Kisah Habib Luthfi Ungkap Kewalian Guru Cantung

Kisah Habib Luthfi Ungkap Kewalian Guru Cantung

Kisah Habib Luthfi Ungkap Kewalian H Muhammad Dahlan (Guru Cantung).

Guru Cantung adalah salah satu murid Tuan Guru syech Seman Mulia albanjari

Bacaan Lainnya

Sewaktu menuntut ilmu, Guru Cantung sempat menjadi pegawai negeri di Departemen Agama (sekarang, Kementerian Agama). Hingga suatu ketika, dia diperintah Guru Seman untuk mengasingkan diri.

Guru Dachlan pun kemudian uzlah di sebuah bukit di daerah Cantung, sekitar 5 kilometer mendaki dari peristirahatan terakhir beliau di Ladang Musafir, Sungai Kupang, Kabupaten Kotabaru.

Sebagaimana diceritakan Ketua Fatwa MUI Kalsel, Ustadz H Abdussamad Sulaiman Lc, beliau dan para ulama asal Banjarmasin pernah berkunjung ke kediaman Habib Luthfi bin Yahya yang merupakan Ra’is ‘Am jam’iyah Ahlu Thariqah al Mu’tabarah an Nahdiyah (Pimpinan Jemaah Ahli Tarekat) di Pekalongan. Oleh beliau, diperintahkan untuk silaturahmi ke kediaman Guru Cantung.

Setelah pulang ke Kalsel, Ustadz Abdussamad dan para ulama pun kemudian bersilaturrahmi ke kediaman Guru Cantung. Sesampainya di sana, Guru Cantung pun bertanya dari mana mengetahui sosok beliau -yang saat itu menyembunyikan diri-. Maka disebutlah nama Habib Luthfi bin Yahya.

Mendengar nama Habib Luthfi bin Yahya, Guru Cantung pun tersenyum sembari berujar, “Habib kan punya radar(signal) .”

Kalam guru cantung: “menjadi pegawai itu mudah, yg sulit itu menjadi pegawai Allah tetapi pegawai Allah itu hebat/mulia”

Guru Cantung berpulang kerahmatullah pada 15 Mei 2004 M (bertepatan dengan 25 Rabiul Awwal 1425 H) dimakamkan di desa Sungai Kupang, Kecamatan Kelumpang Hulu, Kabupaten Kotabaru.

Alfatihah….

Mudah-mudahan dengan kisah ini membuat kita semakin cinta kepada para waliyullah dan mendapatkan barokah dari mereka.

Aamiin..

Penulis: Mukhlisin.

_________________

Semoga artikel Kisah Habib Luthfi Ungkap Kewalian H Muhammad Dahlan (Guru Cantung) ini memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, amin..

BONUS ARTIKEL TAMBAHAN

Rasulullah Menangis Ingat Umatnya di Akhir Zaman, Siapa Mereka?.

Dalam sebuah riwayat dikisahkan,

ketika itu baginda Rasul sedang berkumpul duduk bersama sahabat-sahabatnya, diantara para sahabat ada Abu Bakar, Umar, Usman, Ali dan lainnya. Lalu kemudian Rasul bertanya kepada para sahabat,

“Wahai sahabatku! Tahukah kalian siapakah hamba Allah yang paling mulia disisi Allah?”

Para sahabat pun terdiam. Lalu ada salah seorang sahabat berkata,

“Para malaikat ya Rasulullah!”

kemudian Nabi bekata,

“Ya, para malaikat itu mulia, mereka dekat dengan Allah mereka senantiasa bertasbih, berzikir, beribadah kepada Alloh, tentulah mereka mulia. Namun bukan itu yang Aku maksud.”

Lalu para sahabat kembali terdiam.

Kemudian salah seorang sahabat kembali menjawab,

“Ya Rasulullah, tentu lah para Nabi, mereka itu yang paling mulia.”

Nabi Muhammad tersenyum, Baginda Nabi berkata,

“Ya, para nabi itu mulia, mereka itu adalah utusan Alloh di muka bumi ini, mana mungkin mereka tidak mulia, tentulah mereka mulia, akan tetapi ada lagi yang mulia.”

Para sahabat kembali terdiam, bertanya-tanya siapa lagi orang yang mulia itu, hingga kemudian salah seorang sahabat berkata.

“Ya Rasulullah! apakah kami para sahabatmu Wahai Rasulullah, apakah kami yang mulia itu?”

Kemudian Baginda Rasul memandang wajah sahabatnya satu persatu, Rasulullah tersenyum. Baginda Rasul berkata,

“Tentulah kalian mulia, kalian dekat denganku, kalian membantu perjuanganku, bagaimana mungkin kalian tidak mulia, tentulah kalian mulia”.

Para sahabat terdiam semua, mereka tak mampu berkata apa-apa lagi.

Lalu baginda Nabi Muhammad merundukkan wajahnya, kemudian baginda Rasul menangis di hadapan para sahabat-sahabatnya. Lalu para sahabat bertanya,

“Mengapa Engkau menangis wahai Rasulullah?”…

kemudian Rasulullah mengangkat wajahnya, terlihat jelas air mata nya berlinang membasahi pipi dan janggutnya. Baginda Nabi berkata,

“Wahai saudaraku, sahabatku! Tahukah kalian siapa yang mulia itu?… Mereka adalah manusia-manusia, mereka akan lahir jauh setelah wafatku nanti, mereka begitu mencintai Allah dan Rasul-Nya, Dan tahukah kalian?…

Mereka tak pernah memandangku,… Mereka tak pernah melihat wajahku,… Mereka tidak hidup denganku seperti kalian, … Tetapi mereka begitu rindu kepadaKu,…

Dan saksikanlah wahai sahabatku semuanya, Aku pun rindu kepada mereka, mereka yang mulia itu, mereka adalah umatku.”

Baginda Nabi Muhammad SAW meneteskan air matanya, para sahabat pun ikut menangis.

Sekarang coba kita renungkan

Tanyakan pada diri sendiri, Apakah kita tergolong dalam orang-orang yang dirindukan oleh Baginda Rasulullah SAW ??? ….

Lihatlah diri kita hari ini, kita bangga dengan artis-artis yang menjadi idola dalam kehidupan kita, kita bangga dengan para pemain sepak bola dunia yang selalu kita cari tahu kabar tentang mereka. Kalau memang kita mengaku sebagai umat Nabi Muhammad Saw, coba kita tanyakan pada diri kita sendiri,

Sudahkah kita mencintai Baginda Nabi SAW ??? …

Sudah adakah air mata yang berlinang karena rindu kita kepada Baginda Nabi SAW ???…

Marilah mulai saat ini, kita tumbuhkan rasa cinta kita kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.

Kita hidupkan sunnah-sunnah Nabi SAW dan memperbanyak sholawat kepada Baginda Nabi Muhammad SAW…

Mudah-mudahan kita dapat membahagiakan Baginda Nabi, Mencintai dan di Cintai Baginda Nabi, Istiqomah dalam melakukan sunah-sunnahnya Nabi dan kelak kita berkumpul di Surganya Allah SWT bersama kedua orang tua kita, guru-guru kita, saudara-saudara kita, bersama Baginda Rasul Sayyidina Wamaulanaaa Muhammad SAW…

Aamiin Allohumma Aamiin Yaa Robbal’alamin…

Penulis: Zainuddin Abdurrahim.

__________________

Semoga artikel Rasulullah Menangis Ingat Umatnya di Akhir Zaman, Siapa Mereka? ini memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, ammin..

simak artikel terkait di sini

simak video terkait di sini

Pos terkait