PERTANYAAN  :
Assalamu’alaikum, ‘afwan,  mau tanya, afdlolan mana sholat sunah dilakukan berjama’ah dgan munfarid ?  syukroon. [AàCemid  Pönyà Nenknabilla Kéudàhkittyu].
JAWABAN  :
Wa’alaikumsalam. Jamaah  dalam SHALAT SUNAH bermacam-macam jenis dan hukumnya :
قال  أصحابنا تطوع الصلاة ضربان (ضرب) تسن فيه الجماعة وهو العيد والكسوف والاستسقاء  وكذا التراويح علي الاصح (وضرب) لا تسن له الجماعة لكن لو فعل جماعة صح وهو ما سوى  ذلك
Kalangan pengikut madzhab  Syafi’i berkata “Shalat sunah terbagi atas dua :
1.Shalat sunah yang  disunahkan dilaksanakan secara berjamaah yaitu shalat ied (baik fitri atau  adha), shalat gerhana (baik matahari atau bulan), shalat istisqaa dan menurut  pendapat yang paling shahih shalat Taraweh.
2.Shalat sunah yang tidak  disunahkan dilaksanakan secara berjamaah namun bila dilaksanakan secara  berjamaah hukumnya sah-sah saja yaitu shalat-shalat sunah selain tersebut di No.  1”. [ Al-Majmuu’ ala Syarh al-Muhaddzab IV/4 ].
وهو  أَيْ التَّطَوُّعُ قِسْمَانِ قِسْمٌ تُسَنُّ له الْجَمَاعَةُ وهو أَفْضَلُ مِمَّا  لَا تُسَنُّ له جَمَاعَةٌ لِتَأَكُّدِهِ بِسَنِّهَا له وَلَهُ مَرَاتِبُ أَخَذَ في  بَيَانِهَا فقال وَأَفْضَلُهُ الْعِيدَانِ لِشَبَهِهِمَا الْفَرْضَ في الْجَمَاعَةِ  وَتَعَيُّنِ الْوَقْتِ وَلِلْخِلَافِ في أَنَّهُمَا فَرْضَا كِفَايَةٍ …. وَقِيلَ  إنَّ عَشْرَهُ أَفْضَلُ من الْعَشْرِ الْأَخِيرِ من رَمَضَانَ ثُمَّ الْكُسُوفُ  لِلشَّمْسِ ثُمَّ الْخُسُوفُ لِلْقَمَرِ لِخَوْفِ فَوْتِهِمَا بِالِانْجِلَاءِ  كَالْمُؤَقَّتِ بِالزَّمَانِ …ثُمَّ الِاسْتِسْقَاءُ لِتَأَكُّدِ طَلَبِ  الْجَمَاعَةِ فيها ثُمَّ التَّرَاوِيحُ…. وَقِسْمٌ لَا تُسَنُّ له الْجَمَاعَةُ وهو  الرَّوَاتِبُ التَّابِعَةِ لِلْفَرَائِضِ وَغَيْرِهَا كَالضُّحَى وَأَفْضَلُهَا  الْوِتْرُ….
Shalat sunah terbagi atas  dua :
1. Shalat sunah yang  disunahkan dilaksanakan secara berjamaah, shalat ini lebih utama ketimbang  shalat sunah yang tidak disunahkan dilaksanakan secara berjamaah karena kukuhnya  kesunahannya dan keutamaan shalat sunah ini terdapat tingkatan-tingkatan  :
a.Shalat dua hari raya (ied  fitri dan adha), shalat ini lebih utama ketimbang shalat-shalat sunah lainnya  karena menyerupainya dengan shalat wajib sebab disyariatkannya dilaksanakan  secara berjamaah, ketertentuan waktunya dan karena ada pernyataan ulama yang  menyatakan hukumnya fardhu kifayah
b.Shalat gerhana matahari  kemudian gerhana bulan karena keterbatasan waktu kesunahannya dengan ditandai  pulihnya matahari atau bulan dari gerhana maka seolah seperti shalat yang  dibatasi dengan waktu
c.Shalat istisqaa
d.Shalat Taraweh
2. Shalat sunah yang tidak  disunahkan dilaksanakan secara berjamaah seperti shalat rawatib (shalat sunah  yang mengikuti shalat wajib) dan shalat sunah lainnya seperti shalat dhuha yang  lebih utama dari jenis shalat sunah ini adalah shalat witir. [ Asnaa  al-Mathaalib I/200-201 ].
Sholat Tahajjud yang  dilakukan secara berjamaah hukumnya BOLEH tidak makruh dan tidak berpahala,  tetapi kalau bertujuan memberi dorongan atau pelajaran untuk melakukannya maka  berpahala yang demikian tersebut apabila jamaahnya dalam sunah tersebut tidak  menimbulkan hal-hal yang diharamkan seperti menyakiti atau memberi kesan bahwa  shalat tahajjud tersebut disyariatkan dilakukan dengan cara berjamaah maka  menjadi haram hukumnya. Wallaahu A’lamu Bis Showaab. [Masaji  Antoro].
– Bughyah al-Mustarsyidiin  I/136  :
(مسألة  : ب ك) : تباح الجماعة في نحو الوتر والتسبيح فلا كراهة في ذلك ولا ثواب ، نعم إن  قصد تعليم المصلين وتحريضهم كان له ثواب ، وأي ثواب بالنية الحسنة ، فكما يباح  الجهر في موضع الإسرار الذي هو مكروه للتعليم فأولى ما أصله الإباحة ، وكما يثاب في  المباحات إذا قصد بها القربة كالتقوّي بالأكل على الطاعة ، هذا إذا لم يقترن بذلك  محذور ، كنحو إيذاء أو اعتقاد العامة مشروعية الجماعة وإلا فلا ثواب بل يحرم ويمنع  منها
			 
									








