Tafsir Qs. Al-Kahfi Ayat 46, Qs. Asy-Syu’aro Ayat 18 Dan Qs. An-Nur Ayat 59

Tafsir Qs. Al-Kahfi Ayat 46, Qs. Asy-Syu'aro Ayat 18 Dan Qs. An-Nur Ayat 59

Pertanyaan: Tafsir Qs. Al-Kahfi Ayat 46, Qs. Asy-Syu’aro Ayat 18 Dan Qs. An-Nur Ayat 59

Assalamu alaikum Wr. Wb.

>> Shifat Maushuf

Bacaan Lainnya

Ada yang mau bantu kasih penjelasan/Tafsir QS. Al-Kahfi : ayat 46, As-Syu’aro 18, An-Nur 59 ?

Jawaban Atas Pertanyaan Tafsir Qs. Al-Kahfi Ayat 46, Qs. Asy-Syu’aro Ayat 18 Dan Qs. An-Nur Ayat 59

Wa’alaikum salam Wr. Wb.

Santrialit

  • QS: Al-Kahfi Ayat: 46

الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا

Artinya : Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.

___________________________________________

Al-maal dalam bahasa arab adalah sesuatu yang dimiliki oleh manusia baik berupa uang, barang-barang property ataupun hewan ternak dll.

Sedangkan Az-ziinah merupakan kata masdar (dari kata kerja zanaa yaznii yang berarti berhias). Maksud kata ziinah dalam ayat ini adalah segala sesuatu yang mempunyai daya tarik dan nilai lebih dimata manusia (Perhiasan). Dengan mengerti bahwa maksud dari kata pada ayat diatas : Harta dan Anak-anak adalah perhiasan dimana Manusia bisa mengambilnya sebagai perhiasan kehidupan duniawi dan saling berlomba-lomba dengan yang lainnya.

Di dalam ayat tersebut harta dan anak-anak disebutkan sebagai perhiasan karena (sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Al-Qurthubi) harta mempunyai keindahan estetika dan manfaat yang bisa diambil oleh manusia, sedangkan anak-anak adalah sebagai kekuatan batin bagi keluaraga dan juga mempunyai manfaat yang bisa diambil.

Al-Imam Al-aluusy berkata ra : Kata Al-maal didahulukan karena harta lebih terlihat sebagai perhiasan di mata manusia, dan harta tanpa anak-anak pun bisa kita sebut sebgai perhiasan tidak sebaliknya, seseorang yang mempunyai anak tanpa harta maka ia hidup dalam kehidupan yang sempit.

Ungkapan dalam kata “ziinah” bukan “qiimah” mempunyai makna balaghoh yang dalam. Kedauanya adalah hanya sebagai perhiasan (ziinah) bukan sebagai Qiimah (nilai yang tinggi di mata allah). Dengan begitu ukuran kemulian manusia tidaklah bisa diukur dengan harta ataupun anak-anak akan tetapi kemulian diukur oleh iman dan amal sholih. Sesuai dengan firman allah swt (inna akramakum indallahi atqookum).

Maka dengan begitu allah mengkhirkan ayat menutup akhir ayat dengan firmannya : (wal baaqiyatus soolihaatu…) jika dalam pandangan manusia bahwa harta dan anak-anak sebagai perhiasan yang di pamerkan manusia maka iman dan amal sholeh adalah sebagai baaqiyatus soolihaat yang hasilnya tidak akan pernah hilang bagi manusia itu sendiri dan menjadi lebih baik bagi manusia sedangkan harta dan anak-anak sering kali menjadi cobaan bagi manusia.

Para Ulama salaf berbeda pendapat tentan arti kata Baaqiyatus soolihaat

Atho ibn abi robbah ra berkata : maknanya adalah kalimat Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallaah, wallahu akbar

Ibnu Abbas ra berkata : maknanya adalah Solat lima waktu

Dari sini kita bisa melihat bahwa lafal dari baaqiyatus soolihaat adalah kata yang umum dan bisa mencakup semua perkataan dan perbuatan yang allah menjadi ridho dengannya. Allah menamakan baaqiyat (sesuatu yang kekal) karena perkjaan tersebut tidak akan hilang hasilnya berbeda dengan perhiasan duniawi yang telah disebutkan.

– Tafsir Thobary

http://quran.ksu.edu.sa/tafseer/tabary/sura18-aya46.html

– Tafsir Jalalain

«المال والبنون زينة الحياة الدنيا» يتجمل بها فيها «والباقيات الصالحات» هي سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر زاد بعضهم ولا حول ولا قوة إلا بالله «خير عند ربك ثوابا وخير أملاً» أي ما يأمله الإنسان ويرجوه عند الله تعالى.

  • QS Asy-syu’aro : 18

قَالَ أَلَمْ نُرَبِّكَ فِينَا وَلِيدًا وَلَبِثْتَ فِينَا مِنْ عُمُرِكَ سِنِينَ

Fir`aun menjawab: “Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu.

Karena pada waktu Musa hampir lahir,pada waktu itu atas saran para ahli sihir pembantu fir’aun menyarankan untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir, karena dimasa depan salah satu bayi yang terlahir akan menjadi musuh fir’aun.

Dalam sebuah riwayat nabi musa di hanyutkan pada sebuah benda di sungai dan ada irigasi dari sungai tersebut yang mengalir menuju istana fir’aun , dan Musa hanyut ke dalam istana dan ditemukan oleh isteri fir’aun dan selanjutnya Musa atas permintaan siti asiah (isteri fir’aun) diangkat anak.

Dalam Tafsir Baghowi diterangkan Nabi Musa di urus oleh keluarga fir’aun dari bayi hingga umur 30 tahun.

– Tafsir Baghowy

( قال ألم نربك فينا وليدا ) صبيا ( ولبثت فينا من عمرك سنين ) وهو ثلاثون سنة .

– Tafsir Thobary

القول في تأويل قوله تعالى : ( قال ألم نربك فينا وليدا ولبثت فينا من عمرك سنين ( 18 ) وفعلت فعلتك التي فعلت وأنت من الكافرين ( 19 ) )

وفي هذا الكلام محذوف استغني بدلالة ما ظهر عليه منه ، وهو : فأتيا فرعون فأبلغاه رسالة ربهما إليه ، فقال فرعون : ألم نربك فينا يا موسى وليدا ، ولبثت فينا من عمرك سنين ؟ وذلك مكثه عنده قبل قتل القتيل الذي قتله من القبط . ( وفعلت فعلتك التي فعلت ) يعني : قتله النفس التي قتل من القبط .

وبنحو الذي قلنا في ذلك قال أهل التأويل .

ذكر من قال ذلك :

حدثني محمد بن عمرو ، قال : ثنا أبو عاصم ، قال : ثنا عيسى ; وحدثني الحارث ، قال : ثنا الحسن ، قال : ثنا ورقاء جميعا ، عن ابن أبي نجيح ، عن مجاهد ، قوله : ( وفعلت فعلتك التي فعلت وأنت من الكافرين قال فعلتها إذا وأنا من الضالين ) قال : قتل النفس .

حدثنا القاسم ، قال : ثنا الحسين ، قال : ثني حجاج ، عن ابن جريج ، عن مجاهد ، مثله .

وإنما قيل ( وفعلت فعلتك ) لأنها مرة واحدة ، ولا يجوز كسر الفاء إذا أريد بها هذا المعنى . وذكر عن الشعبي أنه قرأ ذلك : ” وفعلت فعلتك ” بكسر الفاء ، وهي قراءة لقراءة القراء من أهل الأمصار – مخالفة .

وقوله : ( وأنت من الكافرين ) اختلف أهل التأويل في تأويل ذلك ، فقال بعضهم : معنى ذلك : وأنت من الكافرين بالله على ديننا . [ ص: 340 ]

ذكر من قال ذلك :

حدثني موسى بن هارون ، قال : ثنا عمرو ، قال : ثنا أسباط ، عن السدي : ( وفعلت فعلتك التي فعلت وأنت من الكافرين ) يعني على ديننا هذا الذي تعيب .

وقال آخرون : بل معنى ذلك : وأنت من الكافرين نعمتنا عليك .

  • QS: An-Nuur Ayat: 59

وَإِذَا بَلَغَ الْأَطْفَالُ مِنْكُمُ الْحُلُمَ فَلْيَسْتَأْذِنُوا كَمَا اسْتَأْذَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۚ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur balig, maka hendaklah mereka meminta izin, seperti orang-orang yang sebelum mereka meminta izin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Dari Atha’ bin Yasar, menceritakan ada seseorang yang bertanya kepada Nabi : “Apakah saya harus meminta izin sebelum memasuki rumah ibuku? Jawab Nabi; Ya!. Orang itu berkata:” Saya serumah bersamanya?”. Sabda Nabi: “Mintalah izin kepadanya!”. Orang itu berkata lagi : “Saya yang menjadi pelayannya?”. Sabda Nabi: “Mintalah izin kepadanya! Apakah kamu ingin melihat ibumu telanjang? Jawab orang itu : ”Tidak!”. Sabda Nabi: “Mintalah izin kepadanya”.

Seorang anak yang telah mencapai usia baligh sudah mulai mengerti aktifitas orang tua/dewasa, terlebih yang sifatnya privasi . Dalam ayat ini Allah menjaga Hak orang tua dan tarbiyah kepada anak-anaknya untuk menjaga sikap dan tatakrama kepada orangtua.

Diantara hikmah nya : menghindari kegiatan dewasa (sex) orang tua diketahui (kepergok) anak-anak mereka.

– Tafsir Thobary

يقول تعالى ذكره: إذا بلغ الصغار من أولادكم وأقربائكم، ويعني بقوله: ( منكم ) من أحراركم ( الحلم ) يعني الاحتلام، واحتلموا( فليستأذنوا ) يقول: فلا يدخلوا عليكم فى وقت من الأوقات إلا بإذن، لا في أوقات العورات الثلاث ولا في غيرها.

– Tafsir Ibnu Katsir

ثم قال تعالى : ( وإذا بلغ الأطفال منكم الحلم فليستأذنوا كما استأذن الذين من قبلهم ) يعني : إذا بلغ الأطفال الذين إنما كانوا يستأذنون في العورات الثلاث ، إذا بلغوا الحلم ، وجب عليهم أن يستأذنوا على كل حال ، يعني بالنسبة إلى أجانبهم وإلى الأحوال التي يكون الرجل على امرأته ، وإن لم يكن في الأحوال الثلاث .

قال الأوزاعي ، عن يحيى بن أبي كثير : إذا كان الغلام رباعيا فإنه يستأذن في العورات الثلاث على أبويه ، فإذا بلغ الحلم فليستأذن على كل حال . وهكذا قال سعيد بن جبير .

وقال في قوله : ( كما استأذن الذين من قبلهم ) يعني : كما استأذن الكبار من ولد الرجل وأقاربه .

– Tafsir Jalalain

تفسير الجلالين «وإذا بلغ الأطفال» أيها الأحرار «منكم الحلم فليستأذنوا» في جميع الأوقات «كما استأذن الذين من قبلهم» أي الأحرار الكبار «كذلك يبين الله لكم آياته والله عليم حكيم

Wallohu a’lam. Semoga bermanfaat.

Sumber Baca Disini
Silahkan baca juga artikel terkait.

Pos terkait