Kisah Guru Banjar Indah Tawassul Kepada Guru Sekumpul Saat Pesawat Terbakar
Kisah ini langsung saya dengar dari Guru Syaefuddin Djuhri (Guru Banjar Indah Permai, Banjarmasin, Majelis Ta’lim Bani Ismail).
Waktu itu beliau ingin pulang ke Banjarmasin dari Jakarta menggunakan pesawat. Tepat sekitar sepuluh menit lagi, pesawat diperkirakan sampai di Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru, pilot memberitahukan agar para penumpang menggunakan sabuk pengaman.
Selang beberapa menit kemudian, pilot memberitahukan lagi bahwa roda pesawat tidak bisa keluar dan mesin sebelah kanan mengeluarkan api. Sontak semua penumpang panik dan ribut, semua penumpang masing-masing berdoa sesuai agamanya masing-masing.
“Termasuk dengan aku, dilanda kebingungan juga,” ujar Guru Saifuddin Juhri.
“Lalu aku pindah tempat duduk ke kursi belakang karena keadaannya sudah semakin buruk. Kulihat hampir semua penumpang tambah panik, dalam hati aku berpikir, kalau saandainya pasawat jatuh, yang di belakang pasti jatuhnya paling akhir,” ujar sidin.
Dalam kepanikan ini aku terpikir untuk memanggil Abah Guru Sakumpul (waktu itu beliau masih hidup). Lalu aku memanggil beliau, tidak berapa lama, datanglah beliau. Yang membuat aku heran tuh, beliau datang dengan mengenakan sarung, kaos oblong dan berkopiah haji.
“Ada apa saudaraku,” ujar Abah Guru Sekumpul.
“Kaya apa ini nah, pasawat mau jatuh,” ujar Guru Syaefudin.
“Selamatan saja saudaraku semua,” sahut Abah Guru Sekumpul.
Tidak lama setelah itu, beliau permisi. Nah mulai saat itu keadaan pesawat mulai membaik. Pilot memberitahukan bahwa roda sudah bisa kaluar dan pipa bahan bakar yang mengalir ke mesin yang terbakar tadi berjalan lancar. Sehingga pesawat terbang normal dan dapat mendarat dengan selamat.
Setelah pesawat mendarat salah seorang pramugari bertanya kepada Guru Syaefuddin.
“Pak Haji, sampeyan mau pulang ke mana?”
“Aku mau pulang ke Banjarmasin, tapi aku tidak langsung ke Banjarmasi dahulu, aku mau ke Martapura dulu, mau ke rumah guruku,” ujar sidin.
Lalu pramugari tadi berbicara lagi dengan pilot pesawat. Tidak lama setelah itu, mendatangi aku lagi.
“Anda kami antar pulang dan kami akan ikut sampeyan ke Martapura.”
Singkat cerita sesampai di rumah Abah Guru Sakumpul, beliau dan pilot pramugari tadi, lalu disambut oleh Abah Guru sambil berucap beliau.
“Maaf saudaraku lah, tadi aku berpakaian seadanya, tadi aku lagi buang hajat di toilet waktu kamu manggil-manggil. Jadi aku tergesa-gesa mendatangi. Jadi saadaanya saja….maaf lah.”
“Alhamdulillah syukur betul sampeyan berkenan mendatangi saya, Alhamdulillah,” ujar Guru Banjar Indah.
Semoga kisah ini semakin menambah kecintaan kita dengan Abah Guru Sakumpul, mahabbah kita dengan wali Allah. Yang lagi di perjalanan, selamat sampai tujuan. diluaskan rejekinya dengan syafaat Rasulullah dan berkat Guru Sekumpul. aamiin yaa Allah.
Sumber tulisan ada disini
Demikian Kisah Guru Banjar Indah Tawassul Kepada Guru Sekumpul Saat Pesawat Terbakar. Semoga bermanfaat.
Penulis : Ust. Mukhlisin
Editor: Mas Ahmad