Hukum Menjawab Salam Ketika Sedang Shalat

Hukum Menjawab Salam Ketika Sedang Shalat

Pertanyaan: Bagaimana Hukum Menjawab Salam Ketika Sedang Shalat?

Assalamu alaikum Wr. Wb.

Mohon Maaf numpang tanya ustd. Ada orang sholat dhuhur di rumah, di tengah-tengah sholat datanglah tamu mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Kemudian orang yang sholat ini mengeraskan bacaan sholatnya untuk memberi tahu tamu yang datang tersebut. Pertanyaannya: Bagaimana hukum mengeraskan suara tersebut, Apakah orang yang sholat wajib menjawab salam di tengah-tengah sholatnya? Terimakasih.

Bacaan Lainnya

[Shofy El-Fatth]

Jawaban atas pertanyaan Hukum Menjawab Salam Ketika Sedang Shalat

Wa’alaikum salam Wr. Wb.

Mungkin ta’bir yang ini mendekati permasalahan tersebut. Kitab Iqna’ (1/149):

وَلَو نطق بنظم الْقُرْآن بِقصد التفهيم ك {يَا يحيى خُذ الْكتاب} فهما بِهِ من اسْتَأْذن أَنه يَأْخُذ شَيْئا إِن قصد مَعَ التفهيم قِرَاءَة لم تبطل وَإِلَّا بطلت

Pertama: Jika musholli mengucapkan dengan runtutan Al Qur’an dengan tujuan memberi pemahaman misalnya membaca surat maryam ayat 12: “Wahai Yahya! ambillah kitab” memberikan pemahaman kepada orang yang meminta izin bahwa dia akan mengambil sesuatu. Jika bertujuan membaca Al Qur’an beserta tujuan memberikan pemahaman maka sholatnya tidak batal, jika tidak bertujuan membaca Al Qur’an maka batallah sholatnya.

Kesimpulannya: jika dia mengeraskan bacaannya bertujuan agar pendengar paham bahwa dia sedang sholat tanpa disertai niat membaca Al Qur’an maka batallah sholatnya, jika beniat baca Al Qur’an disertai niat agar pendengarnya paham bahwa dia sedang sholat maka tidak batal sholatnya.

Kedua: Orang yang memberikan salam kepada orang yang sholat maka dia tidak berhak mendapatkan jawaban seketika juga tidak berhak mendapat jawan setelah sholat, tetapi dianjurkan untuk menjawab salamnya seketika itu dengan isyarat, jika tidak di jawab dengan isyarat maka dianjurkan menjawabnya setelah selesai sholat dengan lafadz.

Jika di jawab dengan lafadz ketika sholat maka batalah sholatnya. (ini pendapat madzhab Syafi’i sesuai dengan pendapatnya Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Malik, Ahmad, Ishaq dan jumhur ulama’)

Sedangkan menurut Abu Hurairoh, Sa’id bin Musayyab, Hasan Bisri dan Qotadah membolehkan menjawab salam dalam sholat dengan lafadz. menurut Abu Hanifah tidak dijawab dengan lafadz maupun isyarat.

Menurut Atho’ dan As Tsauri bahwa salamnya di jawab setelah selesai sholatnya baik yang salam hadir maupun tidak. menurut An Nukho’i di jawab di dalam hati.

Kitab majmu’ (4/35-37):

( الرابعة ) : إذا سلم إنسان على المصلي لم يستحق جوابا لا في الحال ولا بعد الفراغ منها لكن يستحب أن يرد عليه في الحال بالإشارة وإلا فيرد عليه بعد الفراغ لفظا فإن رد عليه في الصلاة لفظا بطلت صلاته الي ان قال( فرع ) في مذاهب العلماء فيما إذا سلم على المصلي : قد ذكرنا أن مذهبنا لا يجوز أن يرد باللفظ في الصلاة وأنه لا يجب عليه الرد لكن يستحب أن يرد في الحال إشارة ، وإلا فبعد السلام لفظا ، وبهذا قال ابن عمر وابن عباس ومالك وأحمد وإسحاق وجمهور العلماء نقله الخطابي عن أكثر العلماء وحكى ابن المنذر والخطابي عن أبي هريرة وسعيد بن المسيب والحسن البصري وقتادة أنهم أباحوا رد السلام في الصلاة باللفظ ، وقال أبو حنيفة : لا لفظا ولا إشارة .

قال ابن المنذر : هذا خلاف الأحاديث .

وحكى الشيخ أبو حامد عن عطاء والثوري أنهما قالا : يرد بعد فراغ صلاته سواء كان المسلم حاضرا أم لا ، وروي عن أبي الدرداء وقال النخعي :يرد بقلبه والله أعلم .

Wallohu a’lam. Semoga bermanfaat.

[Mas Hamzah]

Sumber Baca Disini
Silahkan baca juga artikel terkait.

Pos terkait