Tiga Kali Menghiasi Mimpi Nabi, Dahsyatnya Kisah Sayyidina Umar
Minim tiga kali Sayyidina Umar radhiyallahu anhu menghiasi mimpi manusia mulya, Baginda Nabi shallallahu alaihi wasallama:
Pertama, waktu diimpikan masuk syurga.
Kedua, waktu dimimpikan minum susu pemberian beliau Nabi SAW. yang melambangkan kedalaman ilmu.
Ketiga, waktu dimimpikan Nabi SAW. memakai baju gamis komplit (Padahal lainnya hanya ada yang separo, atau dibawah dada), yang melambangkan kekuatan memegang teguh agama.
(Hadis komplit semua diriwayatkan Imam Bukhari)
Salah satu almarhum kakek saya, senang menuliskan lafadz Umar al-Faaruq عمر الفاروق diberbagai sudut rumahnya. Ada yang ditembok, lemari, bahkan pintu. Kata beliau, “Kata orang tua dulu. Biar Setan tidak masuk kemari!”
Suatu hari, pernah Baginda Nabi shallallahu alaihi wasallama bersabda pada Sayyidina Umar RA., “Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggamannya. Tidaklah setan berpapasan denganmu di satu jalan kecuali ia akan memilih jalan lain selain jalan yang kau tapaki!”.
Apakah ini dasar para sesepuh?! Entahlah. Tinggal kemantapan pribadi masing-masing. Kalau ngomong, “Ha! Itu kalau beliau masih hidup! Kalau dah wafat, masak sekedar tulisan bisa membuat setan terbirit-birit?!”, ya hambar, tak ada tuahnya! Sebab dalam attitude, heleh pake bahasa kekinian dalam sopan santun pemberi ijazah dan yang menerima, cukup terima dan laksanakan, jangan banyak tanya.
Ada salah satu santri yang pernah menanyakan, “Kenapa kok ijazah ini waktu pembacaannya setelah magrib?!”. Dan dijawab oleh gurunya, “Ibarat obat, kan harus sesuai resep dokter?! (Kudu diminum sebelum makanlah, sehari tiga kali lah dll.). Nah, kalau tidak sesuai resep, tidak manjur, bukan?!.”
Yang jelas, apapun itu, Sayyidina Umar adalah orang hebat. Yang masyhur dalam sejarah; ketika beliau masuk islam langsung bertanya pada Rasulullah shallallahu alaihi wasallama:
“Ya Rasulallah. Ketika hidup ataupun mati, bukankah kita berada dalam jalur kebenaran?!”
“Ya! Demi Dzat yang jiwaku berada dalam kekuasaanNya, kalian semua dalam kebenaran; baik mati atau hidup,”
“Kalau begitu, kenapa harus sembunyi?! Demi Dzat yang mengutusmu dengan haq, Anda harus keluar —menampakkan Islam—“.
Lalu, Baginda Nabi memberikan izin kepada para sahabat agar keluar dari tempat persembunyian, yakni rumah Arqam bin Abil Arqam (Darul Arqam) dengan formasi dua baris kemudian menuju Masjidil Haram. Baris pertama dipimpin Sayyidina Umar, baris kedua dikepalai Sayyidina Hamzah radhiyallahu anhuma. Kaum Quraish yang meilhat keduanya, langsung depresi! Dan hari itu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallama menyematkan julukan pada Sayyidina Umar dengan ALFAARUQ.
Itu, Sayyidina Umar … Lha kita?!
(Hilyatul Auliya yang di cuplik oleh Syaikh Abdussalam Ali Syita dalam Ufuqul Muaddzamah 588-589).
Demikian Tiga Kali Menghiasi Mimpi Nabi, Dahsyatnya Kisah Sayyidina Umar. Semoga bermanfaat.