Kisah Suara Gamelan Sunan Drajat Membuat Seorang Penjahat Bertaubat
Sunan Drajat biasa menyampaikan ajaran Islam melalui tembang Pangkur. Pangkur merupakan singkatan dari Pangudi Isine Quran. Dalam hal ini bisa diartikan sebagai upaya untuk sungguh-sungguh untuk mendalami makna Alquran. Tembang tersebut biasa dinyanyikan bersama alunan gamelan Singo Mengkok miliknya.
Banyak yang menyebut gamelan tersebut mengandung kekuatan magis. Apalagi jika disatukan dengan bacaan tembang Pangkur.
Dikisahkan pada suatu hari ada seorang penjahat sakti bernama Duratmoko. Tingkah lakunya sering merugikan dan meresahkan masyarakat, akhirnya Sunan Bonang berniat memberi pelajaran pada berandal tersebut. Apalagi Duratmoko selama ini tidak mau mengakui perbuatan buruk yang dia lakukan pada masyarakat.
Sunan Drajat mengutus para pengawalnya untuk menangkap Duratmoko. Dengan susah payah akhirnya mereka berhasil membawa Duratmoko ke hadapan Sunan Drajat.
Kepada Duratmoko Sunan Drajat justeru menyanyikan tembang Pangkur diiringi lantunan suara gamelan Singo Mengkoknya.
“Kanjeng Sunan Drajat waktu itu menyampaikan pitutur melalui tembang Pangkur. Sederhana memang saran beliau sampaikan melalui lirik dan diiringi alat musik,” ujar juru kunci Makam Sunan Drajat, Yahya ketika ditemui di komplek Makam Sunan Drajat, Paciran, Lamongan, Jawa Timur, Senin (1/6).
Namun Duratmoko masih membisu, tidak mau mengakui kesalahannya. Akhirnya tembang Pangkur dinyanyikan lebih keras. Temponya dibuat lebih cepat.
Isi tembang tersebut kurang lebih mengenai saran untuk jadi penolong bagi sesama. Hidup tidak boleh menyakiti dan memeras orang lain. Kita harus saling berdampingan tolong-menolong. Alunan tembang Pangkur dan gamelan Singo Mengkok akhirnya membuat Duratmo menyerah.
“Dia seperti kesurupan. Karomah Kanjeng Sunan Drajat menembus sukanya. Akhirnya dia jera dan mengakui semua kesalahan yang pernah dilakukan. Kemudian meminta maaf kepada Kanjeng Sunan dan masyarakat,” ungkapnya.
Berandal yang gagah perkasa itu takluk. Dia meminta ampun dan meminta dijadikan pemeluk Islam. Akhirnya Duratmo menjadi murid Sunan Drajat. Duratmo kemudian diberi Sunan Drajat nama menjadi Ki Sulaiman.
Namun tak lama setelah kejadian itu, Ki Sulaiman jatuh sakit. Dalam keadaan koma dia meminta agar ketika dia meninggal nanti, dia berharap ada yang membiarkan penutup kepalanya terbuka. Bagi Ki Sulaiman, dia ingin agar masyarakat tahu bahwa sekuat apapun berandal pasti akan takluk juga di hadapan Allah, di hadapan kematian.
Demikian Kisah Suara Gamelan Sunan Drajat Membuat Seorang Penjahat Bertaubat. Semoga bermanfat.
Sumber di sini.