Hukum dan Cara Mengangkat Tangan Saat Takbirotul Ihrom\
Assalamu’alaikum. DISKRIPSI MASALAH : Dalam hal shalat ada namanya TAKBIRATUL IHRAM. Selama saya ngaji dengan ustadz ditempat saya menyatakan mengangkat tangan saat takbirotul Ihram hukumnya wajib dalam arti jika tidak diangkat ketika mengucapkan “ALLAHU AKBAR” Tidak sah shalatnya kecuali ada udzur, bahkan bukan hanya satu ustadz menyatakan demikian tetapi kebanyakan ustadz ditempat saya. Ketika beberapa malam yang lewat kami ada kegiatan belajar Fikih Ibadah. Disana ustadz tersebut menyatakan mengangkat tangan saat takbiratul ihram hanya sunah. Kebetulan saya berada di mayoritas Muhammadiyyah.
Pertanyaan :
- Benar yang manakah dari diskripsi diatas, apakah ustadz saya atau ustadz Muhammadiyyah?
- Sebenarnya posisi mengangkat tangan berdasarkan keterangan Syafi’iyyah gimana, apa sejajar dengan telinga, diatas dada atau bagaimana? Karena ustadz Muhammadiyyah menyatakan meski mengangkat di atas dada tetap mendapatkan kesunahan.
Tolong Ibarohnya kalau bisa uraikan berdasarkan pendapat empat Madzhab beserta ibaroh jika tidak bisa cukup menurut Syafi’iyyah. Karena sekarang saya dihadapkan dengan lingkungan yang selalu berseberangan dengan amalan saya. Kebingungan ini hanya bisa diatasi dengan Ibaroh keterangan mengenai masalah diatas. Atas jawabannya diucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum. [Ismidar Abdurrahman As-Sanusi].
JAWABAN : Hukum dan Cara Mengangkat Tangan Saat Takbirotul Ihrom
Wa’alaikum salam.
- Hukum mengangkat tangan saat takbirotul ihrom adalah sunnah (sunnah hay`at). Namun ada ulama’ yang berpendapat wajib yaitu imam al-marwazi, namun pendapat ini tertolak oleh ijma’ ulama’ yang menyatakan sunnahnya mengangkat kedua tangan ketika takbirotul ikhrom.
– Al Majmu’ Jilid 3 Halaman 304 :
وأجمعت الأمة على استحباب رفع اليدين في تكبيرة الإحرام ، ونقل ابن المنذر وغيره الإجماع فيه ونقل العبدري عن الزيدية أنه لا يرفع يديه عند الإحرام ، والزيدية لا يعتد بهم في الإجماع ،
Ummat (mayoritas ulama) sepakat atau anjuran mengangkat kedua tangan dalam takbirotul ikhrom, Ibnu mundzir dan selainnya menukil ijma’ tentangnya, dan Al abdari menukil dari syi’ah zaidiyah bahwa zaidiyah tidak mengangkat kedua tangannya ketika takbirotul ihrom, syi’ah zaidiyah, mereka tidak terhitung dalam ijma’.
ونقل المتولي عن بعض العلماء أنه أوجب الرفع ، ورأيت أنا فيما علق من فتاوى القفال أن الإمام البارع في الحديث والفقه أبا الحسن أحمد بن سيار المروزي من متقدمي أصحابنا في طبقة المزني قال : إذا لم يرفع يديه لتكبيرة الإحرام لا تصح صلاته ; لأنها واجبة فوجب الرفع بخلاف باقي التكبيرات لا يجب الرفع لها ; لأنها غير واجبة ، وهذا الذي قاله مردود بإجماع من قبله .
Al-mutawali menukil dari sebagian ulama’ bahwa sebagian ulama’ ada yang mewajibkan mengangkat tangan. Dan aku sendiri (imam nawawi) melihat dalam catatan kaki dari fatwa imam qoffal bahwa imam yang unggul ilmunya dalam hadits dan fiqih abul hasan ahmad bin sayyar al marwazi -termasuk pendahulu ashab kami dalam tingakatan imam al muzani- berkata : ” jika tidak mengangkat kedua tangannya untuk takbirotul ikhrom maka sholatnya tidak sah, karena takbirotul ikhrom hukumnya wajib, jadi wajib juga mengangkat tangan, hal ini berbeda dengan takbir takbir lainnya, tidak wajib mengangkat tangan karena takbirnya tidak wajib”. Apa yang Imam Al Marwazi katakan ini tertolak dengan ijma’ sebelumnya.
- Madzhab syafi’i posisi kedua tangan sejajar dengan kedua pundak.
– Al Majmu’ (3/305) :
وأما محل الرفع فقال الشافعي في الأم ومختصر المزني والأصحاب : يرفع حذو منكبيه ، والمراد أن تحاذي راحتاه منكبيه . قال الرافعي والمذهب أنه يرفعهما بحيث يحاذي أطراف أصابعه أعلى أذنيه ، وإبهاماه شحمتي أذنيه وراحتاه منكبيه وهذا معنى قول الشافعي والأصحاب رحمهم الله : يرفعهما حذو منكبيه
Adalah tempat mengangkat kedua tangan maka Imam syafi’i dan ashab dalam kitab Al Umm dan kitab Mukhtashor al Muzani berkata :” mengangkat sejajar kedua pundak “. Dan maksudnya adalah kedua telapak tangan sejajar kedua pundak. Imam Rofi’i berkata : pendapat madzhab bahwa mengangkat kedua tangan sekira pucuk-pucuk jemari sejarar dengan telinga atas, pucuk jempol sejajar kedua daun telinga dan kedua telapak sejajar kedua pundak, ini adalah makna ucapan imam syafi’i dan ashab -semoga Allah merahmati mereka- : mengangkat kedua tangan sejajar kedua pundaknya.”
الي ان قال ( فرع ) في مذاهب العلماء في محل رفع اليدين : ذكرنا أن مذهبنا المشهور أنه يرفع حذو منكبيه ، وبه قال عمر بن الخطاب وابنه رضي الله عنهما ومالك وأحمد وإسحاق وابن المنذر . وقال أبو حنيفة حذو أذنيه ، وعن أحمد رواية أنه يتخير بينهما ولا فضيلة لأحدهما ، وحكاه ابن المنذر عن بعض أهل الحديث واستحسنه ، وحكى العبيدي عن طاوس أنه رفع يديه حتى تجاوز بهما رأسه ، وهذا باطل لا أصل له .
Madzhab ulama’ dalam tempat mengangkat kedua tangan : telah kami tuturkan bahwa madzhab kami (syafi’i) yang masyhur adalah mengangkat sejajar kedua pundak, dan dengannya Umar bin Khottob dan anaknya -semoga Allah meridhoi keduanya- malik, ahmad, ishaq dan ibnu mundzir berpendapat. Abu Hanifah berpendapat mengangkat sejajar kedua telinga. Dan dari imam ahmad ada satu riwayat bahwa bebas memilih antara keduanya, dan ibnu mundzri mengisahkannya dari sebagian ahli hadits dan dan menghasankannya. Al-Ubaidi mengisahkan dari thawus bahwa thawus mengangkat kedua tangannya hingga melebihi kepalanya. Ini adalah pendapat yang bathil tidak ada dasarnya.
– Raudhoh Al Tholibin :
ﻓﺮﻉ: ﺭﻓﻊ ﺍﻟﻴﺪﻳﻦ ﻋﻨﺪ ﺗﻜﺒﻴﺮﺓ ﺍﻻﺣﺮﺍﻡ ﺳﻨﺔ . ﻭﺍﻟﻤﺬﻫﺐ: ﺃﻧﻪ ﻳﺮﻓﻌﻬﻤﺎ ﺑﺤﻴﺚ ﺗﺤﺎﺫﻱ ﺃﻃﺮﺍﻑ ﺃﺻﺎﺑﻌﻪ ﺃﻋﻠﻰ ﺃﺫﻧﻴﻪ، ﻭﺇﺑﻬﺎﻣﺎﻩ ﺷﺤﻤﺘﻲ ﺃﺫﻧﻴﻪ، ﻭﻛﻔﺎﻩ ﻣﻨﻜﺒﻴﻪ، ﻭﻫﺬﺍ ﻣﻌﻨﻰ ﻗﻮﻝ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻭﺍﻻﺻﺤﺎﺏ ﺭﺣﻤﻬﻢ ﺍﻟﻠﻪ ( 1 ) ﻋﻨﻬﻢ : ﻳﺮﻓﻌﻬﻤﺎ ﺣﺬﻭ ﻣﻨﻜﺒﻴﻪ. ﻭﺃﻣﺎ ﺣﻜﺎﻳﺔ ﺍﻟﻐﺰﺍﻟﻲ: ﻓﻴﻪ ﺛﻼﺛﺔ ﺃﻗﻮﺍﻝ، ﻓﻤﻨﻜﺮﺓ. ﻭﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﺃﻗﻄﻊ ﺍﻟﻴﺪﻳﻦ، ﺃﻭ ﻭﺍﺣﺪﺓ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻌﺼﻢ، ﺭﻓﻊ ﺍﻟﺴﺎﻋﺪ. ﻭﺇﻥ ﻗﻄﻊ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺮﻓﻖ، ﺭﻓﻊ ﺍﻟﻌﻀﺪ ﻋﻠﻰ ﺍﻻﺻﺢ. ﻭﻟﻮ ﻟﻢ ﻳﻤﻜﻨﻪ ﺍﻟﺮﻓﻊ ﺇﻻ ﺑﺰﻳﺎﺩﺓ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺸﺮﻭﻉ، ﺃﻭ ﻧﻘﺺ، ﺃﺗﻰ ﺑﺎﻟﻤﻤﻜﻦ. ﻓﺈﻥ ﻗﺪﺭ ﻋﻠﻴﻬﻤﺎ، ﺃﺗﻰ ﺑﺎﻟﺰﻳﺎﺩﺓ. ﻗﻠﺖ : ﻳﺴﺘﺤﺐ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻛﻔﻪ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻘﺒﻠﺔ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﺮﻓﻊ، ﻗﺎﻟﻪ ﻓﻲ ( ﺍﻟﺘﺘﻤﺔ) ﻭﻳﺴﺘﺤﺐ ﺍﻟﺮﻓﻊ ﻟﻜﻞ ﻣﺼﻞ، ﻗﺎﺋﻢ، ﻭﻗﺎﻋﺪ، ﻣﻔﺘﺮﺽ، ﻭﻣﺘﻨﻔﻞ، ﺇﻣﺎﻡ، ﻭﻣﺄﻣﻮﻡ. ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ
– Al Fiqh ‘alal Madzahibil Arba’ah :
ﺍﻟﻔﻘﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺬﺍﻫﺐ ﺍﻷﺭﺑﻌﺔ – 1/224 ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ ﻗﺎﻟﻮﺍ: ﺍﻷﻛﻤﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻫﻮ ﺭﻓﻊ ﺍﻟﻴﺪﻳﻦ ﻋﻨﺪ ﺗﻜﺒﻴﺮﺓ ﺍﻹﺣﺮﺍﻡ، ﻭﺍﻟﺮﻛﻮﻉ ﻭﺍﻟﺮﻓﻊ ﻣﻨﻪ، ﻭﻋﻨﺪ ﺍﻟﻘﻴﺎﻡ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﺸﻬﺪ ﺍﻷﻭﻝ ﺣﺘﻰ ﺗﺤﺎﺫﻱ ﺃﻃﺮﺍﻑ ﺃﺻﺎﺑﻌﻪ ﺃﻋﻠﻰ ﺃﺫﻧﻴﻪ، ﻭﺗﺤﺎﺫﻱ ﺇﺑﻬﺎﻣﺎﻩ ﺷﺤﻤﺘﻲ ﺃﺫﻧﻴﻪ؛ ﻭﺗﺤﺎﺫﻱ ﺭﺍﺣﺘﺎﻩ ﻣﻨﻜﺒﻴﻪ؛ ﻟﻠﺮﺟﻞ ﻭﺍﻟﻤﺮﺃﺓ، ﺃﻣﺎ ﺃﺻﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻓﺘﺤﺼﻞ ﺑﺒﻌﺾ ﺫﻟﻚ.
Syafi’iyyah : Termasuk sunah hay-aat adalah Mengangkat kedua tangan ketika takbirotul ihrom,ketika hendak ruku’,ketika berdiri dari ruku’,dan ketika berdiri dari Tasyahud awal. Wallahu a’lam. [Mujawib : Ust.Umronuddin, Ust.Nur Hamzah, Ust. Wong Cilik, Ust.Ahmada Subhana, Ust.Ghufron Bkl].
Dengan demikian, Hukum dan Cara Mengangkat Tangan Saat Takbirotul Ihrom, semoga menjadi pembelajaran bagi kita semua supaya sholat kita lebuh yakin dan khusyuk menghadap Allah SWT.
Sumber: Takbirotul Ihrom