Kisah Wafatnya Ibunda Nabi Isa yang Dimandikan Bidadari Surga
Nabi Isa adalah nabi yang dilahirkan tanpa ayah dengan izin Allah, dan Maryam adalah ibu yang telah melahirkan, menjaga dan mendidik Nabi Isa dengan penuh kasih sayang. Suatu hari Nabi Isa telah berkata kepada ibunya.
“Sesungguhnya dunia ini adalah kampung yang akan musnah dan sesungguhnya akhirat itu adalah kampung yang kekal, oleh itu, marilah ibu bersama saya.”
Setelah berkata demikian, maka berangkatlah mereka menuju ke gunung Lubnan. Setelah sampai di gunung tersebut, Nabi Isa dan ibunya berpuasa di siang hari dan mendirikan solat di malam hari. Makanan mereka terdiri dari pada pohon kayu dan meminum air hujan.
Karena Nabi Isa dan ibunya telah tinggal di gunung tersebut, suatu hari Nabi Isa turun dari gunung tersebut untuk mencari daun kayu untuk mereka berdua berbuka puasa. Setelah Nabi Isa turun ke bawah, datanglah malaikat menghampiri Maryam dan berkata:
“Assalamualaikhum ya Maryam, orang yang sangat patuh mengerjakan puasa pada siang hari dan mengerjakan solat pada malam hari.”
Maka Maryam menjawab: “Siapakah kamu ini? Badan dan seluruh anggotaku menggeletar dan berasa takut mendengar suaramu.”
Malaikat tersebut menjawab: “Aku adalah malaikat yang tidak mempunyai belas kasihan kepada siapa pun baik anak kecil, orang tua atau sebagainya sebab aku adalah malaikat pencabut nyawa (Izrail).”
Mendengar penjelasan malaikat maut, maka Maryam bertanya: “Wahai malaikat maut, apakah tujuan kamu ke sini? Adakah kamu mau menziarahi aku atau mencabut nyawaku?”
Izrail menjawab: “Wahai Maryam, kedatanganku adalah untuk mencabut rohmu.”
Maryam yang mengetahui ajalnya sudah tiba, kemudian berkata: “Wahai malaikat maut, apakah kamu tidak mau memberikan peluang sehingga anakku yang menjadi penawar mengubati kerisauan hatiku?”
Malaikat maut memperjelaskan perintah Allah yang memerintahkannya untuk menjemput roh Maryam dan beliau tak dapat mengsia-siakan walau sesaat, mendengar penjelasan Izrail, dengan hati yang ikhlas. Maryam berkata:
“Wahai malaikat maut, kamu telah menerima perintah Allah, oleh itu laksanakanlah perintah itu dengan segera.”
Izrail segera mendekati Maryam dan mencabut rohnya. Selesai waktu Isya yang akhir, Nabi Isa pulang dengan mendaki gunung tersebut dan membawa bekalan berbuka puasa. Beliau melihat ibunya sedang berada di tempat sholat dan menyangka bahawa ibunya sedang sholat. Beliau meletakkan bekalan makanan untuk berbuka puasa dekat dengan ibunya lalu beliau berdiri menghadap kiblat.
Setelah sekian lama, beliau memanggil ibunya untuk berbuka puasa dan mengerjakan ibadah tanda syukur kepada Allah, namun beliau melihat tak sedikit pun makanan terusik oleh ibunya walau dua pertiga malam telah berlalu.
Kisah Wafatnya Ibunda Nabi Isa yang Dimandikan Bidadari Surga
Nabi Isa memanggil lagi ibunya: “Assalamualaikum ya Ummaahu.”
Oleh kerana fajar telah menjelma dan ibunya tidak lagi bangun, maka beliau menghampiri ibunya dan meletakkan pipinya pada pipi ibunya lalu menciumnya sambil menangis dan berkata:
“Assalamualaikum ya Ummaahu. Malam telah berlalu dan fajar telah menjelma, ini adalah masa untuk menunaikan fardhu yang telah diwajibkan oleh Allah.”
Setelah Nabi Isa berkata demikian, maka menangislah para malaikat dan para jin yang berada di sekitarnya dan bergoncanglah gunung di bawahnya. Kemudian Allah mewahyukan kepada para malaikat.
“Apakah yang menyebabkan kamu semua menangis?”
Para malaikat berkata: “Tuhan kami, Engkau Maha Mengetahui.”
Setelah itu tiba-tiba kedengaran satu suara berbunyi: “Wahai Isa, angkatlah kepalamu itu, sesungguhnya ibumu telah meninggal dunia dan Allah telah melipatgandakan pahalamu.”
Nabi Isa mendengar suara tersebut, maka beliau sambil menangis berkata: “Siapakah yang akan menjadi temanku tatkala aku sunyi dan dikala aku menangis? Siapakah yang dapat aku ajak berkata-kata dan siapakah yang dapat membantu aku dalam ibadahku?”
Kemudian Allah mewahyukan kepada gunung untuk berbicara: “Wahai gunung, nasihatilah Ruh-Ku (Isa A.S.).”
Berkata-katalah gunung tersebut dengan izin Allah: “Wahai Ruh Allah, apakah arti kesusahanmu itu, ataukah kamu mau Allah sebagai pendampingmu yang menggembirakan?”
Setelah mendengar nasihat gunung, lalu Nabi Isa turun ke sebuah desa tempat tinggal Bani Israil dan meminta pertolongan mereka untuk menguruskan jenazah ibunya. Namun mereka tak mau menolong Nabi Isa kerana takut pada ular-ular besar yang ada di gunung tersebut.
Nabi Isa dengan perasaan hampa naik kembali ke gunung dan beliau melihat dua orang pemuda yang sangat kacak rupa, lalu beliau memberi salam dan meminta pertolongan mereka untuk memakamkan jenazah ibunya.
Sumber: Kisah 25 Rasul dan Para Nabi Allah