فتح الباري : واختلف في المراد بالحكمة ها هنا فقيل : الإصابة في القول ، وقيل : الفهم عن الله ، وقيل : ما يشهد العقل بصحته ، وقيل : نور يفرق بينه وبين الإلهام والوسواس ، وقيل : سرعة الجواب ، و قيل : غير ذلك . قلت : لا منع من الجمع شعر : عبارتنا شتى وحسنك واحد كل إلى ذاك الجمال يشير .
Ibnu Abbas di rangkul pada dadanya Nabi, hal ini sebagai isyarat bahwa dada adalah sumbernya ilmu dan sumbernya hikmah.” Yaa Allah, ajarilah dia al hikmah” maksudnya adalah sempurna dalam ilmu dan amal, Allah ta’ala berfirman: “Allah menganugrahkan al hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi kebaikan yang banyak “yang dimaksud divsitu buknlah hikmah filsafat.
Dalam kitab An Nihayah, al hikmah adalah penggambaran dari pengetahuan tentang sesuatu yang paling utama dengan ilmu yang paling utama, al hakim adalah orang yang mengerjakan sesuatu dengan sempurna.
Dalam kitab fathul bary, para ulama berbeda pendapat mengenai makna al hikmah di sini, dikatakan bahwa al hikmah adalah perkataan yang tepat, waqila pemahaman dari Allah, waqila hal yang disaksikan oleh akal akan kebenarannya, waqila cahaya yang membedakan antara ilham dan was was, waqila jawaban yang cepat, waqila selain hal-hal yang telah disebutkan.
Menurut penulis, bahwa syair berikut tidak mencegahnya dari pengumpulan (pengertia): “penggambaran kita berbeda beda dan kebaikanmu hanya satu # dan semua penggambaran memberikan isyarat kepada kebaikan itu”
ilmu hikmah Kitab tafsir At Tahrir wat Tanwir Ibnu Asyur (3/61-63):
Al hikmah adalah kesempurnaan ilmu dan beramal yang cocok dengan ilmu tersebut, oleh sebab itulah dikatakan: “al hikmah di turunkan kepada lisannya orang Arab, akalnya orang yunani dan tangannya orang china “kata hikmah keluarnya dari al hukmu artinya mencegah/ melarang karena hikmah mencegah pemiliknya untuk terjatuh dalam kesalahan dan kesesatan. Allah ta’ala berfirman: “(ini) adalah kitab yang ayatnya muhkamat “hikmah juga mempunyai makna besi yang berada dalam tali kendali dan dipasang pada mulut kuda sebagai pencegah.
Barang siapa yang Allah kehendaki diberi hikmah maka dialah yang diciptakan oleh Allah dan dipersiapkan untuk hal itu, yaitu selamat akalnya dan proporsional kekuatannya sehingga akal tersebut bisa menerima untuk memahami hakekat-hakekat dan menerima kebenaran ketika kebenaran tampak kepadanya, hawa nafsu, fanatik buta, kesombongan dan harga diri tidak bisa mencegahnya. Hikmah ditafsirkan dengan pengetahuan hakekat sesuatu berdasarkan apa yang ada padanya dengan sesuatu yang bisa sampai dengan kemampuan, maksudnya sekira hakekat hakekat yngg masih samar di antara sebagian yang satu dengan sebagian yang lainnya tidak membuatnya samar dan juga tidak salah dalam alasan serta sebab-sebabnya.
Hikmah di bagi menjadi banyak bagian yang berbeda berdasarkan perbedaan zaman dan tempat. Awal munculnya hikmah adalah di timur, yaitu dinegara India dari para Brahmana dan orang-orang Budha, orang-orang China Budha, negara-negara Iran himahnya Zardasat, Qibty Mesir hikmahnya para dukun. kemudian hikmah-hikmah orang timur tersebut berpindah ke Yunani, di sana ilmu hikmah di saring dan di tashih, di buat bercabang-cabang dan terbagi menjadi dua bagian bagi mereka, yaitu: hikmah amaliyah dan hikmah nadhriyah.
Hikmah amaliyah berhubungan dengan apa-apa yang muncul dari amalan-amalan manusia, ini terbatas pada pembersihan nafsu, permebrsihan keluarga dan pembersihan umat. Yang pertama ilmu akhlak, yaitu berakhlak dengan sifat-sifat luhur ketuhanan berdasarkan kemampuan kemanusiaan yang bisa melahirkan manusia yang sempurna. Kedua ilmu tentang urusan rumah tangga, dan yg ketiga ilmu tentang urusan negara dan hukum.
Hikmah nadhriyah membahas urusan-urusan yang diketahui bukan dari amalan-amalan, ini diketahui hanyalah untuk menyempurnakan lurusnya pemahaman dan amalan-amalan. Hikmah nadhriyah ada 3, yaitu: ilmu yang diberi julukan asfal yaitu ilmu tabi’i /ilmu alam, ilmu yang di beri julukan ausath yaitu ilmu riyadhi, dan ilmu yang di beri julukan a’la yaitu ilmu ilahi.
Ilmu tobi’i membahas tentang masalah umum penciptaan, khasiat-khasiat, penciptaan dan perusakan, termasuk di dalamnya adalah hal-hal yang terjadi di udara, di bumi, tanaman, hewan-hewan dan manusia, dan termasuk di dalamnya adalah ilmu kedokteran, kimia dan perbintangan. Ilmu riyadhi adalah ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu hai’at dan ilmu musik. Termasuk di dalamnya adalah ilmu pertambahan, ukuran luas, tipuan, dan menggerakkan barang-barang berat.
Sedangkan ilmu ilahi dibagi menjadi lima:
1. Ma’anil maujudat,
2. Ushul dan mabadi’ yaitu mantiq dan pertentangan pendapat yang rusak,
3. Penetapan dzat yang wajib wujud dan sifat-Nya,
4. Penetapan arwah, dan
5. Kerasulan.
Itu semua telah dijelaskan oleh Abu Nasr Al Farabi dan Abu Ali Ibnu Sina. Adapun ahli-ahli hikmah zaman akhir dari orang-orang barat telah membatasi ilmu hikmah dalam filsafat yang ada di belakang ilmu tabi’at (metafisik) yang oleh orang-orang Yunani disebut sebagai ilmu ilahiyat.
Yang terpenting dari hikmah dalam pandangan agama ada 4 fasal:
1. Ma’rifatullah dengan ma’rifat yang sebenarnya, yaitu ilmu i’tiqod yang haq, orang Yunani menyebutnya sebagai ilmu ilahi atau ilmu metafisik.
2. Ilmu yang bisa menghasilkan kesempurnaan manusian, yaitu ilmu akhlaq.
3. Ilmu pembersihan keluarga, oleh orang Yunani di sebut sebagai ilmu urusan rumah/tempat tinggal.
4. Ilmu urusan umat dan memperbaiki keadaanya, yang disebut sebagai ilmu urusan negara, termasuk di dalamnya tentang hukum-hukum pemimpin dan hukum-hukum kerajaan, dakwah Islam dalam ushul dan furu’nya tidak akan terpisah dair cabang-cabang ilmu hikmah yang ini.
Allah ta’ala menyebutkan kata hikmah di banyak tempat dalam kitab-Nya, yang maksud hikmah di situ adalah hal yang di dalamnya terdapat kebaikan bagi jiwa, yang terdiri dari ilmu kenabian dan petunjuk. Terkadang kata hikmah menurut orang Arab di gunakan utuk ucapan-ucapan yang bisa membangkitkan jiwa dan menjaga kebaikan, dan juga di gunakan untuk pemberitahuan tentang telah kebahagiaan dan kesengsaraan yang telah diujicoba serta kuliah-kuliah yang mengumpulkan semua adab. Allah ta’ala dalam kitabnya menyebutkan Lukman Al Hakim dan juga wasiyat-wasiatnyanya dalam firman-Nya:
” dan telah Kami berikan hikmah kepada Lukman ”
Penyair-penyair Arab zaman dulu telah bersungguh sungguh dalam menitipkan hikmah dan syair-syair mereka, yaitu dengan perumpamaan-perumpamaan.
والحكمة إتقان العلم وإجراء الفعل على وفق ذلك العلم ، فلذلك قيل : نزلت الحكمة على ألسنة العرب وعقول اليونان ، وأيدي الصينيين . وهي مشتقة من الحكم وهو المنع لأنها تمنع صاحبها من الوقوع في الغلط والضلال ، قال تعالى : كتاب أحكمت آياته ومنه سميت الحديدة التي في اللجام وتجعل في فم الفرس حكمة . ومن يشاء الله تعالى إيتاءه الحكمة هو الذي يخلقه مستعدا إلى ذلك من سلامة عقله واعتدال قواه ، حتى يكون قابلا لفهم الحقائق منقادا إلى الحق إذا لاح له ، لا يصده عن ذلك هوى ولا عصبية ولا مكابرة ولا أنفة ، ثم ييسر له أسباب ذلك من حضور الدعاة وسلامة البقعة من العتاة ، فإذا انضم إلى ذلك توجهه إلى الله بأن يزيد أسبابه تيسيرا ويمنع عنه ما يحجب الفهم فقد كمل له التيسير ، وفسرت الحكمة بأنها معرفة حقائق الأشياء على ما هي عليه بما تبلغه الطاقة ، أي بحيث لا تلتبس الحقائق المتشابهة بعضها مع بعض ولا يغلط في العلل والأسباب . والحكمة قسمت أقساما مختلفة الموضوع اختلافا باختلاف العصور والأقاليم ، ومبدأ ظهور علم الحكمة في الشرق عند الهنود البراهمة والبوذيين ، وعند أهل الصين البوذيين وفي بلاد فارس في حكمة زرادشت ، وعند القبط في حكمة الكهنة ، ثم انتقلت حكمة هؤلاء الأمم الشرقية إلى اليونان وهذبت وصححت وفرعت وقسمت عندهم إلى قسمين : حكمة عملية ، وحكمة نظرية .فأما الحكمة العملية فهي المتعلقة بما يصدر من أعمال الناس ، وهي تنحصر في تهذيب النفس وتهذيب العائلة وتهذيب الأمة . والأول علم الأخلاق ، وهو التخلق بصفات العلو الإلهي بحسب الطاقة البشرية ، فيما يصدر عنه كمال في الإنسان . والثاني : علم تدبير المنزل . والثالث علم السياسة المدنية والشرعية . وأما الحكمة النظرية فهي الباحثة عن الأمور التي تعلم وليست من الأعمال ، وإنما تعلم لتمام استقامة الأفهام والأعمال ، وهي ثلاثة علوم : علم يلقب بالأسفل وهو الطبيعي ، وعلم يلقب بالأوسط وهو الرياضي ، وعلم يلقب بالأعلى وهو الإلهي . فالطبيعي يبحث عن الأمور العامة للتكوين والخواص والكون والفساد ، ويندرج تحته حوادث الجو وطبقات الأرض والنبات والحيوان والإنسان ويندرج فيه الطب والكيمياء والنجوم . والرياضي الحساب والهندسة والهيئة والموسيقى ويندرج تحته الجبر والمساحة والحيل المتحركة ( الماكينية ) وجر الأثقال . وأما الإلهي فهو خمسة أقسام : معاني الموجودات ، وأصول ومبادئ وهي المنطق ومناقضة الآراء الفاسدة ، وإثبات واجب الوجود وصفاته ، وإثبات الأرواح والمجردات ، وإثبات الوحي والرسالة ، وقد بين ذلك أبو نصر الفارابي وأبو علي ابن سينا . فأما المتأخرون من حكماء الغرب فقد قصروا الحكمة في الفلسفة على ما وراء الطبيعة وهو ما يسمى عند اليونان بالإلهيات . والمهم من الحكمة في نظر الدين أربعة فصول : أحدها معرفة الله حق معرفته وهو علم الاعتقاد الحق ، ويسمى عند اليونان العلم الإلهي أو ما وراء الطبيعة . الثاني ما يصدر عن العلم به كمال نفسية الإنسان ، وهو علم الأخلاق . الثالث : تهذيب العائلة ، وهو المسمى عند اليونان علم تدبير المنزل . الرابع : تقويم الأمة وإصلاح شئونها وهو المسمى علم السياسة المدنية ، وهو مندرج في أحكام الإمامة والأحكام السلطانية ، ودعوة الإسلام في أصوله وفروعه لا تخلو عن شعبة من شعب هذه الحكمة . وقد ذكر الله الحكمة في مواضع كثيرة من كتابه مرادا بها ما فيه صلاح النفوس ، من النبوءة والهدى والإرشاد ، وقد كانت الحكمة تطلق عند العرب على الأقوال التي فيها إيقاظ للنفس ووصاية بالخير ، وإخبار بتجارب السعادة والشقاوة ، وكليات جامعة لجماع الآداب ، وذكر الله تعالى في كتابه حكمة لقمان ووصاياه في قوله تعالى : ولقد آتينا لقمان الحكمة الآيات ، وقد كانت لشعراء العرب عناية بإيداع الحكمة في شعرهم وهي إرسال الأمثال
Wallohu a’lam. Semoga bermanfaat.
[Aniek Liya, Af-idahtus Sholihah]
Sumber Baca Disini
Silahkan baca juga artikel terkait.