1811. HUKUM SHALAT TANPA KOPYAH DAN MENGUAP KETIKA SHALAT

PERTANYAAN :
Assalamu’alaikum.  Meneruskan Pertanyaan SEMALAM :

1. Kalau orang laki-laki Sholat. dan dia tidak Pakai PECI/KOPYAH, sedangkan RAMBUT nya LEBAT, itu sebaik nya Rambut diApain yaa ? kalau diBiarin Waktu SuJud nya Takut Menghalangi Dahi Pada Tempat SuJud nya, itu MenJadi tidak SAH Sholat nya. Kalau diSINGKAP berarti Nambah gerakan Lebih 3 kali Dan itu Bisa Batal. CARA NYA BAGAIMANA YAA Biar tidak BATAL..??
2. Kalau Orang Lagi SHOLAT terus Menguap NGANTUK, apa Perlu diTUTUPI MULUT nya..?? monggo… [Odie Ali Baba].

JAWABAN :
Wa’alaikumussalaam,
1. Selagi ada bagian dari dahi (bathuk. Jawa) menempel tempat sujud maka tidak apa-apa, berbeda jika seluruh dahi tertutup maka tidak sah sujudnya, disebutkan dalam kitab Taqrib / Hamisy Bajuri 1/153 :
وأقله مباشرة بعض جبهة المصلي موضع سجوده من الأرض أو غيرها
WA AQALLUHUU MUBAASYARATU BA’DHI JABHATIL MUSHALLII MAUDHI’A SUJUUDIHII MINAL ARDHI AU GHAIRIHAA
Karena yang menjadi ketentuan saat sujud asalkan sebagian anggota dari dahinya telah menempel pada tempat sujudnya. Keterangan diambil dari :
– I’aanah at-Thoolibiin I/164 :
ولو سجد على شيء فالتصق بجبهته صح ووجب إزالته للسجود الثاني وقوله فالتصق بجبهته قال ع ش ومنه التراب حيث منع مباشرة جميع الجبهة محل السجود
Bila ia sujud pada suatu benda kemudian menempel pada dengan dahinya sujudnya sah, dan wajib menghilangkannya pada sujud yang kedua (sujud berikutnya). (Keterangan kemudian menempel pada dengan dahinya) termasuk debu bila dapat mencegah bertemunya ‘semua bagian dahinya’ pada tempat sujudnya.
– Fath al-Mu’in Hamisy I’aanah I/164 :
( و ) سابعها ( سجود مرتين ) كل ركعة… ( مع تنكيس ) بأن ترتفع عجيزته وما حولها على رأسه ومنكبيه للاتباع فلو انعكس أو تساويا لم يجزئه نعم إن كان به علة لا يمكنه معها السجود إلا كذلك أجزأه ( بوضع بعض جبهته بكشف ) أي مع كشف فإن كان عليها حائل كعصابة لم يصح إلا أن يكون لجراحة وشق عليه إزالته مشقة شديدة فيصح ( و ) مع ( تحامل ) بجبهته فقط على مصلاه بأن ينال ثقل رأسه خلافا للإمام ( و ) وضع بعض ( ركبتيه و ) بعض ( بطن كفيه ) من الراحة وبطون الأصابع ( و ) بعض بطن ( أصابع قدميه ) دون ما عدا ذلك كالحرف وأطراف الأصابع وظهرهما
Yang ketujuh sujud dua kali dalam setiap rakaat dengan cara :
§Menundukkan kepala (dengan cara mengangkat pantat dan anggauta tunuh sekitarnya diatas kepala dan kedua pundaknya karena Itbaa’ pada Nabi, bila dibalik (kepala dan pundak diatas diatas pantat) atau sejajar maka tidak mencukupi sujudnya kecuali bila ia sakit yang tidak memungkinkan baginya sujud kecuali dengan demikian maka mencukupi
§Meletakkan sebagian dahinya denga terbuka (bila didahinya terdapat ishabah (serban, atau ikat kepala, atau perban) yang menghalangi dahinya maka tidak sah kecuali bila terdapat luka yang bila dihilangkan akan terdapati masyaqqat (kesulitan) yang teramat sangat maka sah
§Dan harus dengan menekankan dahinya (bukan anggauta lainnya) pada tempat shalatnya sekira didahinya terasakan berat
§Meletakkan sebagian kedua lututnya
§Meletakkan sebagian perut telapak tangannya (perut tapak tangan dan perut jemarinya)
§Meletakkan sebagian perut jemari kakinya (bukan anggauta lainnya seperti tepi, ujung jemari dan perut telapak kaki).

– Nihaayah az-Zain I/69 :

Bacaan Lainnya
( و ) كما يجب السجود على بعض جبهته يجب على بعض ( ركبتيه و ) بعض ( بطن كفيه ) من الراحة وبطون الأصابع دون ما عداهما ( و ) بعض بطن ( أصابع قدميه ) لقوله صلى الله عليه وسلم أمرت أن أسجد على سبعة أعظم على الجبهة واليدين والركبتين وأطراف القدمين
Dan sebagaimana wajibnya sujud dengan (meletakkan) sebagian dahinya wajib juga dengan sebagian kedua lututnya, sebagian perut kedua telapak tangannya (baik telapak tangan dan perut jemari-jemarinya bukan selain keduanya), sebagian perut jemari telapak kakinya berdasarkan sabda nabi Muhammad shallallaahu alaihi wa sallam “Aku diperintahkan untuk bersujud dengan menggunakan 7 anggota badan yaitu dahi, kedua tangan, dua lutut, ujung kedua telapak kaki”.(HR Bukhari dan Muslim).
‎2. Sunah menolaknya semampunya, namun jika tetap menguap, maka sunnah menutup mulutnya dengan tangan kirinya.
– Asnal Mathaalib 1/179 (Maktabah Syamilah) :
وَيُكْرَهُ أَنْ يُصَلِّيَ الرَّجُلُ مُتَلَثِّمًا وَالْمَرْأَةُ مُتَنَقِّبَةً أو مُغَطِّيًا الْمُصَلِّي فَاهُ لِأَنَّهُ صلى اللَّهُ عليه وسلم نهى أَنْ يُغَطِّيَ الرَّجُلُ فَاهُ في الصَّلَاةِ رَوَاهُ أبو دَاوُد وَقِيسَ بِالرَّجُلِ غَيْرُهُ فَإِنْ تَثَاءَبَ الْمُصَلِّي سُنَّ له أَنْ يُغَطِّيَ فَاهُ وفي نُسْخَةٍ سَدَّ أَيْ فَاهُ بيده لِخَبَرِ مُسْلِمٍ إذَا تَثَاءَبَ أحدكم فَلْيُمْسِك بيده على فيه فإن الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ وَهَذِهِ أَعَادَهَا في السِّيَرِ
Fokus:
فَإِنْ تَثَاءَبَ الْمُصَلِّي سُنَّ له أَنْ يُغَطِّيَ فَاهُ
FA IN TATSAA`ABA SUNNA LAHUU AN YUGHATHTHIYA FAAHU
– Hasyiyah I’anah at-Thoolibiin IV/194 :
ويسن للمتثائب رد التثاؤب طاقته وستر فيه ولو في الصلاة بيده اليسرى
( قوله ويسن للمتثائت الخ ) أي للحديث المتقدم
( قوله وستر فيه الخ ) أي ويسن له ستر فمه عند الت
ثاؤب لما روي عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا تثاءب أحدكم فليمسك بيده على فمه فإن الشيطان يدخل
( وقوله ولو في الصلاة ) أي ولو كان التثاؤب في الصلاة ولا ينافيه ما تقدم في باب الصلاة من أنه يكره للمصلي وضع يده على فمه لأن محله إذا لم تكن حاجة كالتثاؤب وشبهه

Dan disunahkan bagi orang yang menguap menolak semampunya serta menutup mulutnya meskipun saat dalam shalat dengan tangan kirinya
(Keterangan Dan disunahkan bagi orang yang menguap) verdasarkan hadits Nabi yang telah lewat.
(Keterangan serta menutup mulutnya) Rasulullah bersabda “Bila salah seorang diantara kalian menguap maka jagalah muluynya dengan tangannya karena sesungguhnya syetan memasukinya.
(Keterangan meskipun dalam shalat) dan keterangan ini todak bertentangan dengan kemakruhan meletakkan tangan bagi orang yang sedang shalat dalam penjelasan terdahulu sebab kemakruhan tersebut bila tidak terdapat kepentingan didalamnya seperti menguap dan sejenisnya.

KESIMPULAN :
1. Kalau cuma sedikit menghalangi dahi sebenarnya tidak apa-apa asal masih ada bagian dahi yang tak terhalangi. Disingkap tangan juga tidak apa-apa asal tidak bergerak 3 kali berturut-turut.
2. Jika orang sedang shalat menguap, maka disunnahkan baginya untuk menutup mulutnya.
فَإِنْ تَثَاءَبَ الْمُصَلِّي سُنَّ له أَنْ يُغَطِّيَ فَاهُ
FA IN TATSAA`ABA SUNNA LAHUU AN YUGHATHTHIYA FAAHU.
Maka jika orang shalat menguap, maka disunnahkan baginya untuk menutup mulutnya. Wallaahu A’lamu Bis Showaab. [Abdullah Afif, Masaji Antoro, Didy Humaidy].
Link Asal :

www.fb.com/groups/piss.ktb/452130454809768/

Pos terkait