Pertanyaan: Bagaimana Hukum Meninggalkan Sholat Fardhu?
Assalamualaikum Wr. Wb. poro ustadz, bagaimana hukum orang Islam yang sering meninggalkan sholat lima waktu, apakah langsung divonis kafir? Mengingat ada hadist:
“من ترك الصلاة متعمدا فقد كفر”
Mohon rinciannya, terimakasih. [Muslikh Elbanyth].
Jawaban atas pertanyaan bagaimana Hukum Meninggalkan Sholat Fardhu?
Wa’alaikumsalam Wr. Wb. Orang yang meninggalkan sholat ada dua macam:
- Meninggalkan sholat dengan tanpa meyakini wajibnya sholat maka hukumnya adalah sama dengan hukum orang yang murtad. Jika murtad maka diperintah taubat tiga kali, jika tidak mau maka dihukum pancung, tidak dimandikan, tidak disholati dan tidak dikubur di kuburan muslimin.
- Meninggalkan sholat karena malas dan masih meyakini wajibnya sholat, maka disuruh taubat, jika tidak mau bertaubat maka dihukum pancung dan hukumnya masih dianggap muslim dalam hal dimandikan, dikafani, disholati dan dikubur di kuburan muslimin.
– Kitab Taqrib:
“فصل” ومن ارتد عن الإسلام استتيب ثلاثا فإن تاب وإلا قتل ولم يغسل ولم يصل عليه ولم يدفن في مقابر المسلمين.
“فصل” وتارك الصلاة على ضربين: أحدهما أن يتركها غير معتقد لوجوبها فحكمه حكم المرتد والثاني أن يتركها كسلا معتقدا لوجوبها فيستتاب فإن تاب وصلى وإلا قتل حدا وكان حكمه حكم المسلمين.
– Kitab Fathul Qorib Syarah Taqrib:
(والثاني أن يتركها كسلا) حتى يخرج وقتها حالَ كونه (معتقدا لوجوبها، فيستتاب؛ فإن تاب وصلى) وهو تفسير للتوبة، (وإلا) أي وإن لم يتب (قتل حدًّا) لا كفرا. (وكان حكمه حكم المسلمين) في الدفن في مقابرهم، ولا يطمس قبره، وله حكم المسلمين أيضا في الغسل والتكفين والصلاة عليه. – والله أعلم.
Waqila, orang yang meninggalkan sholat karena malas maka dihukumi kafir karena sabda Nabi shollallohu alaihi wasallam: “Diantara hamba dan kekufuran adalah meninggalkan sholat”. (HR Muslim).
Banyak yang berpendapat seperti itu diantaranyaa dalah Ali bin Abi Thalib, Sayyid Jalil Abdulloh Ibnul Mubarok, Ishaq Ibnu Rohawayh dan satu riwayat dari Imam Ahmad. Sedangkan pendapat yang shohih dan juga menjadi pendapatnya jumhur ulama’ adalah tidak dihukumi kufur sebab sabda Nabi shollallohu alaihi wasallam: “Darah seorang muslim tidak halal kecuali salah satu dari tiga, kufur setelah beriman, zina muhshon dan membunuh seseorang tanpa haq.”
Juga sabda Nabi shollallohu alaihi wasallam: “Barangsiapa yang bersaksi bahwa tidak ada sembahan (yang berhak disembah) kecuali Allah semata tidak ada sekutu baginya, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, dan bahwa ‘Isa adalah hamba dan rasul-Nya, dan kalimatnya yang Allah lemparkan kepada Maryam dan ruh dari-Nya (diantara ruh-ruh yang Allah ciptakan), dan surga itu benar adanya, dan neraka itu benar adanya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga, apapun yang dia amalkan”. (HR Bukhori dan Muslim).
Alasan lain tidak dianggap kafirnya orang yang meninggalkan sholat karena malas adalah karena kekafiran itu dengan i’tiqod/keyakinan dan i’tiqodnya orang tersebut masih shohih. Sedangkan hadits yang dijadikan dalil oleh ulama’ yang berpendapat kufur adalah diarahkan pada orang yang meninggalkan sholat dan dia mengingkari wajibnya sholat.
Jadi menurut pendapat yang shohih, dia disuruh bertaubat karena dia tidak lebih buruk keadaannya daripada orang murtad, jika mau bertaubat dan taubatnya adalah melakukan sholat. Jika tidak mau bertaubat maka dipancung lehernya menurut pendapat madzhab.
– Kitab Kifayatul Akhyar (1/497):
وَإِن تَركهَا وَهُوَ يعْتَقد وُجُوبهَا إِلَّا أَنه تَركهَا تكاسلاً حَتَّى خرج الْوَقْت فَهَل يكفر قيل نعم لقَوْله عَلَيْهِ الصَّلَاة وَالسَّلَام بَين العَبْد وَبَين الْكفْر ترك الصَّلَاة رَوَاهُ مُسلم وَأخذ بِهِ خلائق مِنْهُم عَليّ بن أبي طَالب رَضِي الله عَنهُ وَالسَّيِّد الْجَلِيل عبد الله بن الْمُبَارك وَكَذَا إِسْحَق بن رَاهَوَيْه وَهُوَ رِوَايَة عَن الإِمَام أَحْمد وَالصَّحِيح وَبِه قَالَ الْجُمْهُور أَنه لَا يكفر لقَوْله عَلَيْهِ الصَّلَاة وَالسَّلَام لَا يحل دم امْرِئ مُسلم إِلَّا بِإِحْدَى ثَلَاث كفر بعد إِيمَان وزنا بعد إِحْصَان وَقتل نفس بِغَيْر حق وَلقَوْله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم من شهد أَن لَا إِلَه إِلَّا الله وَأَن مُحَمَّدًا رَسُول الله وَأَن عِيسَى عبد الله وكلمته أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَم وروح مِنْهُ وَأَن الْجنَّة حق وَأَن النَّار حق أدخلهُ الله الْجنَّة على مَا كَانَ من عمل وَلِأَن الْكفْر بالاعتقاد واعتقاده صَحِيح والْحَدِيث الَّذِي اسْتدلَّ بِهِ من قَالَ بالتكفير مَحْمُول على جَاحد الْوُجُوب فعلى الصَّحِيح بيستتاب لِأَنَّهُ لَيْسَ بِأَسْوَأ حَالا من الْمُرْتَد فَإِن تَابَ وتوبته أَن يُصَلِّي وَإِلَّا قتل بِضَرْب عُنُقه على الْمَذْهَب لقَوْله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم إِذا قتلتم فَأحْسنُوا القتلة
Wallohu a’lam semoga bermanfaat. [Mujaawib : Ustadz Nur Hamzah].
Sumber tulisan ada disini.
Silahkan baca juga artikel terkait.