2539. HUKUM SHALAT ROJABIYYAH DAN SUJUD SETELAHNYA

PERTANYAAN :

Assalamu’alaikum, terima kasih diberi kesempatan bertanya, dan juga jawabannya nanti, saya ingin tahu dasar hadits atau ibarat dari kitab tentang shalat rojabiyah yang dilaksanakan kamis pertama bulan rojab, ada yang tahu ? beserta sujud setelahnya ? kasih tahu ya. [Anna Ingin Dimengerti].

JAWABAN :

Wa’alaikumussalam. Mungkin yang dimaksud si Sa`il / penanya adalah shalat Ragha`ib pada malam Jum’at pertama di bulan Rajab. Berikut komentar Imam Nawawi :

Yang kesepuluh adalah shalat yang dikenal dengan shalat ragha`ib, yaitu 12 raka’at dilakukan antara maghrib dan isya’ malam Jum’at pertama di bulan Rajab. Dan shalat malam nishfu sya’ban adalah 100 raka’at. Dua jenis shalat itu (sholat ragha`ib dan shalat malam nishfu sya’ban) adalah bid’ah dan munkar, kedua-duanya buruk, dan jangan terkecoh dengan disebutkannya kedua shalat itu dalam kitab Qutul Qulub, dan kitab Ihya’ ‘Ulumid Dien. Dan jangan terkecoh dengan hadits yang disebutkan dalam dua kitab itu, karena sesungguhnya itu adalah bathil. Dan jangan terkecoh dengan sebagian imam yang samar atasnya hukum kedua shalat itu lalu mengarang lembaran-lembaran mengenai disukainya (mengerjakan) kedua shalat itu, karena hal itu adalah salah. Syaikh Imam Abu Muhammad AbdurRahman bin Isma’il Al-Maqdisi menyusun kitab spesifik mengenai bathilnya kedua shalat itu, maka bagus dan indahlah isinya, semoga Allah merahmatinya.

Imam Ramli pernah ditanya tentang shalat yang dinamai dengan Ragha`ib, apakah ada asalnya, dan hadits-haditsnya ditemukan atau tidak ?
Lantas beliau menjawab : Bahwasanya shalat khusus yang ditentukan pada bulan Rajab itu tidak shahih. Dan hadits-haditsnya yang diriwayatkan mengenai shalat ragha`ib pada awal Jum’at di bulan Rajab itu adalah dusta lagi bathil. Shalat ragha`ib ini bid’ah menurut Jumhur ‘Ulama, di antaranya yang menyebutkan demikian (bid’ahnya shalat ragha`ib) itu dari pemuka-pemuka ulama mutaakhirin, yaitu para hafidz: Abu Isma’il al-Anshari, Abu Bakar bin as-Sam’ani, Abul Fadhl bin Nashir, Abul Faraj bin Al-Juuzi dan lainnya. Shalat ragha`ib itu sama sekali tidak disebutkan oleh ulama terdahulu, karena hanyalah diada-adakan secara baru (oleh orang-orang) setelah mereka. Pertama-tama munculnya adalah setelah tahun 400 (Hijriyah), maka dengan demikian tidak dikenal oleh ulama terdahulu, dan mereka tidak membicarakannya.
Shalat roghoib termasuk bid’ah qobihah dan hukumnya harom melakukannya. Solusinya kalau sudah menjadi kebiasaan maka niat shalat sunah muthlaq.
Shalat raghaib, yakni shalat 12 rakaat pada Jum’at pertama bulan Rajab dan shalat 100 ataupun 10 rakaat pada pertengahan bulan Sya’ban hukumnya khilaf :

Adapun sujud di luar shalat dengan tanpa sebab hukumnya harom walaupun setelah shalat. Bila sujud tersebut tidak diniati ibadah, ya’ni hanya niat merendahkan diri maka tidak harom.
Wallohu a’lam. [Brojol Gemblung, Ghufron Bkl, Yazid Anwar, Khodim Piss-Ktb II, Uponk Sgr Ulilalbab].

– I’anatut Tholibin :

– I’anatut Tholibin :

– Syarqowiy :

– Durrotun Nasihin :

– I’anatut Tholibin :

– Bughyatul Mustarsyidiin :

– Mughnilmuhtaj – 1 / 448 :

LINK ASAL :
www.fb.com/groups/piss.ktb/588448371177975
www.piss-ktb.com/2012/06/1663-hukum-shalat-raghaib.html