Hukum Merubah Niat Sholat Fardlu Jadi Sunnah Saat Melihat Jamaah

Hukum Merubah Niat Sholat Fardlu Jadi Sunnah Saat Melihat Jamaah

Pertanyaan: Bagaimana Hukum Merubah Niat Sholat Fardlu Jadi Sunnah Saat Melihat Jamaah?

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Mohon maaf sebelumnya, apabila ada seseorang yang sedang sholat Dzuhur sendirian, dan di situ datanglah beberapa orang dan mereka melakukan sholat jamaah, bolehkah seorang yang sholat sendirian tadi merubah sholatnya dari wajib menjadi sunah karena ingin ikut berjamaah dengan mereka?

Bacaan Lainnya

[Imron Rsyd].

Jawaban atas Pertanyaan Hukum Merubah Niat Sholat Fardlu Jadi Sunnah Saat Melihat Jamaah

Wa’alaikumussalam Wr. Wb.

Hukum dasar dalam sholat, merubah niat di tengah-tengah sholat merupakan salah satu dari perkara-perkara yang membatalkan sholat. Namun hukum ini akan tidak berlaku dalam permasalahan ketika ada orang sholat fardlu sendirian kemudian ditengah-tengah sholatnya ia melihat ada jamaah dengan sholat yang sama, maka dia malah dianjurkan untuk merubah sholat fardlunya menjadi sholat sunnah mutlak.

Tata caranya:

Bila melihat jamaahnya diwaktu ia dalam keadaan belum berdiri menuju rokaat ketiga (bisa dirokaat pertama atau kedua), maka setelah sujud yang kedua dirokaat yang kedua ia langsung tasyahhud kemudian salam dan ikut sholat berjamaah.

Demikian ini bila untuk menyempurnakan dua rokaatnya tidak ada kekhawatiran akan tertinggal jamaah. Sehingga bila ia khawatir akan tertinggal, ia boleh membatalkan atau memutus sholatnya dan langsung ikut berjamaah sebagaimana keterangan imam An-Nawawi dalam kitab “Majmu” nya. Sedang menurut Imam Al-Bulqini bila baru mendapatkan satu rokaat ia diperbolehkan melakukan tasyahhud dan salam, kemudian ikut berjamaah. Sehingga solusi yang diberikan oleh Imam Al-Bulqini ini menunjukkan bahwa sholat sunnah mutlak boleh satu rokaat ketika keadaannya demikian.

Bila melihat jamaahnya dalam keadaan ia sudah berdiri dirokaat yang ketiga, maka disunnahkan untuk tetap menyempurnakan sampai selesai. Kemudian ikut berjamaah dalam rangka mengulangi sholat fardlunya. Namun bila ia khawatir ketika harus menyenpurnakan akan tertinggal jamaah, maka ia boleh membatalkan atau memutus sholatnya kemudian ikut berjamaah.

Untuk permasalahan yang kedua ini, ia diperbolehkan merubah sholatnya menjadi sunnah mutlak. Kemudian sholat fardlunya ikut jamaah. Sehingga cara ini sholat fardlu yang ia kerjakan bersama jamaah bukan dalam rangka mengulangi, sebab sholat yang awal telah ia rubah menjadi sholat sunnah mutlak.

Catatan:

Merubah niat sholat fardlu menjadi sholat sunnah yang boleh hanyalah dirubah menjadi sholat sunnah mutlak saja, tidak boleh dirubah menjadi sholat sunnah mu’ayyan, misalnya; dirubah menjadi sholat sunnah Dluha dan semisalnya. Sebab malah akan menyebabkan batalnya sholat bila niatnya selain sholat sunnah mutlak.

Referensi:

Hasyiyah Ianah Ath-Thalibin beserta Hamisynya Fathul Muin, juz.1 halaman.263-264:

ﻭﻧﺪﺏ ﻟﻤﻨﻔﺮﺩ ﺭﺃﻯ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﻣﺸﺮﻭﻋﺔ ﺃﻥ ﻳﻘﻠﺐ ﻓﺮﺿﻪ ﺍﻟﺤﺎﺿﺮ ﻻ ﺍﻟﻔﺎﺋﺖ ﻧﻔﻼ ﻣﻄﻠﻘﺎ ﻭﻳﺴﻠﻢ ﻣﻦ ﺭﻛﻌﺘﻴﻦ ﺇﺫﺍ ﻟﻢ ﻳﻘﻢ ﻟﺜﺎﻟﺜﺔ ﺛﻢ ﻳﺪﺧﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ .

ﻧﻌﻢ ﺇﻥ ﺧﺸﻲ ﻓﻮﺕ ﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﺇﻥ ﺗﻤﻢ ﺭﻛﻌﺘﻴﻦ ﺍﺳﺘﺤﺐ ﻟﻪ ﻗﻄﻊ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﺳﺘﺌﻨﺎﻓﻬﺎ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﺫﻛﺮﻩ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺠﻤﻮﻉ .

ﻭﺑﺤﺚ ﺍﻟﺒﻠﻘﻴﻨﻲ ﺃﻧﻪ ﻳﺴﻠﻢ ﻭﻟﻮ ﻣﻦ ﺭﻛﻌﺔ ﺃﻣﺎ ﺇﺫﺍ ﻗﺎﻡ ﻟﺜﺎﻟﺜﺔ ﺃﺗﻤﻬﺎ ﻧﺪﺑﺎ ﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﺨﺶ ﻓﻮﺕ ﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﺛﻢ ﻳﺪﺧﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ .

(قوله أما إذا قام لثالثة الخ …. ) محترز إذا لم يقم لثالثة . (قوله أتمها ندبا) فلو خالف وقلبها نفلا وسلم لم يندب ولكنه يجوز كما مر . (قوله إن لم يخش فوت الجماعة) فإن خشي فوتها قطعها واستأنفها مع الجماعة

Al Iqna’ li Zirbiniy, juz.1 halaman.151 (Maktabah Syameela):

( ﻭ ) ﺍﻟﺴَّﺎﺩِﺱ ( ﺗَﻐْﻴِﻴﺮ ﺍﻟﻨِّﻴَّﺔ ) ﺇِﻟَﻰ ﻏﻴﺮ ﺍﻟْﻤَﻨﻮِﻱ ﻓَﻠَﻮ ﻗﻠﺐ ﺻﻠَﺎﺗﻪ ﺍﻟَّﺘِﻲ ﻫُﻮَ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺻَﻠَﺎﺓ ﺃُﺧْﺮَﻯ ﻋَﺎﻟﻤﺎ ﻋَﺎﻣِﺪًﺍ ﺑﻄﻠﺖ ﺻﻠَﺎﺗﻪ ﻭَﻟَﻮ ﻋﻘﺐ ﺍﻟﻨِّﻴَّﺔ ﺑِﻠَﻔْﻆ ﺇِﻥ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠﻪ ﺃَﻭ ﻧَﻮَﺍﻫَﺎ ﻭَﻗﺼﺪ ﺑﺬﻟﻚ ﺍﻟﺘَّﺒَﺮُّﻙ ﺃَﻭ ﺃَﻥ ﺍﻟْﻔِﻌْﻞ ﻭَﺍﻗﻊ ﺑِﺎﻟْﻤَﺸِﻴﺌَﺔِ ﻟﻢ ﻳﻀﺮ ﺃَﻭ ﺍﻟﺘَّﻌْﻠِﻴﻖ ﺃَﻭ ﻃﻠﻖ ﻟﻢ ﺗﺼﺢ ﺻﻠَﺎﺗﻪ ﻟﻠﻤﻨﺎﻓﺎﺓ ﻭَﻟَﻮ ﻗﻠﺐ ﻓﺮﺿﺎ ﻧﻔﻼ ﻣُﻄﻠﻘًﺎ ﻟﻴﺪﺭﻙ ﺟﻤَﺎﻋَﺔ ﻣَﺸْﺮُﻭﻋَﺔ ﻭَﻫُﻮَ ﻣُﻨْﻔَﺮﺩ ﻭَﻟﻢ ﻳﻌﻴﻦ ﻓَﺴﻠﻢ ﻣﻦ ﺭَﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ ﻟﻴﺪﺭﻛﻬﺎ ﺻَﺢَّ ﺫَﻟِﻚ

ﺃﻣﺎ ﻟَﻮ ﻗَﻠﺒﻬَﺎ ﻧﻔﻼ ﻣﻌﻴﻨﺎ ﻛﺮﻛﻌﺘﻲ ﺍﻟﻀُّﺤَﻰ ﻓَﻠَﺎ ﺗﺼﺢ ﺻﻠَﺎﺗﻪ ﻻﻓﺘﻘﺎﺭﻩ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺘَّﻌْﻴِﻴﻦ ﺃﻣﺎ ﺇِﺫﺍ ﻟﻢ ﺗﺸﺮﻉ ﺍﻟْﺠَﻤَﺎﻋَﺔ ﻛَﻤَﺎ ﻟَﻮ ﻛَﺎﻥَ ﻳُﺼَﻠِّﻲ ﺍﻟﻈّﻬْﺮ ﻓَﻮﺟﺪَ ﻣﻦ ﻳُﺼَﻠِّﻲ ﺍﻟْﻌَﺼْﺮ ﻓَﻠَﺎ ﻳﺠﻮﺯ ﺍﻟْﻘﻄﻊ ﻛَﻤَﺎ ﺫﻛﺮﻩ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﺠْﻤُﻮﻉ

Wallohu a’lam. Semoga bermanfaat.

[Nur Hamzah, New Byhaz Sagalana].

Sumber Baca Disini
Silahkan baca juga artikel terkait.

Pos terkait