Kisah Habib Salim Al Kaff Kubah Nagasari, Wali Allah yang Tersembunyi
Habib Salim Bin Hamid Bin Alawi Al Kaff memiliki kehidupan sangat sederhana dan beliau seorang Wali Allah yang tersembunyi, tidak menyukai ketenaran. Makamnya jauh terletak di dalam sebuah gang sempit yang hanya bisa dilewati oleh sepeda motor, yakni jalan Nagasari Banjarmasin. Salah satu cucu Habib Salim Al Kaff, menuturkan, kakeknya itu merupakan cikal bakal Pam Al Kaff di Kalimantan Selatan.
“Berasal dari Palembang ke Pekalongan, Habib Salim memiliki dua orang anak dan hijrah ke Banjarmasin lalu menikah dengan Syarifah Al Hadad, konon ada memiliki kekerabatan dengan, H.Sulaiman HB,” tutur Salim yang menggunakan gamis merah malam itu.
Dari hasil pernikahannya, memiliki 4 orang anak, dan meninggal di Banjarmasin, pada tahun 1936, sehingga di kubur di Kubah Nagasari, atas permintaan warga setempat, dimana menurut cerita di kampung tersebut paling banyak murid beliau. Maka bermakamlah Habib Salim Al Kaff, bersama istri dan satu cucu.
Lanjut, Salim mengisahkan, haul ini yang ke 84, beliau memiliki seorang adik di Palembang, yang dikenal dengan sebutan Habib Keramat Palembang, yaitu Habib Ahmad Bin Hamid Al Kaff bergelar Wali Kutub.
Konon, ada 20 orang dari berasal dari Palembang datang ke Banjarmasin ingin mencari makam Habib Salim, karena waktu manaqib Habib Ahmad dibacakan pada haulnya Habib Ahmad disebutkan bahwa Habib Ahmad pada umur beliau sebelum ke Hadhramaut dididik agama oleh Habib Salim yang saat ini beliau ada di Banjarmasin.
“Habib Ahmad juga pernah ke Banjarmasin, tetapi hanya sebentar, kemudian kembali lagi ke Palembang dan langsung ke Hadramaut untuk berdakwah,” cerita Salim.
Habib Salim pun saat ke Palembang bukan sekedar berdagang saja, namun sambil berdakwah. Beliau (Habib Salim) mengajarkan tentang fiqih tentang kehidupan dalam Islam, karena waktu itu Islam sangat minoritas, jadi perjuangan Habib Salim sama persis seperti perjuangan Walisongo.
“Katanya waktu itu sangat banyak masyarakat yang memeluk agama islam melalui beliau,” ucap Salim.
Habib Salim masuk ke Indonesia tahun diperkirakan tahun 1889, punya anak 4, yang memecah pam Al Kaff di Banjarmasin.
Anak pertama bernama Habib Alawi Al Kaff, kedua Habib Ali yang bergelar Habib Anang yang pernah mengurus Masjid Noor, kemudian Habib Zein Al Kaff, dan keempat Hababah Aisyah Al Kaff.
Keramat Habib Salim Al Kaff, pada waktu itu masyarakat sekitar makam melihat cahaya putih turun, dan hampir seisi kampung melihat kejadian itu, seorang ulama berkata, jangan bingung, kemungkinan besar itu adalah adik beliau, Habib Ahmad datang bertamu ke Makam Habib Salim.
Kemudian setiap malam Jumat terdengar orang mengaji di kuburan, dan konon masih menurut cerita orang kampung, seorang pemuda pemabuk, tiba – tiba melihat ular besar, lalu ia tangkap ular tersebut, kemudian salah satu tokoh masyarakat disana menanyakan dari mana ia dapatkan ular itu, seorang pemuda mabuk itu mengatakan kalau ia mendapatkan ular itu di dekat nisan Makam Habib Salim.
Oleh orang tua sepuh disana diminta agar pemuda itu mengembalikan ular ke tempat dimana ia menemukan.
Akhirnya ular dikembalikan oleh pemuda itu, namun dengan sekejap mata, tiba – tiba ular itu menghilang dari pandangan di dalam makam Habib Salim.
Keramat lainnya, baru – baru ini, kurang lebih satu minggu, salah seorang warga di dekat Makam Habib Salim, bermimpi Habib Salim minta makamnya dibersihkan dan kembang yang sudah usang minta diganti.
Acara diisi syair Maulid dari perkumpulan habsy Al Fatah dari Banjarmasin, kurang lebih 600 jamaah malam itu sudah memadati kawasan sekitar makam, ada yang datang dari Kota Banjarmasin sampai dari Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
“Untuk kedepannya Insya Allah mudah-mudahan suasana kondusif tahun depan mungkin acara lebih besar lagi kita akan mendatangkan penceramah atau Habaib yang ada di luar daerah. Sedangkan pada malam ini penceramah dari Surabaya, Habib Idrus Bin Umar Al Aydrus,” tukasnya.
Demikian Kisah Habib Salim Al Kaff Kubah Nagasari, Wali Allah yang Tersembunyi . Semoga bermanfaat.
Sumber asli ada disini