Kisah Ketika Gus Dur Menyembunyikan Para Aktivis di Makam Keramat
31 Desember 2020 menjadi peringatan haul Allahuyarham KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang ke-11. Tak terasa sudah sebelas tahun sang Guru Bangsa meninggalkan kita semua. Banyak yang merindukan beliau kala keberagaman dan toleransi kian terkikis, sosok Gus Dur menjadi simbol pemersatu perbedaan dan keberagaman serta pembela minoritas di Indonesia.
Dalam haul ke-11 Gus Dur yang diselenggarakan oleh salah satu stasiun televisi Sastro El Ngatawi yang merupakan asisten pribadi Gus Dur mengungkapkan jejak langkah dan pengalamannya ketika awal mengenal Gus Dur hingga diangkat menjadi asiten pribadinya.
El Sastrow panggilan akrab Sastro El Ngatawi, menyampaikan pada saat itu ia masih menjadi aktivis mahasiswadi era orde baru, yang mana pada zaman orde baru aktivis benar-benar bertaruh nyawa jika berhdapan dengan pemerintah. Pada saat itu para aktivis kebingungan untuk mencari perlindungan, siapa yang bisa melindungi mereka. Sampai akhirnya bertemulah mereka dengan Gus Dur, Alhamdulillah Gus Dur mau menerima dan menjadi perlindungan bagi para aktivis yang menyuarakan keadilan.
Sastro menyampaikan Ada kisah unik saat Gus Dur mengurusi aktivis-aktivis ini.
“Ketika itu saya usai melakukan demo dan di uber-uber di cari mau di tangkap, namun saya bertemu Gus Dur dan disembunyikan oleh Gus Dur di Kuburan. Gus Dur selalu menyembunyiakn para aktivis di kuburan di makam-makam keramat.” Ungkap Sastro
Sastro melanjutkan Gus Dur selalu menyembunyika para aktivis di makam Mbah Mutamakkin, makamnya Syekh Sunan Bejagung, makam di Trowulan Syekh Abdul Qodir As Sini, makam di Panjalu, makam Syekh Kuro dan beberapa makam lainnya. Ketika kita aktivis-aktivis ini di uber-uber untuk ditangkap kita selalu disembunyikan di situ.
“Dan itu mengantarkannya selelalu malam hari dan diantarkan langsung oleh Gus Dur, Jadi malam jam 1 malam diantar di taruh situ” tambah Sastro
Gus dur selalu berpesan kepada para ktivis:
“Sudah kamu di sini, jangan pergi-pergi sebelum tak jemput, pokoknya kamu disitu dan makan yang ada di situ”.
Sastro mengungkapkan merka disembunyikan kadang 10 hari lalu dijemput, 5 hari di jemput. Pernah suatu ketika di makam trowulan sampai 2 minggu tidak dijemput-jemput oleh Gus Dur.
“Saya sudah khawatir jangan-jangan gus dur lupa naruh saya disini. Karena pada waktu itu belum ada hand pone dan listrk disitu juga belum banyak seperti sekarang.” ungkap Sastro
Akhirnya sekitar jam setengah 2 malam ada mobil datang, begitu turun saya berkata dalam hati,
“Wah ini pasti jemputan Gus Dur”
Gus Dur langsung berteriak,
“Troooo….….?”
“Nggih Gus” jawab Sastro
“Iseh Urip?” tanya Gus Dur lagi
“Nggih Gus Alhamdulillah”
Sudah akhirnya baru jemput lalu kita diajak pulang.
Pada akhir sesi acara Sastro menyampaikan bahwa Gus dur selalu peduli dengan orang-orang yang bergerak untuk membela keadilan kemanusiaan siapapun orang itu. Gus Dur mengkaitkan antara analisis rasionaldan spiritual untuk merespon terhadap situasi zaman.
Demikian Kisah Ketika Gus Dur Menyembunyikan Para Aktivis di Makam Keramat. Semoga bermanfaat.
Penulis: Sibyan Hadisastra
Editor: Mas Ahmad