Kasus Ketika Ada Rukun Haji Yang Tertinggal?
Assalamu alaikum, pertanyaan titipan :
1. Benarkah seseorang yang ibadah hajinya tidak sah, tetap berstatus muhrim, sehingga tidak boleh melakukan akad nikah ?
2. Adakah Ghanimah untuk harta selain hasil perang ? Kekayaan biasa, di jaman sekarang, misalnya ? [Sunde Pati].
JAWABAN :
Wa’alaikumussalam,
1. Kalau sudah Tahallul maka sah, kalau belum maka tidak sah.
Tahallul ashghor (awwal) : Hasil dengan melakukan 2 di antara 3, melempar jumroh aqobah, cukur, thowaf ifadhoh. Dan dihalalkan kecuali jimak (Hanafiyah, Syafiiyah, Hanabilah) dan akad nikah (Syafiiyah, Hanabilah).
Tahallul akbar (tsani) : Hasil dengan melakukan 3 yang di atas. Halal baginya melakukan segala sesuatu yang diharamkan ketika ihrom. (Fiqhul islam 3/229).
Ibarotnya :
فالأركان لا يتم الحج و لا يجزىء حتى يأتي بجميعها ولا يحل من إحرامه مهما بقي منها شيء من الأركان بدم ولا غيره بل لابد من فعلها
Dengar-dengar tempat sa’i di Mekah sudah dikurangi oleh raja wahabi, khawarirnya hal dibawah ini bisa terjadi :
المجموع شرح المهذب
فرع: السعي ركن من أركان الحج لا يتم الحج إلا له ، ولا يجبر بدم ولا يفوت ما دام صاحبه حياً، فلو بقي منه مرة من السعي أو خطوة لم يصح حجه، ولم يتحلل من إحرامه حتى يأتي بما بقي، ولا يحل له النساء وإن طال ذلك سنين، ولا خلاف في هذا عندنا
Sa’i termasuk rukun dari rukun-rukunya haji, dan tidak sempurna haji kecuali dengannya, dan sa’i tidak bisa ditambal dengan membayar dam, dan tidak hilang kewajiban sa’i selama pelaku hajji masih hidup, jika tersisa darinya 1 kali dari sa’i atau kurang tersisah 1 langka, maka tidak sah hajjinya dan dianggap belum bertahallul dari ihramnya, hingga mendatangkan yang kurang tadi, dan tidak dihalalkan baginya perempuan walaupun dalam waktu yang lama, dan tidak ada perselisihan mengenai masalah ini di madzhab kami. Tidak boleh tahallul, otomatis tidak boleh melakukan kikuk-kikuk…. berarti belum hajji. Apakah dengan keluarnya dari wilayah MIQOT (misal pulang ke indonesia ) bukan termasuk batal nya IHRAM ?.
Kasus Ketika Ada Rukun Haji Yang Tertinggal?
Sa’i termasuk rukun hajji kang, bukan wajibatul haji kalo yang ditinggal adalah rukun maka tidak sah hajjinya dan dianggap belum tahallull dari ihramnya kecuali dengan mengerjakan rukun tersebut. ‘Ibarah kitab idhah dari imam nawawi bilang begini :
-فالأركان- لا يتم الحج و لا يجزىء حتى يأتي بجميعها ولا يحل من إحرامه مهما بقي منها شيء من الأركان بدم ولا غيره بل لابد من فعلها
Ta’bir yang ada di majmu’ & Idhooh itu mendukung soal no 1. Artinya selama belum menyempurnakan hajjinya maka belum dianggap tahallul dari ihram (masih berstatus muhrim), tapi yang membingungkan, apakah kalau misalnya sudah terlanjur pulang ke negeri asalnya (keluar dari miqot, seperti bahasanya kang Ulil) dia masih tetap berstatus sebagai muhrim, dan larangan-larangan bagi muhrim tetap berlaku ?
Kasus Ketika Ada Rukun Haji Yang Tertinggal?
Yang membatalkan ihrom cuma satu yaitu murtad dan otomatis juga tidak bisa melaksanakan akad nikah (AL-MAUSU’AH AL-FIQHIYAH) :
يبطل الإحرام بأمر واحد فقط، متفق عليه بين الجميع: هو الردة عن الإسلام،
Sama halnya orang yang batal puasanya saat puasa ramadlan, dia kagak boleh makan minum dll sampai waktu berbuka. Begitupun orang yang hajinya rusak sebab jima’, di samping dia hajinya batal, dia masih tetap harus melanjutkan amaliyah haji yang masih tersisa, sampai tanggal 10 Dzulhijjah ketika dia ikut ramyu, thawaf dan halqu, baru dia dikatakan tahallul, selesai status ihramnya, amaliyah yang dia lakukan ini hanya shurotan saja bukan haqiqotan.
JADI seperti orang puasa tadi, misal batal jam 12 siang, dia harus tetap tidak makan sampai beduk maghrib. shurotan, hanya formalitas saja dia gak boleh makan, haqiqotannya, walau tidak boleh makan sampai beduk maghrib dia tidak disebut berpuasa, sebab puasanya sudah batal.
Orang yang ibadah hajinya tidak sah, bisa dikatakan tahallul dengan menyempurnakan ibadah hajinya (boleh menikah) :
.وهو على أربعة أوجه ___أحدها أن يكون بتمام الأفعال من حج أو عمرة____ومنه أيضا تمام نسك أفسده ___فإن أتى في حجه باثنين من ثلاثة رمي و طواف متبوع بسعي وإزالة شعر من رأسه هو أعم من قوله والحلق حل له ما حرم بالإحرام غير نكاح و وطء ومقدماته كقبلة و مباشرة بشهوة___ويحل له بالثالث بعد الإثنين البقية أى بقية محرمات الإحرام وهي النكاح والوطء و مقدماته. الشرقاوي ١/٤٩٢-٤٩٣
Kalau tidak sahnya karena ada rukun yang ditinggal maka tidak danggap tahallul kecuali melakukan rukun yang tertinggal itu meski setelah waktu yang lama, baik memungkinkan baginya maupun tidak. Lihat Bughyatul Mustarsyidin :
.ولو ترك ركنا غير الوقوف لم يتحلل إلا بالإتيان به ولو بعد مدة طويلة سواء أمكنه فعله أم لا كحائض لم يمكنها الطواف.بغية المسترشدين ص : ١٥٠
- Menguasai harta orang kafir harbiy (musuh) dengan cara apa saja dianggap ghonimah :
.إعلم أن الكافر المذكور الذي دخل بلاد المسلمين بغير أمان واستوطن فيها فهو حربي مهدر الدم ويجوز الإستعلاء على أمواله بأي وسيلة كانت وتعتبر غنيمة. فتاوى الشيخ إسماعيل زين ص : ٢٠٠
Selain dari hasil perang dinamakan FAI’ bukan ghonimah. (Fiqhul islam 6/455).
Ghonimah : dibagi sesuai jatahnya. Fai’ : di zaman sekarang untuk kemaslahatan umum (muslimin). Wallohu a’lam. [Ibnu Lail, Mumu Bsa, SandalKayu HilangSatu, Ulilalbab Hafas, Hasyim Toha, Mujalli Anwar, Ghufron Bkl].
Demikian, Kasus Ketika Ada Rukun Haji Yang Tertinggal?. semoga menjadi pembelajaran kita semua ketikan sedang melakukan ibadah haji atau yang mau beribadah semoga selalu di di mudahkan dan di lancarkan allah SWT.
Sumber: Klik Disini