Kisah Sejarah Gaib Tanah Jawa Dari Syekh Subakir Hingga Sunan Kalijaga

Kisah Sejarah Gaib Tanah Jawa Dari Syekh Subakir Hingga Sunan Kalijaga

Kisah Sejarah Gaib Tanah Jawa Dari Syekh Subakir Hingga Sunan Kalijaga

Sejarah awal Pulau Jawa seolah terbungkus oleh misteri, karena sama sekali tidak diketahui keberadaannya oleh dunia sampai pulau ini dikunjungi oleh peziarah dari China, Fa Hien pada tahun 412 Masehi

Bacaan Lainnya

Berdasarkan buku Sejarah Tanah Jawa, disebutkan, pada sekitaran 2.000 tahun sebelum masehi (SM), Pulau Jawa sudah menjadi koloni bangsa Atlantis, tapi saat Atlantis hancur Jawa menjadi negeri terpisah

Nah, di saat masih dikuasai oleh bangsa Atlantis inilah ajaran gaib hitam dan sesat mulai diajarkan kepada penduduk yang tinggal di Pulau Jawa ini. Sehingga pengaruh aliran sesat itu kemudian semakin kuat dan merusak tatanan kehidupan yang ada saat itu. Mereka memuja dewa/Iblis yang kejam yang selalu meminta persembahan tumbal manusia dan hidup di bawah bayang-bayang tirani.

Pada zaman itu, mereka diperintah oleh Raja-raja yang sekaligus merangkap Imam Agung dalam aliran hitam itu dan para Raja di zaman itu sungguh fanatik dengan kepercayaan aliran hitam.

Sang raja memiliki keyakinan bahwa hanya dengan menjalankan praktik kepercayaan yang mengorbankan darah setiap hari, wilayahnya dapat diselamatkan dari kehancuran. Hal ini didasari dengan keyakinan bahwa, hanya dewa-dewa ganas dan haus darahlah yang memegang kendali atas Pulau Jawa pada saat itu.

Pada keyakinannya para dewa telah membuktikan kekuatan dahsyatnya dengan letusan gunung berapi berulang2 dan bencana2 alam lainnya. Raja tersebut lalu memutuskan untuk melakukan sebuah pemagaran gaib demi untuk tetap menjaga dan memelihara perlindungan atas Pulau Jawa.

Salah satu caranya dg praktik ilmu gaib dari para ahli sihir. Hal ini dilakukan agar kelak semua sesembahan darah kepada dewa2 haus darah yg bercokol di seluruh Jawa tetap dilanjutkan di sepanjang abad2 yg akan datang. Demi terwujudnya maksud itu, mereka kemudian menciptakan mantera yg sangat kuat di atas Pulau Jawa agar aliran hitam yg dianutnya tersebut tak akan lenyap selamanya.

Efek dari hal itu, masih dapat dilihat baik secara etheris maupun astral dalam bentuk awan gelap yg besar melayang2 di atas Pulau Jawa. Awan hitam ini, anehnya kelihatan seolah2 seperti tertambat pada titik2 tertentu, sehingga tidak lantas terbawa oleh angin dan tetap tinggal pada tempatnya.

Kisah Sejarah Gaib Tanah Jawa Dari Syekh Subakir Hingga Sunan Kalijaga

Titik2 lokasi awan hitam ini sengaja dimagnetisir oleh raja, dekat dg kawah2 gunung berapi. Salah satu alasannya adalah karena kawah2 tersebut biasanya ditempati oleh beragam jenis makhluk2 halus. Sehingga makhluk2 gaib itu dapat diperintah oleh sang raja.

Kemudian sekitaran pada 1.200 tahun Sebelum Masehi terjadi invasi secara damai terhadap Pulau Jawa oleh Raja Vaivasvata yg beragama Hindu. Mereka datang secara damai tinggal di pantai dan pada akhirnya membentuk kota perdagangan kecil yang independen. Seiring waktu, kekuatan para pendatang Hindu ini meningkat pesat dan akhirnya menjadi dominan dalam komunitas.

Akan tetapi, walaupun Agama Hindu telah diterima oleh penduduk namun dalam kenyataannya pemujaan lama terhadap ajaran sesat tetap dilaksanakan dan praktik ilmu gaib malah semakin menjamur.

Melihat kondisi tersebut Raja Vaivasvata yg berkuasa saat itu meminta untuk mengirimkan ekspedisi ke Jawa pada tahun 78 Masehi. Ekspedisi ini dilakukan untuk menangkal pengaruh buruk dari aliran sesat yg sudah membumi di Tanah Jawa tersebut.

Pemimpin ekspedisi ini dipimpin oleh ahli spritual bernama Aji Saka atau Sakaji. Aji Saka ini sangat memahami tugas yg diembannya. Aji Saka lalu menanam benda yg berdaya magnet kuat yg telah dimantrai di tujuh tempat di Pulau Jawa untuk menyingkirkan pengaruh aliran hitam di tanah Jawa (tumbal bagi tanah Jawa).

Untuk tempat menguburkan tumbal atau jimatnya yg paling penting dan kuat, Aji Saka memilih perbukitan yg mengarah ke Sungai Progo, tempat yg sangat dekat dengan titik Pulau Jawa. Legenda mengenai Aji Saka ini dalam berbagai cerita juga dianggap melambangkan kedatangan Dharma (ajaran dan peradaban Hindu-Buddha) ke Pulau Jawa.

Akan tetapi penafsiran lain beranggapan bahwa kata Saka adalah berasal dari istilah dalam Bahasa Jawa Saka atau Soko yg berarti pilar, tiang, pangkal, atau asal-mula, maka namanya bermakna “raja asal-mula” atau “raja pertama”.

Mitos ini mengisahkan mengenai kedatangan seorang pahlawan yg membawa peradaban, tata tertib dan keteraturan di Jawa. Karena Aji Saka telah mengalahkan raja jahat Prabu Dewata Cengkar sang penguasa hitam yg kala itu menguasai Pulau Jawa.

Legenda ini juga menyebutkan bahwa Aji Saka adalah pencipta tarikh Tahun Saka, atau setidak2nya raja pertama yg menerapkan sistem kalender Hindu di Jawa. Tumbal Aji Saka untuk menangkal kekuatan hitam pun bertahan hingga beratus2 tahun kemudian.

Hingga sampai pada keadaan dimana jin kembali berkuasa, hujan darah dimana2 dan bencana merajalela. Hingga pada akhirnya di masa itu berkembanglah beberapa aliran ilmu gaib di Pulau Jawa diantaranya, kejawen, klenik dan kebatinan yg mana makhluk halus, siluman dan Jin yg menjadi tumpuan dari segala kekuatan.

Lalu pada awal abad ke 13 datanglah Syekh Subakir, seorang ulama yg dikirim oleh Kesultanan Turki Utsmaniyah ke tanah Jawa, Syekh Subakir adalah seorang ulama besar yg dikirim untuk menumbal tanah Jawa dari pengaruh negatif makhluk halus saat awal penyebaran ajaran Islam di nusantara

Karena Syekh Subakir mengetahui kondisi Pulau Jawa banyak dipengaruhi unsur gaib yg sangat mengganggu. Lalu, Syekh Subakir membawa batu hitam dari Arab yg telah dirajah

Kemudian dg karomah yg dimilikinya, batu hitam dg nama Rajah Aji Kalacakra tersebut dipasang di tengah2 tanah Jawa yaitu di Puncak Gunung Tidar, Magelang. Karena, Gunung Tidar dipercayai sebagai titik sentral atau pakunya tanah Jawa. Hasilnya kekuatan gaib yg mengganggu di Pulau Jawa dapat dihalau

Pada masa itu, ilmu kebatinan berkembang lagi menjadi beberapa cabang yaitu, ketabiban, kawaskitaan, kesaktian, kanuragan, kekebalan, pengasihan, termasuk juga tenaga dalam

Kemudian sepeninggal Syekh Subakir pemagaran gaib terhadap pengaruh negatif dilanjutkan oleh para Wali Songo

Para Wali2 Allah ini kemudian meneruskan perjuangan suci pendahulunya yakni Syekh Subakir untuk menyebarkan dan mengajarkan ajaran agama Islam di tanah Jawa dan salah satu Wali dari tanah Jawa anggota Wali Songo diantaranya yg terkenal yaitu Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga adalah salah satu tokoh dari Walisongo yg sangat berpengaruh dalam penyebaran Agama Islam di tanah Jawa. Beliau adalah seorang tokoh Wali Songo yg sangat lekat dg masyarakat Muslim di Pulau Jawa, karena kemampuannya memasukkan pengaruh Islam ke dalam tradisi Jawa

Demikian Kisah Sejarah Gaib Tanah Jawa Dari Syekh Subakir Hingga Sunan Kalijaga. Semoga bermanfaat.

Pos terkait