Kisah Sunan Bejagung Jadi Muadzin di Masjidil Haram
Sunan Bejagung nama sapaannya. Namanya lengkapnya adalah Sayyid Abdullah Asy’ari bin Syekh Jumadil Kurbo. Menurut keterangan dari Syekh Abu Al-Fadl (Mbah Ndol Senori), Sunan Bejagung adalah adik Sayyid Maulana Ibrahim Asmoroqondi (ayah Sunan Ampel atau kakek Sunan Bonang). Sayyid Abdullah Asy’ari bermukim di Bejagung Tuban, setelah wafat di makamkan di Desa Bejagung, Kecamatan Semanding (2 Km ke arah selatan kota Tuban) yang sekarang disebut Sunan Bejagung Lor.
Sunan Bejagung punya banyak karomah. Dalam kisahnya, semasa hidupnya Sunan Bejagung dikenal sebagai penyulut pelita (lampu) dan muadzin di Masjidil Haram, Makkah. Setiap sore menjelang Adzan Magrib, Sunan Bejagung Lor pergi ke Masjidil Haram, Makkah. Konon, hanya Sunan Bejagung Lor lah yang mampu melaksanakan tugas itu. Dan, yang menajubkan lagi, manakala memasuki waktu salat Isya, Sunan Bejagung sudah kembali berada di tengah ratusan santrinya dan menjadi imam salat Isya di masjid Agung Sunan Bejagung.
Sebagai seorang wali, sekaligus juga sebagai penyulut pelita di Masjidil Haram, Sunan Bejagung juga pernah digoda oleh Jin. Ketika Sunan Bejagung hendak melakukan perjalanan haji menuju Masjidil Haram, beliau ditipu oleh Jin yang menjelma menjadi santrinya. Jin yang berwujud santrinya tersebut sanggup mengantarkan dan menggendong Sunan Bejagung dari Bejagung sampai Masjidil Haram.
Sunan Bejagung menyetujui penawaran santrinya yang berwujud Jin tersebut. Sesampai di samudra, Sunan Bejagung dijatuhkan ke dalam samudra. Kemudian beliau ditolong oleh ikan Meladang. Ikan tersebut kemudian membawa Sunan Bejagung Lor sampai ke pesisir pantai Jeddah, Hadrah Maut (Saudi Arabia).
Dari peristiwa dijatuhkannya Sunan Bejagung ke samudra oleh santrinya yang berwujud Jin, terdapat pantangan bagi masyarakat Bejagung dan sekitarnya. Terutama keturunan lansung dari Sunan Bejagung. Setelah sampai di Saudi Arabia, Sunan Bejagung berpesan kepada anak cucu, masyarakat Bejagung dan sekitarnya, tidak boleh memakan ikan Meladang (ikan yang berbentuk pipih, kulitnya halus seperti kulit manusia).
Karena ikan tersebut telah menyelamatkan Sunan Bejagung ketika dijatuhkan santrinya yang berwujud Jin ke samudra. Dan ikan tersebut telah membawa Sunan Bejagung ke tepi Pantai Arab. Barang siapa yang melanggar pantangan tersebut, maka orang yang memakan ikan Meladang dengan sengaja, akan menderita penyakit buras (sejenis penyakit gatal-gatal dan timbul bisul di seluruh tubuh). Penyakit buras tersebut tidak ada obatnya secara medis. Jika menginginkan kesembuhan, harus mandi air sumur Wali yang berada di sebelah selatan komplek makam Sunan Bejagung Lor. Sampai sekarang, baik keturunan, masyarakat Bejagung, dan sekitarnya tidak ada yang berani melanggar pantangan tersebut.
Itulah cara seorang wali berterima kasih dan menghormati sesama makhluq Allah. Karomah para wali memang nyata dan dirasakan semua warga. Semoga kita semua selalu mendapatkan rahmat Allah SWT. Amiiin. (Abu Umar/Bangkitmedia.com)
___________
Semoga artikel Kisah Sunan Bejagung Jadi Muadzin di Masjidil Haram ini dapat memberikan manfaat dan keberkahan untuk kita semua, amiin..
simak artikel terkait di sini
simak video terkait di sini