Kisah Abah Guru Sekumpul Mengetahui Identitas Habib yang Menyamar
Abah Guru Sekumpul dikenal sosok kharismatik penuh karomah. Namanya masyhur di berbagai penjuru Nusantara. Jiwanya sebagai ulama’ sudah melekat sejak masih muda, yakni sejak tinggal di Keraton. Abah Guru Sekumpul sudah mengajar dan menunjukkan keulamaannya bagi khalayak umum. Walaupun demikian, Abah Guru Sekumpul selalu bersikap tawadlu’, apalagi kepada para ulama yang lebih sepuh.
Kisah berikut ini termasuk karomah sosok Abah Guru Sekumpul. Kisah langsung diceritakan oleh Habib Mahmud Al-Baghaist dari Balikpapan. Saat itu, beliau masih mengaji di Pesantren Darussalam Martapura. Ketika Habib Mahmud mengikuti pengajian di rumah Abah Guru Sekumpul di Keraton, Habib Mahmud duduk di serambi rumah Abah Guru. Pengajian itu juga dihadiri oleh guru-guru senior di Pesantren Darussalam.
Setelah menutup pengajiannya, Abah Guru Sekumpul meminta Habib Mahmud untuk berdiam diri dulu, tidak ikut pulang yang lain.
“Nang duduk di pelataran itu bedudi bulik (yang duduk di serambi itu pulangnya belakangan),” kata Abah Guru Sekumpul.
Setelah jama’ah santri pulang, maka Habib Mahmud disuruh menghadap Abah Guru. Beliau menanyakan nama dan asalnya. Habib Mahmud menjawab bahwa namanya adalah Raden (nama panggilan di kampungnya) dan berasal dari Samarinda (saat itu).
“Ikam kada kawa belindung lawan aku, pedatuan ikam saurang nang madahakan lawan aku, ngaran ikam sabujurannya adalah Sayyid Mahmud al-Baghaits. (Kamu tidak bisa menyembunyikan diri dariku, sebab Datuk kamu (Rasulullah SAW) sendiri yang mengatakan kepadaku. Nama kamu sebenarnya adalah Sayyid Mahmud Al-Baghaits).”
Akhirnya Habib Mahmud Al-Baghaits mengiyakannya dan tidak bisa menyembunyikan identitasnya.
Demikian Kisah Abah Guru Sekumpul Mengetahui Identitas Habib yang Menyamar. Semoga bermanfaat.
Itulah karomah Abah Guru Sekumpul, semoga kita semua mendapatkan berkah darinya. Amiiin.
Penulis: Yuliansyah Yuli.
Editor: Mas Ahmad