1100. ORANG YANG BUTA DAN TULI MASIH WAJIBKAH SHOLAT?

PERTANYAAN :
Assalamu alaikum. Di suatu desa ada pasangan suami istri yang sudah lama menginginkan seorang anak, dengan penantian yang lama. Akhirnya dianugrahi seorang anak laki-laki tetapi sayangnya anak itu tuli dan buta, orang tuanya bingung karena anak-anak tidak bisa belajar ilmu syari’at. Berdasarkan pengetahuannya orang ibadah tanpa ilmu tidak sah terutama sholat. Pertanyaannya :
1. Masih wajibkah anak itu sholat dengan keadaan tersebut…?
2. Bagaimana kriteria yang diwajibkan dalam sholat…? Monggo. [Ådý St Trllû].
JAWABAN :
Wa’alaikumussalaam, di antara syarat wajib sholat adalah mendengar melihat. FALAA TAJIBU ASHSHOLATU ALAA MAN KHULIQO ASHOMMA A’MAA WALAW NAATHIQON [Kasyifatussaja 51].
– Nihayatuzzain 1/9 :
(إِنَّمَا تجب الْمَكْتُوبَة) أَي الصَّلَوَات الْخمس (على مُسلم)  (مُكَلّف) أَي بَالغ عَاقل سليم الْحَواس بلغته الدعْوَة
وَمن نَشأ بشاهق جبل وَلم تبلغه دَعْوَة الْإِسْلَام غير مُكَلّف بِشَيْءوَكَذَا من خلق أعمى أَصمّ فَإِنَّهُ غير مُكَلّف بِشَيْء إِذْ لَا طَرِيق لَهُ إِلَى الْعلم بذلك وَلَو كَانَ ناطقا لِأَن النُّطْق بِمُجَرَّدِهِ لَا يكون طَرِيقا لمعْرِفَة الْأَحْكَام الشَّرْعِيَّة بِخِلَاف من طَرَأَ عَلَيْهِ ذَلِك بعد الْمعرفَة فَإِنَّهُ مُكَلّف
Syarat wajib solat fardlu :
1. MUSLIM
2. MUKALLAF (aqil baligh)
3. sampainya da’wah (islam)
Maka bagi orang yang tidak tersentuh da’wah islam karena tidak terjangkau, seperti orang yang tinggal di puncak gunung misalnya, maka mereka tidak terkena hukum wajib. Begitu juga orang yang dilahirkanan dalam keadaan buta dan tuli, mereka tidak terkena kewajiban, dikarenakan tidak ada cara untuk menyampaikan da’wah kepadanya.
– Albujairomi ala al khotib 1/408 :
أَمَّا الطَّارِئُ فَإِنْ كَانَ قَبْلَ التَّمْيِيزِ فَكَالْأَصْلِيِّ وَإِنْ كَانَ بَعْدَ التَّمْيِيزِ وَلَوْ قَبْلَ الْبُلُوغِ وَعَرَفَ الْحُكْمَ تَعَلَّقَ بِهِ الْوُجُوبُ اهـ اج.
Berbeda apabila kondisi (buta tuli) itu datang setelah tamyiz (masa menjelang baligh) dan telah mengetahui hukum (permasalahan) sholat, maka yang bersangkutan terkena kewajiban. Kewajiban melaksanakan solat bagi anak yang sudah tamyiz dan belum baligh, doktrin atau khithobnya lebih ke orang tua wali untuk mulai memberikan latihan sholat kepada anak-anaknya. Itu berlandaskan kepada hadis :
572 – وَعَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ، وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ، وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ» . رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ، وَكَذَا رَوَاهُ فِي ” شَرْحِ السُّنَّةِ ” عَنْهُ.وَرَوََاهُ التِّرْمِذِيُّ، وَابْنُ خُزَيْمَةَ مِنْ رِوَايَةِ: عَبْدِ الْمَلَكِ بْنِ الرَّبِيعِ بْنِ سَبْرَةَ الْجُهَنِيِّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ بِدُونِ قَوْلِهِ: وَفَرِّقُوا إِلَخْ.قَالَ التِّرْمِذِيُّ: حَسَنٌ صَحِيحٌ

“Perintahlah anak-anakmu sholat setelah mereka memasuki usia tujuh tahun, dan pukullah mereka (karena meninggalkan sholat) bila sudah menginjak usia 10 tahun. Dan pisahkanlah tempat tidur mereka. Wallohu almu’in wa bihi nasta’in. [Yupiter Jet].

Pos terkait