Pertanyaan: Pernahkah Rasulullah Berdebat dengan Non Muslim?
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih sudah diizinkan bertanya di sini, semoga saya dianggap menjadi keluarga disini. Ada hal yang ingin saya tanyakan, apakah dalam sejarah Islam Rasululloh Muhammad SAW pernah berdebat dengan non muslim? kalau pernah tolong jelaskan, kalau tidak pernah tolong jelaskan juga, saya mau mengikuti beliau. (Ibraheem)
Jawaban atas pertanyaan Pernahkah Rasulullah Berdebat dengan Non Muslim?
Wa’alaikum salam Wr. Wb.
Beliau pernah debat dengan Nasrani masalah Nabi Isa. Dan debat tersebut menjadi sebab turunnya pembukaan surat Ali Imran sampai lebih dari 80 ayat.
– Kitab Lubabun Nuqul (1/40)
سورة آل عمران
أخرج ابن أبى حاتم عن الربيع أن النصارى أتوا إلى النبي صلى الله عليه وسلم فخاصموه في عيسى فأنزل الله الم الله لا إله إلا هو الحي القيوم إلى بضع وثمانين أية منها
وقال ابن إسحق حدثني محمد بن سهل بن أبي أمامه قال لما قدم أهل نجران على رسول الله صلى الله عليه وسلم يسألونه عن عيسى ابن مريم نزلت فيهم فاتحة آل عمران إلى رأس الثمانين منها
– Kitab Asbabun Nuzulil Qur’an (1/97-98)
قَالَ الْمُفَسِّرُونَ: قَدِمَ وَفْدُ نَجْرَانَ، وَكَانُوا سِتِّينَ رَاكِبًا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – وَفِيهِمْ أَرْبَعَةَ عَشَرَ رَجُلًا مِنْ أَشْرَافِهِمْ، وَفِي الْأَرْبَعَةَ عَشَرَ ثَلَاثَةُ نَفَرٍ إِلَيْهِمْ يؤول أمرهم، “فالعاقب” أَمِيرُ الْقَوْمِ وَصَاحِبُ مَشُورَتِهِمُ الَّذِي لَا يُصْدِرُونَ إِلَّا عَنْ رَأْيِهِ وَاسْمُهُ: عبد المسيح، و”السيد” إمامهم وَصَاحِبُ رَحْلِهِمْ وَاسْمُهُ: الْأَيْهَمُ، “وَأَبُو حَارِثَةَ بْنُ عَلْقَمَةَ” أُسْقُفُهُمْ وَحَبْرُهُمْ، وَإِمَامُهُمْ وَصَاحِبُ مِدْرَاسِهِمْ، وَكَانَ قَدْ شَرُفَ فِيهِ وَدَرَسَ كُتُبَهُمْ حَتَّى حَسُنَ عِلْمُهُ فِي دِينِهِمْ، وَكَانَتْ مُلُوكُ الرُّومِ قَدْ شَرَّفُوهُ وَمَوَّلُوهُ وَبَنَوْا لَهُ الْكَنَائِسَ لِعِلْمِهِ وَاجْتِهَادِهِ، فَقَدِمُوا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – وَدَخَلُوا مَسْجِدَهُ حِينَ صَلَّى الْعَصْرَ، عَلَيْهِمْ ثياب الحبرات جُبّات وَأَرْدِيَةٌ فِي جَمال رجال بين الْحَارِثِ بْنِ كَعْبٍ، يَقُولُ بَعْضُ مَنْ رَآهُمْ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – مَا رَأَيْنَا وَفْدًا مِثْلَهُمْ، وَقَدْ حَانَتْ صَلَاتُهُمْ، فَقَامُوا فَصَلَّوْا فِي مَسْجِدِ رَسُولِ اللَّهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – “دَعُوهُمْ” فَصَلَّوْا إِلَى الْمَشْرِقِ، فَكَلَّمَ السَّيِّدُ وَالْعَاقِبُ رَسُولَ اللَّهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – فَقَالَ لَهُمَا رَسُولُ اللَّهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – “أَسْلِمَا”، فَقَالَا: قَدْ أَسْلَمْنَا قَبْلَكَ، قَالَ: “كَذَبْتُمَا مَنَعَكُمَا مِنَ الْإِسْلَامِ دُعَاؤُكُمَا لِلَّهِ وَلَدًا، وَعِبَادَتُكُمَا الصَّلِيبَ، وَأَكْلُكُمَا الْخِنْزِيرَ”، قَالَا: إِنْ لَمْ يكن عيسى ولد الله فَمَنْ أَبُوهُ؟ وَخَاصَمُوهُ جَمِيعًا فِي عِيسَى، فَقَالَ لَهُمَا النَّبِيُّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – “أَلَسْتُمْ تَعْلَمُونَ أَنَّهُ لَا يَكُونُ وَلَدٌ إِلَّا وَهُوَ يُشْبِهُ أَبَاهُ؟ ” قَالُوا: بَلَى، قَالَ: “أَلَسْتُمْ تَعْلَمُونَ أَنَّ رَبَّنَا حَيٌّ لَا يَمُوتُ، وأن عيسى أتى عَلَيْهِ الْفَنَاءُ؟ ” قَالُوا: بَلَى، قَالَ: “أَلَسْتُمْ تَعْلَمُونَ أَنَّ رَبَّنَا قَيِّمٌ عَلَى كَلِّ شَيْءٍ يَحْفَظُهُ وَيَرْزُقُهُ؟ ” قَالُوا: بَلَى، قَالَ: “فَهَلْ يَمْلِكُ عِيسَى مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا؟ ” قَالُوا: لَا، قَالَ: “فَإِنَّ رَبَّنَا صَوَّرَ عِيسَى فِي
الرَّحِمِ كَيْفَ شَاءَ، وَرَبُّنَا لَا يَأْكُلُ وَلَا يَشْرَبُ وَلَا يُحْدِثُ” قَالُوا: بَلَى، قَالَ: “أَلَسْتُمْ تَعْلَمُونَ أَنَّ عِيسَى حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كَمَا تَحْمِلُ الْمَرْأَةُ، ثُمَّ وَضَعَتْهُ كَمَا تَضَعُ الْمَرْأَةُ وَلَدَهَا، ثُمَّ غُذِّيَ كَمَا يُغَذَّى الصَّبِيُّ، ثُمَّ كَانَ يَطْعَمُ وَيَشْرَبُ وَيُحْدِثُ؟ ” قَالُوا:
بَلَى، قَالَ: “فَكَيْفَ يَكُونُ هَذَا كَمَا زَعَمْتُمْ؟ ” فَسَكَتُوا، فَأَنْزَلَ اللَّهُ – عَزَّ وَجَلَّ – فِيهِمْ صَدْرَ سُورَةِ آلِ عمران إلى بضعة وثمانية آيَةٍ مِنْهَا.
Ulama pakar tafsir berkata:
“Utusan dari Najran mendatangi Rasululloh shollallohu alaihi wasallam dan jumlah mereka ada 60 orang naik kendaraan. Mereka terdapat 14 orang lelaki dari orang orang yang paling mulia diantara mereka,dalam 14 orang tersebut terdapat 3 kelompok yang urusan orang orang Najran diserahkan kepada mereka, yaitu:
- Al ‘Aqib, sebagai pemimpin kaum dan pemimpin musyawaroh, hasil keputusan musyawaroh tidak keluar kecuali dari pendapatnya, namanya adalah Abdul Masih.
- As Sayyid, imam dan pemimpin perjalanan, namanya adalah Aiham.
- Abu Haritsah bin Alqomah,dia adalah uskup,pendeta,imam dan pemimpin sekolahan mereka, Abu Harisah ini orang yang mulia, dia telah mempelajari kitab kitab Nasrani hingga bagus ilmunya dalam agama mereka.
Raja Romawi menghormatinya, menjadikan dia sebagai junjungan dan mendirikan Gereja untuknya sebab ilmu dan kesungguhan abu haritsah.
Kemudian mereka mendatangi Rasululloh shollallohu alaihi wasallam dan masuk ke masjib beliau ketika sholat ashar. Mereka memakai pakaian jubah pendeta dan mantel yang indah, seindah Haris bin Ka’ab. Sebagian orang dari sahabat Rasululloh sholallohu alaihi wasallam yang melihatnya berkata: “Kami belum pernah melihat ada utusan seperti mereka”.
Waktu sholat mereka telah dekat, kemudian mereka sholat di masjid Rasululloh shollallohu alaihi wasallam, Rasul berkata: “Biarkanlah mereka”. Kemudian mereka sholat menghadap arah terbitnya matahari. Setelah itu, As Sayyid dan Al ‘Aqib berbicara kepada Rasululloh shollallohu alaihi wasallam, maka Rasululloh berkata kepada keduanya: “Masuklah kalian berdua ke dalam agama islam” Keduanya berkata: “Kami telah masuk islam sebelum kamu”. Rasululloh: “Kalian berdua bohong, doa kalian bahwa Allah mempunyai anak, sembahan kalian salib dan babi makanan kalian telah mencegah keislaman kalian”. Keduanya berkata: “Jika isa bukan anak Allah,lalu siapakah ayahnya?”
Kemudian mereka semua mendebat Rasululloh dalam masalah Nabi Isa.
Nabi shollallohu alaihi wasallam berkata: “Bukankah kalian sudah tahu bahwa seorang anak tidak akan ada kecuali dia menyerupai ayahnya?” mereka berkata: ” Benar ”
Nabi: “Bukankah kalian sudah tahu bahwa Tuhan kita maha hidup dan tidak mati, sedangkan Isa kedatangan sifat fana’ /rusak? “. “Benar” jawab mereka.
Nabi: “Bukanlah kalian sudah tahu bahwa Tuhan kita adalah dzat yang berdiri sendiri/tidak membutuhkan orang lain,menjaga segala sesuatu dan meberikannya rizki?”
“Benar” jawab mereka.
“Apakah Isa memiliki sesuatu dari hal itu?” tanya Nabi.
mereka menjawab: “Tidak”
kemudian Nabi berkata: “sesungguhnya Tuhan kita membentuk Isa di dalam rahim sesuka-Nya, dan Tuhan kita tidklah makan,tidak minum dan tidak membuang kotoran.”
mereka berkata: “Benar”
Nabi: “Bukankah kalian sudah tahu bahwa Isa di gendong oleh ibunya sebagaimana perempuan yang menggendong kemudian meletakkannya sebagaimana seorang perempuan meletakkan anaknya, kemudian diberi makan sebagaimana bayi yang di suapi,kemudian makan, minum dan buang kotoran?
mereka berkata: “Benar”
Nabi: “Jika semua itu benar, lalu mengapa Isa menjadi sebagaimana yang kalian sangkakan?”
kemudian mereka semua diam saja.
Lalu Allah azza wajalla menurunkan permulaan surat Ali Imran sampai lebih dari 80 ayat.
wallohu a’lam semoga bermanfaat. (Mas Hamzah)
Sumber tulisan ada disini.
Silahkan baca juga artikel terkait.