Kisah Karomah Habib Anis Solo Membuat Tukang Sate Terkagum
“Kebakaraaan! Kebakaraan!” orang-orang berhamburan. Sebuah pabrik batik membara dilalap si jago merah. Letaknya tak jauh dari Gurawan, Solo.
“Bib! Pabrik Habib terbakar, Bib!” seru seseorang melaporkan pada si empunya pabrik, Habib Anis al-Habsyi.
“Iya, saya lihat,” sahut Habib Anis, tenang. Sama sekali tidak menunjukkan ekspresi panik, apalagi histeris.
Khalayak berkerumun di sekitar pabrik yang terbakar itu. Mereka berupaya memadamkan kobaran api. Bukan hanya agar pabrik berhenti terbakar, tapi juga agar api tak menjalar ke bangunan-bangunan sekitar.
Upaya mereka berhasil. Api berhasil dipadamkan. Seorang pedagang sate ayam lewat di tempat itu. Nampaknya ia baru keluar hendak berdagang. Habib Anis spontan memanggilnya,
“Pak, kemari, Pak!”
Pedagang sate mendekat.
“Lontong dan sate ayamnya saya borong semua ya,” kata Habib Anis.
Tentu saja pedagang sate kaget. Sebelum ia sempat berucap, Habib Anis menyambung,
“Buat orang-orang yang sudah bantu padamkan api ini, Pak.”
Kalau orang yang mau sedekah saat lapang kita sebut ‘istimewa’. Lalu bagaimana kita menyebut orang yang bersedekah saat tertimpa musibah?
Tuwel, 10 Agustus 2020.
*Kisah ini diriwayatkan oleh cucu Habib Anis, yakni Habib Muhammad bin Husein bin Anis al-Habsyi. Foto: Habib Anis mengawasi para juru masak di dapur saat peringatan haul di Ar-Riyadh.
Semoga kisah ” Kisah Karomah Habib Anis Solo Membuat Tukang Sate Terkagum” bermanfaat.
Penulis: Zia Ul Haq, alumnus PP Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta.
*Silahkan menikmati video berikut ini.