Kiai Najib Abdul Qodir dan Kisah Kiai Arwani Kudus Bayar Hutang Krapyak

Kiai Najib Abdul Qodir dan Kisah Kiai Arwani Kudus Bayar Hutang Krapyak

Kiai Najib Abdul Qodir dan Kisah Kiai Arwani Kudus Bayar Hutang Krapyak.

Kisah ini diceritakan oleh KHR. Abdul Hamid Abdul Qodir (Pesantren Ma’unah Sari, Kediri), adik kandung KHR. Muhammad Najib Abdul Qodir (Pesantren Al-Munawwir Krapyak).

Bacaan Lainnya

Ketika Kiai Najib khatam mengaji qira’ah sab’ah kepada KH. Arwani Amin di Kudus (tahun 70-80-an), Kiai Hamid ikut sowan kepada Mbah Arwani, bersama ibunda beliau, Ny. Hj. Salimah Abdul Qodir. Keperluannya adalah untuk memamitkan Kiai Najib boyong.

Saat itu Kiai Amin Bumiayu juga sedang berada di situ. Mbah Arwani dhawuh tentang Kiai Amin, “Niki konco kulo mondok teng Syaikhina Mbah Kiai Munawwir Krapyak.” (ini teman saya mondok di Syaikhina Mbah Kiai Munawwir Krapyak-red)

Beliau melanjutkan, “Kulo rumiyin mondok dateng Krapyak dangu, milai taun 1929 ngantos taun 1940 (11 tahun).” (Saya dulu mondok di Krapyak lama, mulai tahun 1929 sampai tahun 1940, 11 tahun-red)

Kemudian Nyai Salimah matur, memohon doa restu sekaligus memohonkan pamit boyong Kiai Najib. Lalu Mbah Arwani dhawuh sambil memandang Kiai Najib muda, “Alhamdulillah. Wis, Gus. Saiki aku lego, aku wis ora duwe utang.” (Alhamdulillah. Sudah, Gus. Sekarang saya lega, saya sudah tidak punya hutang-red)

Hal ini beliau sampaikan sebab pernah diwasiati Mbah Munawwir untuk mengajarkan qira’ah sab’ah kepada anak cucu gurunya itu. Setelah sekian lama, barulah Kiai Najib yang pertama kali khatam qira’h sab’ah dari kalangan anak cucu Mbah Munawwir.

Mbah Arwani kemudian memandang Kiai Hamid sambil dhawuh, “Yen slirane arep ngaji sab’ah, cukup karo mas e wae, podo karo ngaji karo aku.” (Kalau kamu mau mengaji sab’ah, cukup sama masmu saja, sama seperti kalau mengaji kepada saya).

Tentu saja Kiai Hamid terkejut, sebab beliau sudah berazam dalam hati untuk mengaji qira’ah sab’ah kepada Mbah Arwani, gantian setelah sang kakak. Tak lama, setelah Kiai Najib boyong, terdengar kabar bahwa Mbah Arwani gerah dan tidak mengajar qira’ah sab’ah lagi kecuali kepada orang-orang terdekat dari keluarga beliau.

*Disarikan dari penyampaian KH. Abdul Hamid Abdul Qadir dalam acara Himpunan Alumni Madrasah Huffadh Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta, oleh Ust. Talkhis Ulinnuha. Gambar kiri: Mbah Najib, gambar kanan: Mbah Arwani. Dalam kesempatan lain, Mbah Najib pernah menyampaikan bahwa beliau mengaji qira’ah sab’ah kepada Mbah Arwani sampai surat Yunus, kemudian Mbah Arwani gerah dan digantikan Mbah Kiai Hisyam.

Penulis: Zia Ul Haq.

*Demikian kisah Kiai Najib Abdul Qodir dan Kisah Kiai Arwani Kudus Bayar Hutang Krapyak, semoga manfaat.

Pos terkait