0909. KAKI YANG MENGINJAK TANAH / LUMPUR MAKA DIMA’FU NAJISNYA ?

PERTANYAAN :
Assalamu’alaikum wr wb…! mohon solusinya atas kasus berikut…! bagaimana solusinya bila ada tempat wudhu’ di salah satu masjid yang berpintu satu yang mana ketika waktu masuk kaki najis padahal saya hendak sholat jum’at dan saya melihat anak-anak sekolahan sma/smp yang berlarian di halaman masjid tanpa memakai sendal kemudian masuk ketempat wudhu’ tersebut otomatis kaki mereka najis…! bolehkah saya membatalkan sholat jum’at dengan alasan tersebut…? mohon solusinya. [Hasanul Zain].
JAWABAN :
Lumpur/tanah yang diyaqini kenajisannya dan apabila bercampur dengan najis yang sulit untuk dihindari maka dimaafkan (ma’fuwun ‘anhu) karena kesulitan untuk menghindarinya pada umumnya [ minhajul qowim 1/124 ]. Bila lumpur / kotoran yang mengena pada kakinya sedikit, diyakini najis serta merta tidak ada barang najis yang kelihatan mata, maka hukumnya dima’afkan (dima’fu) dan jika tidak demikian maka dihukumi najis yang tidak dima’fu kecuali bila najisnya merata di semua jalan maka menurut qoul yang quat / aujah di ma’fu. [ referensi i’anatut tholibin juz 1 hal 123, nihayatul muhtaj juz 2 hal 29 ]. (Awan As-Safaritiyy Asy-syaikheriyy, Kakang Kawah Adi Ari-ari, Ubaid Bin Aziz Hasanan ).
– kitab at-tanbih halaman 35 :
وإن أصاب الأرض نـجاسة فذهب أثرها بالشمس والريح فصلـى علـيها ففـيها قولان. أحدهما يجزئه. والثانـي: لا يجزئه
– muhadzab halaman 73 s.d 74 :
فصل إذا أصاب الأرض نجاسة ذائبة في موضع ضاح فطلعت عليه الشمس وهبت عليه الريح فذهب أثرها ففيه قولان: قال في القديم: يطهر لأنه لم يبق شيء من النجاسة، فهو كما غسل بالماء. وقال في الأم: لا يطهر وهو الأصح لأنه محل نجس، فلا يطهر بالشمس كالثوب النجس
– majmu juz 1 hal 261 :

فرع: قال إمام الحرمين وغيره: في طين الشوارع الذي يغلب على الظن نجاسته قولان، أحدهما: يحكم بنجاسته، والثاني: بطهارته بناء على تعارض الأصل والظاهر،

Pos terkait