Pertanyaan: Bagaimana hukum tambahan lafadz ta’ala dalam salam?
Assalamualaikum Wr.Wb.
Dalam “warohmatullohi” mana yang lebih baik. Apa ditambah taala atau cukup tidak usah ditambah? Matur suwun. Jazakumulloh
Duku Adam
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jawaban hukum tambahan lafadz ta’ala dalam salam
Wa’alaikum salam Wr. Wb.
Lebih utama tanpa lafadz ta’ala.
Diqiyaskan pada ke utama’an ta’awwudz dengan A’udzu billahi minassyaithonirrojim dibandingkan dgn A’udzu billahi assami’ al alimi minassyaithonirrojim.
Dalam nadzom al Faro’dil Bahiyah, kaidah ke 19 ma kaana aktsaro fi’lan kaana aktsaro fadlan. Artinya sesuatu yang lebih banyak pekerjaannya maka lebih banyak keutamaanya.
Terdapat beberapa hal yang di kecualikan. Artinya ada juga hal yang lebih sedikit amalnyanya tapi justru lebih utama, paling tidak 13 masalah yang dikecualikan, serta beberapa hal yang di tambahkan oleh Nadzim.
وينبغى عدك كلما اتى # فيه اللدليل للقليل مثبتا
كركعتى تحية المساجد # افضل من اتيانه بزائد
واللفظ فى استعاذة بما ورد # فى الذكر من زيادة فى المعتمد
وقس على ذلك بالتامل # والحمد لله على التفضل
“Dan seyogyanya kamu menggolongkan pada perkara yang di kecualikan dari kaidah di atas, setiapkali ada dalil yang menetapkan perkara yang lebih sedikit. Seperti dua rokaat tahiyyatul masjid yang lebih utama mengerjakannya di banding yg lebih. Dan mengucapkan isti’adzah / ta’awwudz dengan shighot yang datang dalam al-Qur’an, lebih utama menurut qoul muktamad dibanding dengan di tambahi. Dan qiyaskanlah yang lain pada perkara yang telah disebutkan, dan segala puji bagi Allah atas anugerahnya”.
Kyai bisyri mushtofa Rembang dalam terjamah nadzom tersebut menjelaskan termasuk yang diqiyaskan adalah salam dalam selain shalat jenazah, lebih utama tanpa di tambah lafadz wa barokatuh
Dan salam dalam selain shalat lebih utama dengan shighot yang biasa dibandingkan dengan ditambah lafadz Ta’ala atau Ta’ala azza wajalla.
Sumber tulisan lihat di sini.
Tulisan terkait baca di sini.